Senin, Maret 24, 2008

Bergerak fluktuatif, indeks terkoreksi tipis

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan dalam perdagangan selama tiga hari pekan kemarin bergerak fluktuatif dan terkoreksi 2,5% dibandingkan dengan penutupan pekan sebelumnya berada di posisi 2.323,57. Selama sepekan kemarin IHSG tertekan oleh sentimen negatif perkembangan indikator ekonomi global seperti dolar AS yang melemah terhadap beberapa mata uang kuat seperti euro dan yen. Selain itu, ancaman krisis likuiditas AS yang semakin mengkhawatirkan pelaku pasar seiring munculnya kerugian Bear Stern yang pada akhirnya dibeli oleh JP. Morgan seharga $2 per saham dari harga $30 per saham per 14 Maret lalu serta memaksa The Fed menurunkan tingkat bunga diskonto 25bps ke level 3,25% memberikan gambaran bahwa potensi kerugian subprime mortgage masih mengancam industri keuangan AS. Kondisi ini memaksa pemodal untuk menjauhi investasi di pasar uang negara tersebut dan memperlemah dolar AS terutama terhadap euro dan yen yang masing-masing menguat terhadap US$ ke posisi US$1,5903/euro dan Yen95,76/US$.

Aliran dana pemodal tersebut masuk ke bursa komoditas seiring tren harga komoditas yang bergerak naik seperti minyak dan emas. Harga minyak di perdagangan awal pekan kemarin telah menyentuh level $111 per barel dan emas telah mencapai harga $995 per ons. Beralihnya dana para hedge fund tersebut ke bursa komoditas memberikan dampak negatif pada bursa saham, khususnya regional Asia pasifik yang terkoreksi cukup dalam pada perdagangan awal pekan kemarin hingga terkoreksi rata-rata 3% termasuk bursa efek Indonesia. Pelaku pasar di BEI semakin panik dengan bursa regional yang terus terkoreksi dan margin call yang menghantui para investor seiring harga-harga saham yang berguguran karena dilepas oleh pemodal besar khususnya asing untuk masuk ke bursa komoditas. IHSG di awal pekan terkoreksi 2,98% atau turun sebesar 71,10 poin.

Di hari kedua perdagangan, IHSG rebound tertopang oleh aksi beli pelaku pasar yang memburu saham-saham unggulan yang telah murah seperti BUMI yang naik 5,4% ke posisi Rp5.850, saham AALI naik 5,2% ke posisi Rp24.300, saham PGAS naik 3,8% ke posisi Rp13.000, dan saham TLKM naik 1,6% ke posisi Rp9.400 per lembar saham.

Pada penutupan sesi pertama hari rabu IHSG telah menguat 40 poin seiring keputusan The Fed yang memangkas suku bunganya sebesar 75 bps ke level 2,25% dan sempat menguatkan rupiah ke posisi Rp9.180/US$. Namun, pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia mendapatkan perkembangan negatif dari Bank Indonesia mengenai komposisi kepemilikan asing di SBI yang menyusut 3% dari Rp48triliun menjadi Rp39triliun sejak awal maret 2008 hingga 14 maret 2008. Dana asing yang keluar dari SBI ini bergerak seiring tren harga bursa komoditas yang bergerak naik seperti minyak dan emas.

IHSG ditutup terkoreksi 0,7% pada penutupan rabu pekan kemarin karena pelaku pasar dalam negeri pada akhirnya mengambil posisi wait and see terhadap posisi asing di BEI setelah libur panjang dan menunggu perkembangan bursa global selama bursa BEI libur. Posisi tersebut sekaligus digunakan oleh pelaku pasar domestik untuk mencairkan dana mereka untuk keperluan liburan. Saham BUMI terkoreksi 5,13% ke level Rp5.550, INCO 3,42% ke level Rp7.050, ANTM 5,76% ke level Rp3.275, BBRI 2,68% ke level Rp5.450, SMGR 4,17% ke level Rp9.450, dan UNVR 1,44% terkoreksi ke level Rp6.850 per lembar saham.

Tidak ada komentar: