Minggu, April 06, 2008

Indeks lanjutkan tren penurunan

Ulasan Pasar 3 April 2008
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Indeks harga saham gabungan ditutup melanjutkan bearish sejak awal pekan ini hingga ke level 2.237,97 turun 4,45% atau 104,22 poin. Penurunan yang signfikan ini merupakan kelanjutan dari sentimen negatif laju inflasi maret yang sangat tinggi yaitu 8,17% (yoy) dan 0,95% dari bulan sebelumnya.

Pelaku pasar sangat mengkhawatirkan perkembangan perekonomian Indonesia dalam 9 bulan ke depan terhitung bulan april ini. Laju inflasi year-to-year telah melewati level tertinggi pemerintah yang sebesar 6,5%. Pelaku pasar sangat pesimistis dengan prospek bursa efek indonesia terutama pertumbuhan saham-saham unggulan seperti Astra internasional. Saham Astra Internasional telah turun lebih dari 20% sejak awal pekan ini dan kemarin ditutup pada level Rp19.800. Pelaku pasar pun cenderung pesimis dengan pertumbuhan saham ASII, sehingga mereka memilih untuk merealisasikan gain yang telah dibentuk sebesar 57% sejak awal September 2007 hingga Maret 2008.

Pelaku pasar sudah tentu mengkhawatirkan perkembangan daya beli masyarakat dalam situasi inflasi yang melejit oleh kenaikan harga bahan pokok. Mereka akan lebih memprioritaskan kebutuhan primernya dan mengesampingkan belanja untuk kebutuhan kendaraan.

Dari sektor perbankan, laju inflasi juga sangat mengancam permintaan masyarakat terhadap kredit konsumsi dan pendapatan bunga serta berpotensi meningkatkan NPL perbankan. Saham BBRI dan BMRI kemarin ditutup terkoreksi 5% ke posisi Rp5.650 dan 4% ke posisi Rp3.025.

Dari sektor telekomunikasi, saham TLKM ikut menekan IHSG dengan penurunan harga sebesar 3% ke posisi Rp9.700 pada penutupan kemarin. Pelaku pasar mendapatkan sentimen negatif dari skema tarif baru Telkomsel, anak perusahaan Telkom, yang mulai berlaku 1 april khususnya yang menyangkut tarif promo per detik. Tarif tersebut dirasakan lebih mahal dibandingkan sebelumnya. Sebagai gambaran untuk melakukan panggilan ke sesama Telkomsel memerlukan biaya Rp19.440 untuk waktu 60 menit, sedangkan sebelum tanggal 1 April hanya memerlukan biaya Rp3.270. Hal ini cukup mengecewakan pelanggan Telkomsel khususnya kartu prabayar Simpati. Daya beli masyarakat yang menurun juga berpotensi memberikan dampak negatif bagi pendapatan Telkomsel.

Tidak ada komentar: