Rabu, April 23, 2008

Aksi korporasi emiten tambang angkat indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan, indeks harga saham gabungan ditutup naik 1,97% ke posisi 2.349,27 dari posisi 2.303,93 pada akhir pekan sebelumnya. Kenaikan indeks ini didominasi oleh rencana aksi korporasi emiten dari sektor pertambangan dan perbankan.

Harga minyak dunia yang terus bergerak naik hingga menyentuh level $115 per barel sering nilai dolar yang terus melemah terhadap euro dari level $1,5832/euro menjadi $1,5913/euro mempengaruhi kenaikan harga saham pertambangan terutama harga saham emten energi allternatif seperti BUMI dan ITMG sebagai emiten batubara. Rencana pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM industri rata-rata 2% yang akan diputuskan bulan Juli mendatang, memberikan sentimen positif akan meningkatnya penggunaan batubara dalam negeri untuk industri. Beberapa proyek PLN seperti proyek 10.000 Megawatt di Rembang dan proyek pembangkit di Labuan, Banten, ikut meningkatkan daya tarik saham batubara. Selama sepekan kemarin, saham BUMI ditutup naik 13,68% ke posisi Rp6.650, dan ITMG naik 2,58% ke posisi Rp23.900 per lembar saham.

Pelaku pasar juga merespon positif rencana Bumi Resources untuk ikut serta dalam pengelolaan tambang emas dan perak milik Oxiana Ltd. di Martabe, Sumatera Utara, dan kenaikan target penjualan Bumi Resources tahun ini sebesar 98% dengan harga jual batubara menjadi $70 per barrel. Rencana aksi korporasi Indo Tambang Raya untuk mengakuisisi tambang batubara di Kalimantan Timur senilai $50 juta untuk mencapai target pendapatan Rp10,76 triliun tahun ini turut memberikan sentimen positif bagi saham ITMG.

Rencana Aneka Tambang untuk mengakuisisi 5% saham Oxiana Ltd di Martabe, Sumatera Utara telah menggerakkan harga saham ANTM dalam sepekan ini naik sebesar 13,6% ke posisi Rp3.550 per lembar saham. Begitu juga dengan saham Medco Internasional yang bergerak naik 15,56% ke posisi Rp3.900 selama sepekan terdongkrak oleh keberhasilan Medco menandatangani kontrak penjualan gas alam senilai US$866 juta ke PT Pupuk Sriwijaya dan sentimen positif harga minyak dunia yang bergerak naik ke level $115 per barel. Kenaikan harga MEDC juga ditopang rencana buyback saham Medco sebanyak 3,29% dari total seluruh saham yang beredar.

Penopang indeks dari sektor perbankan, saham Bank BCA ditutup naik 12,07% dan saham Bank BRI naik 3,31% dalam sepekan. Kenaikan ini merespon aturan baru dari Bank Indonesia yang meningkatkan batas maksimum penyaluran kredit perbankan dari maksimum 20% menjadi 30% bagi kelompok emiten yang salah satu anggotanya memiliki saham beredar minimal 40%. Selain itu, keikutsertaan kedua bank tersebut dalam sindikasi pembiayaan proyek PLN di Rembang dan Labuan ikut memberikan sentimen positif bagi harga saham keduanya. Di akhir pekan kemarin, Saham BBCA ditutup pada posisi Rp3.250 dan saham BBRI ditutup pada posisi Rp6.250 per lembar saham.

Dari sektor telekomunikasi, rencana buyback saham Telkom senilai US$500 juta atau setara dengan Rp4,6 triliun ikut mendongkrak harga saham TLKM ke level Rp9.200 pada 17 April, namun gain tersebut segera direalisasikan oleh pelaku pasar akhir pekan kemarin ke level Rp9.100 per lembar saham.

Transaksi tutup sendiri (crossing) oleh Bakrie&Brothers, emiten sektor jasa dan investasi, terhadap saham BUMI, ELTY, dan ENRG yang masih dimiliki oleh keluarga Bakrie ikut mendongkrak IHSG pada penutupan hari rabu. Saham BUMI naik 7,76%, ENRG 4,90% dan ELTY 4,82%. Di akhir pekan kemarin, saham BNBR ditutup ke level Rp510 naik 2% dibandingkan akhir pekan sebelumnya.

Tidak ada komentar: