Senin, Maret 10, 2008

Indeks sepekan terkoreksi 2,4%

Indeks harga saham gabungan selama sepekan kemarin ditutup melemah 2,4% dibandingkan pada penutupan pekan sebelumnya berada pada level 2.656,46. Selama sepekan pasar bergolak cukup kuat terutama pada awal pekan.

Pergerakan bursa selama sepekan sangat dipengaruhi oleh bursa-bursa regional yang terkoreksi 2% hingga 4,5% akibat sentimen negatif dari dampak krisis subprime mortgage yang masih terus berlanjut seiring pengumuman kerugian oleh UBS AG. Pelaku pasar dilanda kepanikan setelah dua minggu tidak ada sentimen yang berhasil menggerakkan pasar dengan signifikan. Sinyal The Fed yang akan memangkas suku bunga hingga 50 basis poin untuk memperkuat likuiditas AS, menambah kekhawatiran mereka terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut dan kinerja ekspor regional Asia Pasifik ke AS. Seiring suku bunga The Fed yang semakin menurun membuat investasi di pasar uang AS menjadi semakin tidak menarik. Tidak menariknya pasar uang AS ikut memperlemah dolar AS atas beberapa mata uang kuat dunia salah satunya euro hingga ke posisi 1,5US$/euro. Dolar AS yang melemah pada akhirnya mendorong pengalihan hedge fund ke bursa komoditas lainnya seperti emas yang naik hingga $995 per ounce dan juga minyak.

Kenaikan harga minyak yang bergerak signifikan hingga menembus level $103 per barel ikut menambah kepanikan pelaku pasar. Namun, harga minyak yang terus bergerak naik membuat pelaku pasar cenderung semakin memilih komoditas ini bagi penempatan dana mereka untuk tujuan berjaga-jaga dan spekulatif. Kondisi tersebut berimbas tersedotnya dana di bursa saham dan mengakibatkan koreksi yang cukup dalam termasuk pada bursa Indonesia.

Sentimen negatif juga datang dari dalam negeri terutama kenaikan harga sejumlah bahan pokok seperti kedelai, minyak goreng, dan tepung terigu yang berpotensi melemahkan daya beli masyarakat. Saham perbankan seperti BBRI, BMRI, dan BBNI ikut terkena imbas koreksi seiring potensi melemahnya permintaan kredit konsumsi masyarakat. Saham BBRI turun hingga menyentuh level Rp6.800, BMRI ke level Rp3.125, dan BBNI ke level Rp1.580. Daya beli yang melemah juga akan berdampak negatif bagi penjualan otomotif. Saham ASII ikut melemah hingga ke level Rp26.200.

IHSG kembali naik atau rebound di hari rabu dan kamis ditopang oleh pergerakan harga saham pertambangan mengikuti sentimen positif kenaikan harga komoditas pertambangan di pasaran dunia. Komoditas batubara akan terus bergerak naik seiring kenaikan harga minyak yang terus berlanjut. Kondisi ini membuat pelaku pasar mengambil posisi beli terhadap saham BUMI hingga ditutup naik 2,9% ke posisi Rp7.000 per lembar saham. Saham ANTM naik seiring sentimen positif naiknya harga emas di bursa London ke posisi tertinggi yaitu $995,20 per ons.

Selain dari sektor pertambangan, kenaikan IHSG juga ditopang oleh saham Telkom yang juga menjadi penggerak utama indeks di penutupan akhir pekan kemarin. Saham TLKM telah jatuh 8,3% sejak akhir bulan lalu dan secara teknikal Relative Strenght Indeks menuju ke level 41,21 yang merupakan level terendah dalam sebulan terakhir. Posisi ini memperkuat status oversold bagi saham TLKM dan mendorong pelaku pasar untuk kembali memburu saham TLKM hingga penutupan kamis kemarin. Saham TLKM ditutup pada level Rp9.700 per lembar saham.

Tidak ada komentar: