Senin, Maret 01, 2010

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 25 Februari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Inteligence Unit

Indeks BISNIS-27 terkoreksi tipis 0,17% pada penutupan perdagangan Rabu pekan ini. Indeks ditutup di level 237,78 oleh tekanan koreksi harga saham pertambangan dan energi.

Tekanan indeks pada perdagangan kemarin terutama disebabkan sentimen negatif dari perkembangan data perekonomian negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Perancis. Dari AS, indeks kepercayaan konsumen AS berdasarkan Conference Board melemah menjadi 46,0 pada Februari, sekaligus merupakan level terendah sejak April 2009. Pada Januari kemarin, indeks kepercayaan konsumen AS berdasarkan conference board berada di level 56,5. Turunnya indeks kepercayaan konsumen AS tersebut disebabkan semakin pesimisnya warga AS dalam mencari pekerjaan.

Indeks DJIA ditutup melemah 0,97% diikuti oleh indeks Nikkei-225 yang terkoreksi sebesar 1,48%, indeks Hang Seng turun 0,75% dan indeks STi Singapura terkoreksi 0,73%.

Perancis membukukan pengeluaran rumah tangga yang melemah sebesar 2,7% pada Januari dibandingkan Desember 2009 yang disebabkan karena turunnya penjualan mobil.

Berita negatif dari AS dan Perancis serta indeks regional Asia Pasifik yang melemah memberikan sentimen negatif bagi investor di dalam negeri. Mereka berusaha melepas saham untuk mendapatkan dolar AS sebagai safe heaven bagi investasi mereka.

Harga minyak dunia bereaksi negatif terhadap perkembangan data ekonomi AS dan Perancis tersebut, harga minyak dunia bergerak melemah ke level US$78 per barel dari posisi sehari sebelumnya di level psikologis US$80 per barel

Dari dalam negeri, pandangan akhir Pansus Century yang banyak menyebut nama Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, menjadi perhatian pasar khususnya investor asing. Isu pencopotan Sri Mulyani menjadikan investor waspada dan mengambil posisi wait and see, terhadap kemungkinan reaksi negatif pasar bila benar Sri Mulyani dicopot dari jabatannya sekarang ini.

Saham-saham yang terkoreksi di antaranya saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar 1,26%, saham Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar 1,19%, saham International Nickel Indonesia Tbk (INCO) sebesar 1,94%.

Tidak ada komentar: