Senin, Oktober 13, 2008

Ulasan Pasar 7 Oktober 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham masih melanjutkan koreksinya di perdagangan hari kedua pekan ini. IHSG ditutup di level 1.619,72 melemah 29,02 poin (-1,8%) tertekan oleh koreksi sektor pertambangan dan sektor keuangan perbankan.

Sektor pertambangan masih menjadi penekan terbesar IHSG dengan koreksi sebesar 72,25 poin ditutup di level 1.353,00. Saham Adaro Energy (ADRO) sebagai emiten batu bara memimpin pelemahan sektor pertambangan oleh karena sentimen negatif dari pergerakan harga minyak dunia yang melemah dan sempat menyentuh level $87 per barel. Saham ADRO ditutup melemah Rp210 (-17%) ke level Rp1.000 diikuti oleh saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) yang tertekan sebesar Rp1.500 (-8,7%) ke level Rp15.800 dan saham Bayan Resources (BYAN) yang melemah Rp250 (-17,2%) ke level Rp1.200. Saham Medco Internasional (MEDC) tertekan Rp275 (-9,1%) ke level Rp2.725. Saham Bumi Resources ditutup tidak berubah dari posisi sehari sebelumnya yaitu Rp2.175 karena suspend oleh pihak bursa untuk mencegah aksi jual lebih lanjut yang dapat menekan IHSG lebih dalam lagi.

Sektor keuangan tertekan oleh koreksi saham-saham perbankan setelah Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bungan BI rate sebesar 25 bps ke level 9,5% mengikuti laju inflasi yang kembali meningkat menembus level 12% untuk bulan September 2008 (yoy) atau naik 0,97% dari bulan Agustus 2008 (mtm). Level BI rate yang kembali naik akan semakin memperbesar potensi NPL (non performing loan) perbankan dan di sisi lain, perbankan pun akan semakin sulit untuk meningkatkan pendapatan bunganya karena kemampuan pelunasan oleh debitor yang makin melemah. Dari sektor konsumsi, masyarakat akan berkurang daya belinya dan permintaan terhadap kredit konsumsi perbankan akibat makin tingginya bunga kredit. Saham Bank BRI (BBRI) melemah Rp150 (-3,03%) ke level Rp4.800, saham Lippo Bank (LPBN) tertekan Rp200 (-10,25%) ke level Rp1.750, dan saham Bank Danamon (BDMN) melemah Rp125 (-3%) ke level Rp4.750.

Mengikuti pelemahan di sektor perbankan, sektor aneka industri ikut melemah yang dipimpin oleh koreksi saham emiten otomotif Astra Internasional (ASII) sebesar Rp500 (-3,03%) ke level Rp16.500. Melemahnya daya dukung perbankan dalam menyalurkan kredit konsumsi bagi masyarakat akan berdampak melemahnya penjualan kendaraan.

Tidak ada komentar: