Sabtu, Februari 23, 2008

Ulasan Pasar 18-22 Februari 2008

Pergerakan indeks harga saham gabungan selama sepekan terakhir tercatat naik 2% daripada penutupan pekan sebelumnya dan ditutup pada level 2.741,18.

Di awal pekan, sentimen negatif dari koreksi proyeksi pemerintah atas pertumbuhan ekonomi Indonesia 2008 yang dipangkas 0,4% dari 6,8% menjadi 6,4% memberikan persepsi negatif di kalangan pelaku pasar atas kemungkinan melemahnya daya beli masyarakat pada tahun ini dibandingkan tahun lalu yang berarti juga menurunnya tingkat pendapatan emiten di BEI terutama yang secara langsung berkorelasi dengan kebutuhan masyarakat seperti otomotif dan barang keperluan rumah tangga. Saham Astra Internasional dan Unilever Indonesia memberikan tekanan sebesar 2,17% dan 2,15% pada IHSG. Proyeksi melemahnya daya beli masyarakat juga berpengaruh langsung terhadap penyaluran kredit perbankan terutama yang bergerak di sektor kredit masyarakat menengah ke bawah seperti Bank BRI yang ikut menekan IHSG sebesar 2,6% porsi indeks.

IHSG kembali bergerak positif pada perdagangan hari kedua pekan kemarin ditopang oleh sentimen positif perkembangan fundamental emiten unggulan seperti Astra Internasional yang langsung rebound dari penutupan sebelumnya ke posisi Rp 27.200 setelah PT Toyota Astra Motor mengeluarkan laporan penjualan domestik bulan Januari 2008 yang naik sebesar 54% (yoy). Komitmen Telekomunikasi Indonesia untuk memacu jumlah pelanggan seiring menurunnya tarif interkoneksi ikut mendongkrak IHSG dengan kenaikan 4,3% porsi indeks.

Di pertengahan pekan, harga minyak dunia kembali menembus level $100 per barel dan memberikan kepanikan sesaat kepada pelaku bursa regional termasuk di BEI yang pada akhirnya memberikan tekanan 0,8% pada penutupan IHSG. Selain itu, di tengah ancaman inflasi kenaikan harga minyak yang mengancam biaya produksi emiten, Bank Indonesia menambah kepanikan pelaku pasar dengan proyeksi BI rate akan sulit diturunkan sepanjang tahun ini dan bahkan berpotensi rebound bila inflasi dalam 11 bulan mendatang tidak dapat dijaga dari 4%.

Namun, kepanikan tersebut tidak berlangsung lama karena pelaku pasar segera mengambil sikap bertransaksi jangka pendek di tengah bayang-bayang pertumbuhan ekonomi yang melambat dan ancaman inflasi seiring naiknya harga minyak dan memburuknya cuaca akhir-akhir ini. Pelaku pasar terus mengejar gain dari saham-saham unggulan dengan mengandalkan sentimen-sentimen positif dari internal emiten seperti laporan keuangan 2007 dan harga komoditas seperti CPO, dan logam seperti emas yang dapat berimbas langsung pada pendapatan emiten perkebunan dan pertambangan seperti Astra Agro Lestari, London Sumatera, dan Aneka Tambang.

Selain itu ekspektasi kenaikan permintaan bahan bakar alternatif ikut mendongkrak IHSG dengan nainya harga saham PGAS, BUMI, dan PTBA hingga membawa IHSG ke posisi 2.741,18. Di akhir pekan kemarin, saham PGAS ditutup naik ke posisi Rp14.350, saham BUMI naik ke posisi Rp7.950, dan saham PTBA naik ke posisi Rp11.850 per lembar saham.

Tidak ada komentar: