Senin, Juli 13, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 13 Juli 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 mengalami koreksi tipis dalam sepekan terakhir mengikuti pelemahan indeks regional Asia Pasifik, indeks Dow Jones (DJIA), dan juga koreksi harga minyak dunia. Indeks BISNIS-27 pada akhir pekan kemarin ditutup di level 184,45 atau terkoreksi 1,01% dalam sepekan.

Harga minyak dunia yang berada di kisaran US$60 per barel memberikan persepsi negatif terhadap perkembangan perekonomian global yang sedang berusaha bangkit dari krisis likuiditas. Turunnya harga minyak dipengaruhi oleh turunnya permintaan dunia khususnya AS sebagai akibat dari belum pulihnya daya beli.

Tekanan terhadap harga minyak dunia tersebut memberikan sentiment negatiif bagi indeks regional Asia Pasifik mengingat tujuan ekspor utama kawasan ini adalah ke AS dan eropa. Di dalam negeri, melemahnya harga minyak dunia menekan harga komoditas terutama saham-saham komoditas batubara, logam termasuk nikel yang merupakan bahan mentah indutri. Saham International Nickel (INCO) dalam sepekan turun 8,98%, saham Aneka Tambang (ANTM) turun 6,99%, saham Timah (TINS) turun 6,03%, saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun 5,58%.

Dari dalam negeri, ekspektasi pemilihan presiden yang akan berjalan lancar dan gambaran kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono yang telah muncul pada hari pelaksanaan pemilihan, memberikan ekspektasi kenaikan harga saham pada hari berikutnya ketika bursa dibuka kembali (9/7). Ekspektasi yang sama terhadap kenaikan harga saham tersebut menjadikan investor justru menahan pembelian. Di saat yang sama, indeks regional melemah, sehingga indeks BISNIS-27 kekurangan sentimen positif dari dalam negeri dan dari luar negeri mendapat sentimen negatif, berujung pada koreksi indeks.

Namun, beberapa saham khususnya perbankan dan juga saham otomotif atau saham-saham yang sangat sensitif dengan daya beli masyarakat bergerak positif selama sepekan terakhir. Saham Astra Internasional (ASII) naik 7,74%, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 3,03%, saham Bank Negara Indonesia (BBNI) naik 2,94%, saham Semen Gresik (SMGR) naik 1,98%, saham Bank Mandiri (BMRI) naik 1,54%, dan saham Bank Internasional Indonesia (BNII) naik 1,32%.

Rupiah yang menguat dalam sepekan terakhir 0,8% ke level Rp10.180/US$, laju inflasi yang cukup terjaga hingga Juni lalu yang sebesar 3,65% (yoy), dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) yang terus turun ke level 6,75% diharapkan dapat mendorong daya beli masyarakat dengan pemangkasan lebih lanjut terhadap suku bunga kredit perbankan.

Kabinet baru mendatang diharapkan dapat melanjutkan perbaikan ekonomi yang telah dilakukan selama ini dan pembangunan infrastruktur dapat dilanjutkan. Selain saham Semen Gresik yang bergerak positif, saham Jasa Marga (JSMR) juga bergerak naik sebesar 7,05% dalam sepekan terakhir.

Tidak ada komentar: