Senin, Agustus 03, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 3 Agustus 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 selama sepekan terakhir Juli tumbuh signifikan sebesar 6,08% ditopang oleh pertumbuhan harga saham di sektor perbankan dan pertambangan. Indeks BISNIS-27 pada akhir pekan kemarin ditutup di level 208,38 sekaligus level tertinggi sejak diluncurkan 27 Januari lalu. Pada Jumat pekan sebelumnya (24/7), indeks BISNIS-27 ditutup di level 196,44.

Secara umum, faktor ekspektasi yang cukup tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester II/2009 menjadi sumber utama tren buliish indek BISNIS-27 sejak awal pekan kemarin. Tidak adanya sentimen negatif baru memberikan optimisme bagi pemerintah Indonesia untuk menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,3% pada 2009.

Kinerja bursa saham Indonesia yang secara umum diindikasikan dengan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), berhasil mencatat pertumbuhan terbaik ketiga di dunia yang memicu aliran dana asing semakin agresif mengalir ke Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan terakhir. Selain itu, kestabilan bursa saham usai pasca bom Mega Kuningan menambah daya tarik BEI sebagai emerging market yang potensial untuk berinvestasi.

Nilai pembelian bersih investor asing di BEI bergerak positif pada pekan kemarin dan mengkonfirmasi tingginya ekspektasi tersebut. Total beli bersih investor asing selama sepekan sebesar Rp3,8 triliun dan di akhir pekan masih menunjukkan nilai di atas Rp1 triliun. Selama Juli lalu, total nilai beli bersih investor asing sebesar Rp3,08 triliun disebabkan pada pekan pertama dan kedua Juli, investor asing masih membukukan posisi jual bersih.

Seiring dengan meningkatnya aksi beli investor asing, rupiah berhasil stabil berada di level Rp9.900/US$. Rupiah terapresiasi sebesar 0,3% dalam sepekan dan ditutup di level Rp9.928/US$ di akhir pekan. Berdasarkan data Bank Indonesia, tekanan dari pelunasan kewajiban utang luar negeri swasta 2009 akan berkurang dalam semester II yang disebabkan sebanyak 75% atau sekitar US$14,7 miliar telah dilunasi di semester I/2009. Oleh karena itu, tren apresiasi rupiah dalam semester kedua tahun ini diperkirakan akan berlanjut

Nilai rupiah yang menguat akan mengurangi potensi rugi kurs pada emiten dan berdampak positif bagi penurunan biaya impor. Lebih lanjut, apresiasi rupiah akan mengurangi risiko pasar seiring laju inflasi yang terkendali dan daya beli masyarakat yang meningkat.

Dari faktor fundamental emiten, kinerja positif selama semester I/2009 menjadi pemicu kenaikan harga saham. Laba bersih Bank Mandiri (BMRI) tumbuh sebesar 12,1% menjadi sebesar Rp2,92 triliun. Laba bersih United Tractors (UNTR) di semester I/2009 tumbuh 5,22% menjadi sebesar Rp1,87 triliun. Selama sepekan kemarin, saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik 20,73%, saham Bank Mandiri (BMRI) naik 14,38%, saham United Tractors (UNTR) naik 13,1%, saham PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik 11,93%.

Ekspektasi perbaikan perekonomian global di semester II/2009 mendorong investor untuk mengkoleksi saham-saham pertambangan terutama emiten batu bara sebagai produsen energi alternatif pengganti minyak. Aliran dolar AS ke emerging market membuat dolar AS terdepresiasi dan meningkatkan permintaan minyak dunia sebagai instrumen hedging.

Tidak ada komentar: