Rabu, Februari 27, 2008

Ulasan Pasar 27 Februari 2008

Indeks harga saham gabungan ditutup naik tipis pada penutupan perdagangan rabu ini sebesar 0,1% ke posisi 2. 740,14 ditopang oleh aksi beli selektif atas beberapa saham unggulan di bursa.

The Federal Reserve berpotensi memangkas kembali suku bunganya hingga ke level 2,5% akibat masih lemahnya sektor kredit perumahan AS, dan harga minyak yang bergerak naik hingga ke posisi $101 per barel. Kondisi tersebut menekan dolar AS atas beberapa mata uang dunia dan meningkatkan permintaan komoditas minyak dunia yang berimbas harga minyak di New York sempat menyentuh level $102,08 per barel.

Suku bunga The Fed yang akan dturunkan hingga 2,5% pada FOMC Maret mendatang akan membuat selisih dengan BI rate menjadi semakin besar. Membesarnya selisih tersebut juga berpeluang memperkuat nilai rupiah terhadap dolar AS yang kemarin sore pun telah menguat hingga di bawah level Rp9.100/US$. Arah penguatan ini memberikan optimisme tersendiri bagi pelaku pasar dalam negeri dan mendorong mereka memburu saham-saham unggulan secara selektif berdasarkan pertimbangan historical price dan perkembangan saham masing-masing emiten.

Saham pertambangan seperti BUMI dan DEWA mendongkrak IHSG sebesar 4,13% dan 1,3%. Saham BUMI bergerak naik 1,9% ke posisi Rp7.900 per lembar saham seiring harga minyak yang terus naik berpotensi meningkatkan permintaan alternative fuel seperti batubara. Saham DEWA bergerak naik 11% ke posisi Rp630 sakibat sentimen positif rencana perusahaan membeli sebuah perusahaan tambang milik Newmont Mining Corp.

Saham INDF ikut mendongkrak IHSG setelah harga gandum di bursa Chicago sempat turun 4,2% dan memberikan sentimen positif bagi penghematan biaya produksi Indofood. Saham INDF naik 3,% ke posisi Rp2.950 per lembar saham.

Kenaikan harga timah di bursa London sebesar 1% ikut memberikan sentimen positif bagi peningkatan penjualan PT Timah. Saham TINS ditutup naik 1% ke posisi Rp29.800 per lembar saham.

Sejumlah saham unggulan lainnya menekan IHSG hingga ditutup hanya naik tipis hari ini. Saham PTBA melanjutkan koreksinya setelah pada tanggal 22 Februari lalu mencoba menembus level resistance satu bulan yaitu Rp11.750 dan setelah mencapai posisi Rp11.850 saham PTBA bergerak turun hingga hari ini ditutup pada posisi Rp11.450. Begitu juga dengan saham AALI yang bergerak naik 18% ke posisi Rp34.000 tertinggi di dalam dua minggu terakhir seiring kenaikan harga CPO dunia, di penutupan hari ini melanjutkan koreksinya sejak hari senin ke posisi Rp32.350 per lembar saham.

Senin, Februari 25, 2008

Ulasan Pasar 25 Februari 2008

Indeks harga saham gabungan terus melanjutkan kenaikan sejak akhir pekan kemarin hingga ditutup pada level 2.751,86 di penutupan senin sore atau naik sebesar 0,4%.

Di tengah sentimen negatif kenaikan harga minyak yang menembus level $100 per barel yang berpotensi meningkatkan inflasi, pelaku pasar terus mencoba mendapatkan gain dari pergerakan harga-harga saham unggulan di BEI dengan memperhatikan pergerakan harga komoditas seperti CPO dan laporan keuangan emiten untuk tahun 2007.

Harga komodttas CPO di bursa Malaysia terus bergerak naik melanjutkan kenaikan dari pekan kemarin. Harga CPO per metrik ton telah menyentuh level $1,215 per metrik ton. Kenaikan ini seiring potensi naiknya permintaan biofuel sebagai akibat kenaikan harga minyak yang menembus level psikologis $100 per barel dan juga besarnya permintaan kebutuhan di China sebagai imbas dari badai salju yang menyerang China dan menghambat persediaan CPO di negeri itu. Bagi emiten CPO dalam negeri seperti Astra Agro Lestari dan London Sumatera, kenaikan harga komoditas tersebut akan berimbas positif bagi nilai penjualan keduanya. Harga saham AALI kemarin naik 4,9% ke posisi tertingginya Rp34.000 dan saham LSIP naik 5,3% ke posisi Rp12.900 per lembar saham.

Masih dari saham sektor agribisnis, saham Inti Kapuas Arowana naik 16% ke posisi Rp440 setelah perusahaan mengumumkan rencana ekspansi ke bisnis minyak sawit.

Dari sektor pertambangan, saham PT Timah, TINS, mencatat kenaikan 2,3% ke posisi Rp29.450 setelah pelaku pasar mendapat sentimen positif dari kenaikan harga timah bursa London sebesar 1,2% ke posisi $17.600 per metrik ton.

Laporan keuangan belum diaudit milik PT Semen Gresik untuk tahun 2007 yang mencatat laba bersih sebesar Rp1,7triliun memberikan sentimen positif bagi harga saham SMGR dengan kenaikan 1,8% ke posisi Rp5.550 per lembar saham.

Saham perbankan seperti Bank BCA dan BBRI bergerak naik tipis masing-masing 2,08% dan 0,67% dari sentimen positif potensi peningkatan pendapatan lain-lain kedua bank tersebut sebagai agen penjual ORI 004 yang akan diterbitkan awal Maret mendatang.

Sabtu, Februari 23, 2008

Ulasan Pasar 18-22 Februari 2008

Pergerakan indeks harga saham gabungan selama sepekan terakhir tercatat naik 2% daripada penutupan pekan sebelumnya dan ditutup pada level 2.741,18.

Di awal pekan, sentimen negatif dari koreksi proyeksi pemerintah atas pertumbuhan ekonomi Indonesia 2008 yang dipangkas 0,4% dari 6,8% menjadi 6,4% memberikan persepsi negatif di kalangan pelaku pasar atas kemungkinan melemahnya daya beli masyarakat pada tahun ini dibandingkan tahun lalu yang berarti juga menurunnya tingkat pendapatan emiten di BEI terutama yang secara langsung berkorelasi dengan kebutuhan masyarakat seperti otomotif dan barang keperluan rumah tangga. Saham Astra Internasional dan Unilever Indonesia memberikan tekanan sebesar 2,17% dan 2,15% pada IHSG. Proyeksi melemahnya daya beli masyarakat juga berpengaruh langsung terhadap penyaluran kredit perbankan terutama yang bergerak di sektor kredit masyarakat menengah ke bawah seperti Bank BRI yang ikut menekan IHSG sebesar 2,6% porsi indeks.

IHSG kembali bergerak positif pada perdagangan hari kedua pekan kemarin ditopang oleh sentimen positif perkembangan fundamental emiten unggulan seperti Astra Internasional yang langsung rebound dari penutupan sebelumnya ke posisi Rp 27.200 setelah PT Toyota Astra Motor mengeluarkan laporan penjualan domestik bulan Januari 2008 yang naik sebesar 54% (yoy). Komitmen Telekomunikasi Indonesia untuk memacu jumlah pelanggan seiring menurunnya tarif interkoneksi ikut mendongkrak IHSG dengan kenaikan 4,3% porsi indeks.

Di pertengahan pekan, harga minyak dunia kembali menembus level $100 per barel dan memberikan kepanikan sesaat kepada pelaku bursa regional termasuk di BEI yang pada akhirnya memberikan tekanan 0,8% pada penutupan IHSG. Selain itu, di tengah ancaman inflasi kenaikan harga minyak yang mengancam biaya produksi emiten, Bank Indonesia menambah kepanikan pelaku pasar dengan proyeksi BI rate akan sulit diturunkan sepanjang tahun ini dan bahkan berpotensi rebound bila inflasi dalam 11 bulan mendatang tidak dapat dijaga dari 4%.

Namun, kepanikan tersebut tidak berlangsung lama karena pelaku pasar segera mengambil sikap bertransaksi jangka pendek di tengah bayang-bayang pertumbuhan ekonomi yang melambat dan ancaman inflasi seiring naiknya harga minyak dan memburuknya cuaca akhir-akhir ini. Pelaku pasar terus mengejar gain dari saham-saham unggulan dengan mengandalkan sentimen-sentimen positif dari internal emiten seperti laporan keuangan 2007 dan harga komoditas seperti CPO, dan logam seperti emas yang dapat berimbas langsung pada pendapatan emiten perkebunan dan pertambangan seperti Astra Agro Lestari, London Sumatera, dan Aneka Tambang.

Selain itu ekspektasi kenaikan permintaan bahan bakar alternatif ikut mendongkrak IHSG dengan nainya harga saham PGAS, BUMI, dan PTBA hingga membawa IHSG ke posisi 2.741,18. Di akhir pekan kemarin, saham PGAS ditutup naik ke posisi Rp14.350, saham BUMI naik ke posisi Rp7.950, dan saham PTBA naik ke posisi Rp11.850 per lembar saham.

Selasa, Februari 05, 2008

Ulasan Pasar 5 Februari 2008

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan pada penutupan perdagangan hari ini, bergerak naik tipis sebesar 2.62 poin atau hanya naik 0,1% ke level 2.704,25.

Pelaku pasar cenderung menunggu keputusan Bank Indonesia untuk memutuskan level BI rate yang akan diumumkan esok. Meskipun begitu, pelaku pasar cenderung mengasumsikan level BI rate akan berada pada level 8% mengingat tingkat inflasi yang cukup tinggi di bulan Januari yakni sebesar 1,77% atau 7,36% (yoy). Pelaku pasar bergerak melepas saham-saham perbankan seperti Bank BRI dan Bank BCA karena menganggap perkembangan kredit konsumsi akan menghadapi masa agak sulit hingga akhir triwulan I/2008 ini karena tekanan inflasi yang besar dan perbankan diharapkan lebih mengedepankan efisiensi internal untuk dapat memberikan bunga kredit serendah mungkin kepada masyarakat dalam kondisi level BI rate yang tetap seperti 2 bulan lalu.

Saham BBRI terkoreksi 2,08% ke posisi Rp7.050 dan saham Bank BCA terkoreksi 0,69% ke posisi Rp3.575.

Indeks ikut terkoreksi oleh penurunan harga saham perkebunan CPO akibat sentimen negatif kebijakan pemerintah dalam hal pajak ekspor CPO untuk menjaga pasokan dalam negeri tetap terjaga dan menstabilkan harga di pasaran. Saham AALI turun 0,04% ke posisi Rp31.200, LSIP turun 2,7% ke posisi Rp12.700, dan UNSP turun 2,88% ke posisi Rp2.525 per lembar saham.

Tekanan pada IHSG hari ini berhasil ditahan oleh pergerakan harga saham pertambangan terutama dari emiten batubara. Saham BUMI naik 1,4% ke posisi Rp7.350, ITMG naik 4,3% ke posisi Rp28.150. Saham Bakrie & Brothers naik 16% ke posisi Rp365 setelah pasar mendapat sentimen positif dari rencana Grup Bakrie untuk membeli saham Bumi Resources 35%. Rencana tersebut juga berhasil mendongkrak harga saham BUMI kemarin.

Saham Telkom masih menjadi pendongkak utama pergerakan IHSG hari ini dengan kenaikan 3,1% ke posisi Rp10.000 per lembar saham dan porsi kepada indeks sebesar 8,62%. Rencana pemerintah dalam penurunan tarif intekoneksi akan mendongkrak pendapatan Telkom dan meningkatkan jumlah pelanggan terutama dari anak usahanya Telkomsel yang memiliki jaringan selular terluas se-Indonesia.

Senin, Februari 04, 2008

Ulasan Pasar 4 Februari 2008

Indeks Harga Saham Gabungan pada penutupan perdagangan hari Senin ini ditutup naik 2,1% atau 54,81 poin dari penutupan akhir pekan kemarin ke level 2.701,63.

Kenaikan 2,1% pada IHSG di penutupan perdagangan awal pekan ini ditopang oleh saham-saham dari sektor pertambangan seperti Bumi Resources dan PT Tambang Batubara Bukit Asam, serta sektor Telekomunikasi seperti Telkom dan Indosat. Di samping itu United Tractors sebagai salah satu anak usaha Astra Internasional yang baru saja mengakuisisi perusahaan operator pertambangan batubara di Kalimantan yaitu PT Tuah Turangga Agung senilai US$115,57juta ikut berkontribusi signifikan terhadap pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini.

Seiring harga komoditas batubara yang terus bergerak naik akibat kurangnya pasokan global batubara, menjadikan saham-saham emiten batubara semakin menarik untuk dikoleksi. Harga komoditas batubara di Australia’s Newcastle port yang dijadikan sebagai harga rujukan Asia naik 25% ke posisi $116,44 per metrik ton. Pergerakan ini memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar untuk memburu saham BUMI dan PTBA yang masing-masing ditutup pada level Rp7.250 dan Rp11.650 atau naik 9% dan 2,2% pada perdagangan hari ini.

Kenaikan harga saham Telkom dan Indosat dipicu oleh sentimen positif dari keputusan Pemerintah Indonesia yang akan mengurangi tarif interkoneksi hingga 40% yang mulai diberlakukan 1 April 2008. Harga saham TLKM naik 4,3% ke posisi Rp9.700 dan harga saham ISAT naik 2,8% ke posisi Rp7.300 per lembar saham.

Saham United Tractors, UNTR, ditutup naik 2,3% ke posisi Rp13.400 per lembar saham seiring sentimen positif keberhasilan United Tractors mengakuisisi PT Tuah Turangga Agung. Di sisi lain, saham induknya yaitu ASII, bergerak naik tipis 0,56% atau Rp150 ke posisi Rp26.950 meskipun batal membeli 80% saham Grup Gunung Bayan yang bergerak di bidang usaha batubara untuk memperluas usaha Astra Internasional di bidang pertambangan. Kegagalan Astra Internsional, tertutup oleh keberhasilan United Tractors atas akuisisi PT Tuah Turangga Agung.

Jumat, Februari 01, 2008

Ulasan Pasar 28Jan-1Feb 2008

Selama sepekan terakhir Indeks Harga Saham Gabungan bergerak dengan kenaikan tipis. Di akhir pekan ini, IHSG ditutup pada level 2.646,821 atau naik 1 % dari penutupan akhir pekan sebelumnya.

Di tengah lesunya sentimen dari dalam negeri, di awal pekan pelaku pasar cenderung wait and see terhadap perkembangan kebijakan suku bunga The Fed dan bursa regional. Selain itu, ancaman inflasi karena bergerak naiknya harga-harga kebutuhan pokok cukup memberikan kekhawatiran bagi perkembangan pendapatan emiten terutama dalam triwulan I/2008 seiring daya beli masyarakat yang berpotensi melemah.

Namun, ketika The Fed akhirnya memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin hingga ke level 3%. Pelaku pasar tidak serta merta menyambut dengan antusias keputusan tersebut. Pada hari kamis kemarin, IHSG hanya ditutup naik 0,7%. Pemangkasan The Fed sebanyak 125 basis poin dalam waktu kurang dari sebulan itu sangat kuat mengindikasikan bahwa ekonomi AS memang berada dalam kondisi bahaya resesi. Oleh karena itu, pelaku pasar di kawasan Asia Pasifik tetap bersikap hati-hati dan mencermati efek dari pemangkasan luar biasa ini dalam satu atau dua bulan ke depan. Pelaku pasar masih mengkhawatirkan keefektifan pemangkasan The Fed terhadap daya beli dan konsumsi publik AS yang tentunya menyangkut ekspor kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia ke AS.

Selain itu, pelaku pasar pun menyadari bahwa dampak pemangkasan suku bunga The Fed belum dapat dirasakan secara langsung pada perekonomian Indonesia secara signifikan, khususnya melalui pergerakan BI rate yang saat ini masih di level 8%. Inflasi akibat kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok untuk bulan Januari yang berada di level 1,77%, tertinggi dalam 4 tahun terakhir, sangat menekan Bank Indonesia untuk menjaga BI rate di level 8%. Inflasi year on year untuk bulan Januari sebesar 7,36%. Saham perbankan seperti BBRI terkoreksi 1,4% ke posisi Rp6.900 dan saham BDMN turun 2,7% ke posisi Rp7.000 per lembar saham.

Pada penutupan perdagangan Jumat ini, IHSG masih banyak ditopang oleh kenaikan harga-harga saham pertambangan dan perkebunan. Saham INCO naik 8,2% ke posisi Rp8.600, TINS naik 3,8% ke posisi Rp29.900, ANTM naik 9,1% ke posisi Rp3.900, dan BUMI naik 3,9% ke posisi Rp6.650. Dari sektor perkebunan, saham AALI naik 6,13% ke posisi Rp32.050.