Senin, Juli 06, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 6 Juli 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan pertama Juli ini, indeks BISNIS-27 kembali bergerak di teritori positif dengan kenaikan sebesar 1,94% ditutup pada akhir pekan kemarin di level 186,34. Kenaikan indeks tidak terlepas dari sentimen positif turunnya laju inflasi tahunan (yoy) untuk Juni dan juga level BI rate yang kembali dipangkas 25 bps ke level 6,75%.

Pada dua hari pertama pekan kemarin, indeks BISNIS-27 masih melanjutkan koreksi dari akhir pekan sebelumnya. Pada Senin indeks terkoreksi 0,43% dan Selasa indeks terkoreksi 0,86%. Pergerakan harga minyak dunia yang bergerak di atas US$ 70 per barel menjadi sentimen negatif indeks dan di saat yang sama investor mengambil posisi wait and see terhadap level inflasi Juni yang akan diumumkan Rabu (1/7). Harga minyak dunia melonjak ke level US$72 per barel akibat adanya serangan teroris di Nigeria.

Pergerakan indeks BISNIS-27 bergerak rebound pada penutupan Rabu setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan level inflasi Juni (yoy) yang ternyata cukup rendah yaitu 3,65% dibandingkan pada Mei sebelumnya (yoy) yang sebesar 6,04%. Investor menyambut baik posisi laju inflasi tersebut yang sekaligus memperlebar peluang turunnya suku bunga kredit perbankan dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Di sisi lain, harga minyak dunia kembali bergerak turun di bawah US$70 per barel tepatnya US$68 per barel, mengurangi potensi naiknya risiko pasar karena naiknya biaya produksi yang diakibatkan naiknya harga BBM atau imported inflation. Indeks berhasil menguat 1,98% pada Rabu.

Penguatan indeks berlanjut pada Kamis sebesar 0,45% seiring meningkatnya optimisme investor terhadap peluang BI rate yang semakin tinggi untuk dipangkas. Optimisme tersebut akhirnya berhasil dikonfirmasi pada Jumat setelah Bank Indonesia menurunkan level BI rate sebesar 25 bps ke level 6,75%.

Selama sepekan, indeks ditopang oleh saham-saham telekomunikasi dan sektor perbankan, selain karena sentimen positif laju inflasi yang rendah (yoy) dan pemangkasan level BI rate, saham-saham perbankan seperti saham Bank Central Asia dan Bank Rakyat Indonesia berada di areal beli dengan indeks RSI (Relative Strenght Index) di level 50,13 untuk BBCA dan 54,43 untuk BBRI pada Rabu. Selama sepekan kemarin, saham BBRI naik 2,13% dan BBCA naik 2,11%.

Laju inflasi yang rendah akan memperkuat daya beli masyarakat dan meningkatkan nilai saham. Saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan Indosat (ISAT) dalam sepekan bergerak naik 13,16% dan 10,55%. Inflasi yang semakin rendah akan memberikan sentimen positif bagi apresiasi rupiah, terutama terhadap dolar AS dan akan menghindarkan kedua emiten tersebut dari rugi kurs.

Tidak ada komentar: