Senin, Juli 27, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 27 Juli 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 bergerak menguat selama sepekan kemarin, naik 3,9% dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan sebelumnya yang bertepatan dengan insiden bom di Mega Kuningan. Indeks BISNIS-27 pada penutupan akhir pekan kemarin ditutup di level 196,44.

Pergerakan indeks BISNIS-27 mengikuti aksi beli investor asing di Bursa Efek Indonesia yang membukukan total pembelian bersih selama sepekan sebesar Rp1,024 triliun. Tren pembelian bersih investor asing tersebut ditopang sentimen positif kinerja perekonomian negara-negara di kawasan Asia seperti China, Singapura, dan Korea Selatan yang berhasil mencatat pertumbuhan yang positif dalam kuartal II-2009. Kawasan Asia Pasifik terutama emerging market menjadi harapan utama investor untuk pulih lebih cepat dalam melewati krisis likuiditas.

Seiring dengan ekspektasi tersebut, nilai rupiah menguat sebagai dampak dari aliran masuk dolar AS ke dalam negeri. Nilai rupiah dalam sepekan menguat 1,6% ditutup di akhir pekan di level Rp10.025/US$, rupiah bahkan sempat menyentuh level Rp9.995/US$. Selain itu, pergerakan harga minyak dunia yang mencapai level US$67 per barel di akhir pekan atau naik 4,69% dalam sepekan, memberikan ekspektasi positif bagi kinerja perekonomian global yang diharapkan akan segera pulih. Tren pergerakan positif harga minyak dinilai sebagai indikator mulai membaiknya perekonomian global.

Penguatan indeks ditopang oleh saham-saham komoditas yang mendapat sentimen positif dari naiknya harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia mendongkrak beberapa harga komoditas seperti nikel yang naik 1,72% mencapai level US$16.349 per ton dan harga emas yang naik 1,6% ke level US$952 per ons.

Saham Aneka Tambang (ANTM) naik 10,53% dan saham International Nickel (INCO) naik 9,87%. Saham batu bara Indo Tambangraya Megah (ITMG) bahkan membukukant gain tertinggi dalam indeks BISNIS-27 sebesar 11,99% diikuti oleh saham Timah (TINS) yang membukukan gain sebesar 11,56% dalam sepekan.

Secara teknis, beberapa saham masih berpeluang naik dengan merujuk indikator RSI (Relative Strenght Index) yang masih menyisakan ruang untuk posisi beli. Di akhir pekan kemarin, indeks RSI untuk saham TINS berada di level 56,07, saham ANTM di level 56,26, dan saham INCO di level 56,34.

Namun, indeks RSI untuk saham ITMG telah mencapai 62,64 atau mendekati posisi jenuh beli (overbought) yaitu 70. Kondisi reversal (pembalikan arah) juga dialami oleh saham ITMG di akhir pekan kemarin yang ditutup di level Rp21.950 atau lebih rendah dari posisi pembukaan yaitu di level Rp22.000 per saham. Oleh karena itu, secara teknis, peluang profit taking bagi saham ITMG cukup terbuka lebar.

Tidak ada komentar: