Selasa, Desember 09, 2008

BI Rate bantu penguatan bursa

Bursa saham bergerak melemah sepanjang pekan kemarin dengan koreksi IHSG sebesar 3,2%. Nilai ini terkoreksi 39,2 poin ditutup ke level 1.202,34 pada Jumat pekan lalu. Nilai transaksi harian rata-rata Rp1 triliun dan pelaku pasar cenderung menarik diri dari bursa serta wait and see terhadap perkembangan kondisi ekonomi global. Posisi ini membuat perdagangan lebih bersifat jangka pendek dan fluktuatif.

Aksi profit taking dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS mewarnai tekanan pada indeks awal pekan. Laju inflasi bulan November yang melambat sebesar 11,68% (y-o-y) dibandingkan Oktober yang sebesar 11,77% (y-o-y) tidak berhasil memberikan sentimen positif bagi indeks oleh karena rupiah masih bergerak melemah 3,1% ke level Rp12.480/US$ pada awal pekan.

Laba bersih Bumi Resources yang menyusut pada triwulan-III 2008 sebesar 39% menjadi $490,147 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu memicu koreksi saham BUMI dan mempengaruhi pergerakan indeks.

Dari eksternal bursa, meningkatnya jumlah pengangguran di AS dan harga minyak yang semakin melemah ke level US$43 per barel merefleksikan resesi global yang juga telah membayangi perekonomian Indonesia.

Ekspor non migas ke AS turun sebesar 33% dan ke China sebesar 37% pada bulan Oktober 2008. Bank Sentral Australia memangkas suku bunganya sebesar 100 bps menjadi 4,25%, yang merupakan nilai terendah dalam 6 tahun terakhir mengkonfirmasi pelambatan ekonomi di negara tersebut

Di tengah tekanan pada bursa, IHSG berhasil ditutup menguat pada penutupan perdagangan Kamis pekan lalu ditopang oleh keputusan Bank Indonesia yang memangkas BI rate sebesar 25 bps ke level 9,25%, yang merupakan pemangkasan pertama sejak Desember 2007. IHSG ditutup menguat 12,80 poin (1,07%) ke level 1.205,32.

Sektor perbankan mencatat penguatan signifikan 3,54% pada Kamis didorong oleh ekspektasi meningkatnya permintaan kredit perbankan dan daya beli masyarakat karena likuiditas yang lebih longgar.

Tidak ada komentar: