Selasa, Februari 24, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 23 Februari 2009

Ulasan Indeks Bisnis-27

Pada pekan ketiga Februari, indeks Bisnis-27 mengalami tekanan jual cukup signifikan sebesar 5,44 poin (-4,51%) ditutup pada Jumat kemarin di level 115,08. Depresiasi rupiah terhadap dolar AS sebesar 2% dalam sepekan, koreksi harga CPO di pasaran internasional, dan proses tender offer saham Indosat (ISAT) yang selesai pada 18 Februari 2009 menjadi faktor penekan indeks Bisnis-27.

Selama sepekan, saham Bank Danamon (BDMN) membukukan gain tertinggi sebesar 19,1% diikuti oleh saham Bank Mandiri (BMRI) sebesar 1,72%. Rencana right issue Rp4 triliun saham Bank Danamon untuk memperkuat permodalannya memberikan sentimen positif bagi pergerakan saham BDMN. Selain rencana right issue, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), dengan pemegang saham mayoritas yaitu PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) sebesar 75%, membukukan laba bersih sebesar Rp1,02 triliun pada tahun 2008 atau tumbuh sebesar 82,3% dari laba bersih 2007 yang sebesar Rp559 miliar.

Saham Indosat (ISAT) membukukan loss terbesar yaitu 25% dipicu oleh sulitnya investor menjual saham ISAT setelah tender offer dari Qatar Telecom selesai pada 18 Februari. Investor menjual murah sisa saham ISAT untuk mendapatkan likuiditas.

Selain saham ISAT, saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) membukukan loss sebesar -10% dalam sepekan terakhir diikuti oleh saham Internasional Nickel Indonesia (INCO) sebesar -9,68%, United Tractors (UNTR) sebesar -8,7%, London Sumatera Plantations (LSIP) sebesar -7,75%, Bank Central Asia (BBCA) turun sebesar -7,55%, Bank Pan Indonesia (PNBN) -6,25%, Adaro Energy (ADRO) -5,95%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) -5,08%, Indo Tambangraya Megah (ITMG) -4,5%, Semen Gresik (SMGR) -2,08%, dan Astra Agro Lestari (AALI) -1,63%. Depresiasi rupiah terhadap dolar AS ke level Rp12.100/US$ menjadi faktor koreksi jangka pendek saham-saham perbankan.

Faktor pelemahan harga minyak yang berada di bawah level US$40 per barel memberikan sentimen negatif bagi saham-saham komoditas alternatif minyak seperti batubara dan CPO. Harga minyak dalam dua pekan terakhir telah tertekan 15,4% ke level terendahnya US$33,98 per barel pada 12 Februari. Meski sempat melonjak tajam ke level US$39,48 per barel Kamis kemarin, tetapi kenaikan tersebut tidak bertahan lama karena kembali terkoreksi ke level US$38,75 per barel pada akhir pekan kemarin.

Harga CPO di bursa Malaysia bergerak bearish dan membukukan koreksi sebesar -8% dalam sepekan terakhir ke level US$497,42 per ton.

Melemahnya harga minyak yang menjadi indikasi belum adanya signal perbaikan dalam krisis ekonomi global, membuat investor cenderung merealisasikan gain jangka pendek dan berposisi wait and see terhadap gejolak bursa baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, Pemerintah Indonesia kembali mengoreksi target pertumbuhan ekonomi tahun 2009 dari 4,7% menjadi 4,5% seiring potensi penurunan penerimaan negara yang cukup dalam sebagai imbas krisis ekonomi global.

Aksi beli diperkirakan akan kembali mewarnai bursa pada pekan terakhir Februari ini terhadap saham-saham indeks Bisnis-27 yang telah terkoreksi signifikan pada pekan kemarin.

Ulasan IHSG

Selama sepekan terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak melemah sebesar -3,1% ditutup di level 1.296,94 pada Jumat kemarin. Depresiasi rupiah terhadap dolar AS ke level Rp12.100/US$ akhir pekan kemarin, harga minyak dunia yang masih melemah dan aksi jual murah sisa saham Indosat di bursa menjadi faktor penekan IHSG. Saham Indosat turun -25% dalam sepekan ditutup di level Rp4.350.

Sektor infrastruktur turun -6,2%, agrikultur turun -4,43%, pertambangan turun -3,01%, industri dasar dan kimia turun -2,87%, perdagangan dan jasa turun -2,73%, keuangan turun -2,39%, manufaktur turun -1,26%, aneka industri turun -0,57%, konsumsi turun -0,51%, dan sektor properti turun -0,2%.

Harga minyak yang berada di bawah level US$40 per barel memberikan sentimen negatif bagi saham-saham komoditas alternatif minyak seperti batubara dan CPO. Dalam dua pekan terakhir harga minyak telah tertekan 15,4% ke level terendahnya US$33,98 per barel pada 12 Februari. Meski sempat melonjak tajam ke level US$39,48 per barel Kamis kemarin, tetapi kenaikan tersebut tidak bertahan lama karena akhir pekan kemarin kembali terkoreksi ke level US$38,75 per barel

Harga CPO di bursa Malaysia bergerak bearish dan membukukan koreksi sebesar -8% dalam sepekan terakhir ke level US$497,42 per ton.

Melemahnya harga minyak yang menjadi indikasi belum adanya signal perbaikan dalam krisis ekonomi global dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS membuat investor cenderung merealisasikan gain jangka pendek dan mengambil posisi wait and see terhadap gejolak bursa.

Rabu, Februari 18, 2009

Ulasan Pasar edisi 18 Februari 2009

Ulasan Indeks Bisnis-27

Di hari kedua pekan ini indeks Bisnis-27 terkoreksi signifikan mengikuti pelemahan bursa regional. Indeks bursa regional bergerak melemah setelah perekonomian Jepang melemah 3,3% dalam 35 tahun terakhir. Indeks Nikkei turun 104,66 poin (-1,35%), %), indeks STI Singapura turun 42,78 poin (-2,55%), indeks Shanghai turun 69,95 poin (-2,93), indeks Hang Seng turun 510,48 poin (-3,79%), dan indeks Kospi turun 48,28 poin (-4,11%).

Pergerakan rupiah terhadap dolar AS ikut terimbas oleh gejolak bursa regional dan memicu aksi jual khususnya investor asing di Bursa Efek Indonesia. Investor asing membukukan nilai jual sebesar Rp40 miliar. Rupiah terdepresiasi ke level Rp12.040/US$, melemah 2,03% atau terbesar sejak awal Februari ini. Indeks Bisnis-27 ditutup melemah 2,72 poin (-2,26%) ke level 117,89.

Pemerintah Indonesia kembali mengoreksi target pertumbuhan ekonomi tahun 2009 dari 4,7% menjadi 4,5% seiring potensi penurunan penerimaan negara yang cukup dalam imbas krisis ekonomi global.

Dari 27 saham indeks Bisnis-27, hanya saham Indosat (ISAT) dan Astra Agro Lestari (AALI) yang mencatat gain hingga penutupan Selasa kemarin. Saham ISAT ditutup naik 0,88% dan AALI naik 0,41%. Sedangkan 3 saham tercatat tidak berubah dari level sehari sebelumnya yaitu Lippo Karawaci (LPKR) di level Rp830, Jasa Marga (JSMR) di level Rp940, dan Bank CIMB-Niaga (BNGA) di level Rp415.

Aksi profit taking jangka pendek terjadi untuk mengantisipasi koreksi bursa lebih lanjut. Saham Indah Kiat Pulp & Papers (INKP) terkoreksi -6,25% sekaligus menjadi pencetak loss terbesar Selasa kemarin. Saham INKP telah menyentuh level overbought di level 69 dalam indikator RSI (Relative Strenght Index) pada awal pekan ini. Investor melepas saham INKP oleh faktor jenuh beli tersebut dan merealisasikan gain INKP untuk mengamankan likuiditas serta mengambil posisi wait and see terhadap gejolak pasar.

Selain INKP, saham Bank BCA (BBCA) terkoreksi -5,61%, saham Bank Internasional Indonesia (BNII) terkoreksi -4,84%, saham Adaro Energy (ADRO) turun -3,61%, Indocement Tunggal Perkasa (INTP) turun -3,39%, PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) turun -3,23%, Medco Energi Internasional (MEDC) turun -2,92%, Astra Internasional (ASII) turun -2,7%, Bank BNI (BBNI) turun -2,7%, dan United Tractors (UNTR) turun -2,54%.

Faktor depresiasi rupiah sebesar 2,03% dalam sehari kemarin terhadap dolar AS menjadi faktor utama penekan saham-saham perbankan. Aksi profit taking untuk gain sejak akhir pekan kemarin ikut mewarnai koreksi saham-saham perbankan dengan mempertimbangkan faktor CAR (Capital Adequacy Ratio) bank umum untuk tahun 2008 yang terendah sejak 2003 yaitu 16,76% dan CAR bank BUMN untuk tahun 2008 yaitu 14,31%. Selain CAR, kenaikan biaya operasional perbankan per Desember 2008 sebesar 25,7% oleh meningkatnya biaya pencadangan untuk mengendalikan potensi NPL (non performing loan) menjadi faktor penekan tambahan bagi saham-saham perbankan.


Ulasan IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa kemarin terkoreksi sebesar 23,96 poin (-1,79%) terimbas oleh pelemahan indeks regional. Indeks Nikkei turun 104,66 poin (-1,35%), %), indeks STI Singapura turun 42,78 poin (-2,55%), indeks Shanghai turun 69,95 poin (-2,93), indeks Hang Seng turun 510,48 poin (-3,79%), dan indeks Kospi turun 48,28 poin (-4,11%).

Seluruh sektor mengalami pelemahan. Sektor industri dasar mengalami koreksi tertinggi sebesar -2,92%, sektor keuangan -2,42%, sektor pertambangan -2,28%, sektor aneka industri -1,99%, sektor infrastruktur -1,79%, sektor manufaktur -1,56%, sektor perdagangan dan jasa -0,92%, sektor property -0,48%, dan sektor barang konsumsi -0,31%.

Pergerakan rupiah terhadap dolar AS ikut terimbas oleh gejolak bursa regional dan memicu aksi jual pada Bursa Efek Indonesia. Rupiah terdepresiasi ke level Rp12.040/US$, melemah 2,03%. Selain itu, pemerintah kembali mengoreksi target pertumbuhan ekonomi di 2009 dari 4,7% menjadi 4,5% seiring potensi penurunan penerimaan negara yang cukup dalam akibat imbas krisis ekonomi global yang terjadi

Selasa, Februari 17, 2009

Ulasan Pasar edisi 17 Februari 2009

Ulasan indeks Bisnis-27

Di awal pekan ini indeks Bisnis-27 ditutup menguat 0,09 poin (0,08%) ke level 120,61 ditopang oleh aksi beli selektif (selective buying) saham-saham yang telah terkoreksi signifikan dalam sepekan terakhir.

Saham Indah Kiat Pulp & Papers (INKP) mencetak gain tertinggi pada perdagangan Senin kemarin yaitu sebesar 4,35% diikuti oleh saham Bank Danamon (BDMN) sebesar 3,37%. Saham United Tractors (UNTR) naik 2,61%, ASII naik 1,37%, Bank BRI (BBRI) naik 1,13%, dan Bank BCA (BBCA) naik 0,94%.

Saham INKP melanjutkan kenaikan setelah sepekan kemarin mencetak gain 4,55%. Secara teknis indikator Bollinger saham INKP bergerak melewati upper band yang membuka rebound lanjutan dalam pekan ini. Saham INKP ditutup di level Rp960. Saham UNTR mengalami kondisi yang sama dengan INKP melanjutkan gain sepekan kemarin yang sebesar 12,75% atau terbesar di antara 27 saham indeks Bisnis-27. Faktor teknis masih mewarnai bullish UNTR di awal pekan ini. Saham United Tractors (UNTR) pada Senin lalu membentuk bottom triangle yang membuka signal bullish ke level Rp7.722 – Rp 8.312,55 dalam enam minggu mendatang.

Aksi beli jangka pendek karena faktor oversold mendongkrak saham-saham perbankan dan saham ASII pada perdagangan Senin kemarin. Saham BDMN naik Rp75 (3,37%) ke Rp2.300, saham BBRI naik Rp50 (1,13%) ke Rp4.475, dan saham BBCA naik Rp25 (0,94%) ke Rp2.675. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), dengan pemegang saham mayoritas yaitu PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) sebesar 75%, membukukan laba bersih sebesar Rp1,02 triliun pada tahun 2008 atau tumbuh sebesar 82,3% dari laba bersih 2007 yang sebesar Rp559 miliar.

Saham ASII naik Rp150 (1,37%) ke Rp11.100. Dalam sepekan kemarin, saham ASII telah terkoreksi -7,98% oleh faktor depresiasi rupiah terhadap dolar AS sebesar 4,3% sejak akhir Januari lalu dan sentimen negatif penjualan pasar mobil domestik pada Januari 2009 yang turun 23,3% dibandingkan Januari 2008 dari 41.378 unit ke level 31.725 unit.

Saham London Sumatera Plantations (LSIP) dan Astra Agro Lestari (AALI) yang membukukan gain 2,9% dan 1,65% dalam sepekan kemarin, di awal pekan ini terkoreksi oleh profit taking jangka pendek yang turut ditekan oleh sentimen negatif oleh koreksi harga CPO di Malaysia sebesar -1,8% ke level US$541 per ton. Saham LSIP Senin kemarin turun Rp75 (-2,11%) ke Rp3.475 dan saham AALI turun Rp150 (-1,22%) ke Rp12.150.


Ulasan IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diawal pekan ini bergerak naik tipis 3,26 poin (0,24%) ke level 1.342,00 ditopang oleh sektor industri dasar, perdagangan dan Jasa, dan sektor aneka industri.

Sektor industri dasar naik 1,73% diikuti oleh sektor perdagangan dan Jasa yang naik 1,26%. Sektor aneka industri naik 0,87%, sektor keuangan naik 0,68%. Sedangkan sektor agrikultur menjadi penekan utama kenaikan IHSG kemarin dengan koreksi -1,68% diikuti oleh sektor pertambangan sebesar -0,52%.

Saham INKP melanjutkan kenaikan setelah sepekan kemarin mencetak gain 4,55%, secara teknis indikator Bollinger saham INKP bergerak melewati upper band yang membuka rebound lanjutan dalam pekan ini. Saham INKP ditutup di level Rp960.

Aksi beli jangka pendek karena faktor oversold mendongkrak saham ASII dan saham-saham perbankan pada perdagangan Senin kemarin. Saham ASII naik Rp150 (+1,37%) ke Rp11.100, saham BDMN naik Rp75 (3,37%) ke Rp2.300, saham BBRI naik Rp50 (1,13%) ke Rp4.475, dan saham BBCA naik Rp25 (0,94%) ke Rp2.675.

Dari sektor keuangan, selain karena aksi beli oleh oversold saham perbankan, saham ADMF kemarin naik drastis sebesar Rp290 (+16,2%) ke level Rp2.080. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,02 triliun pada tahun 2008 atau tumbuh sebesar 82,3% dari laba bersih 2007 yang sebesar Rp559 miliar.

Saham London Sumatera Plantations (LSIP) dan Astra Agro Lestari (AALI) yang membukukan gain 2,9% dan 1,65% dalam sepekan kemarin, di awal pekan ini terkoreksi oleh profit taking jangka pendek yang turut ditekan oleh sentimen negatif oleh koreksi harga CPO di Malaysia sebesar -1,8% ke level US$541 per ton. Saham LSIP Senin kemarin turun Rp75 (-2,11%) ke Rp3.475 dan saham AALI turun Rp150 (-1,22%) ke Rp12.150.

Senin, Februari 16, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 16 Februari 2009

Ulasan indeks Bisnis-27

Sepanjang pekan kemarin indeks Bisnis-27 bergerak melemah sebesar 2,03 poin (-1,65%) tertekan koreksi saham-saham perbankan dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Indeks Bisnis-27 ditutup melemah ke level 120,52. Pada perdagangan Jumat, indeks Bisnis-27 mencatat kenaikan sebesar 1,31 poin (+1,1%) sebagai lanjutan rebound sejak Kamis sebelumnya yang ditopang aksi beli terbatas (buy on weaknesses) saham-saham perbankan yang telah oversold sejak awal pekan hingga Rabu dengan tetap memperhatikan fluktuasi rupiah terhadap dolar AS.

Saham United Tractors (UNTR) menjadi saham pencetak gain terbesar dari 27 saham indeks Bisnis-27 dalam sepekan terakhir dengan kenaikan harga sebesar 12,75% diikuti oleh saham Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) sebesar 4,55% dan saham Aneka Tambang (ANTM) sebesar 3,6%. Saham perkebunan seperti London Sumatera Plantations (LSIP) dan Astra Agro Lestari (AALI) masing-masing membukukan gain sebesar 2,9% dan 1,65%. Saham indutri dasar seperti Semen Gresik (SMGR) naik 2,86% dan saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik 1,56%.

Faktor teknikal mendominasi kenaikan harga saham-saham indeks Bisnis-27. Saham LSIP bergerak naik mengkonfirmasi signal bullish yang dibentuk pada Selasa seiring indikator MACD yang mulai bergerak di atas nol atau memasuki areal positif. Indikator Bollinger bergerak di sekitar upper band yang membuka peluang gain hingga akhir pekan. Kondisi yang sama terjadi pada saham AALI, indikator MACD saham AALI telah membuka peluang penguatan sejak awal pekan dengan memasuki areal positif atau mulai bergerak di atas nol. Pergerakan rally harga CPO di bursa Malaysia sejak akhir Januari 2009 hingga pekan pertama Februari sebesar 7,7% menjadi faktor katalis kenaikan saham AALI. Saham United Tractors (UNTR) di awal pekan membentuk bottom triangle yang membuka signal bullish ke level Rp7.722 – Rp 8.312,55 dalam dua bulan ke depan.

Saham Semen Gresik mendapat sentimen positif dari rencana Pemerintah yang akan menggiatkan belanja di sektor infrastruktur dalam lima tahun mendatang untuk perbaikan sektor riil dengan kebutuhan dana Rp1.429 triliun.

Saham-saham perbankan mewarnai koreksi indeks Bisnis-27 sejak perdagangan Senin yang membawa posisi beli menjelang akhir pekan. Saham Bank Pan Indonesia (PNBN) mencatat loss terbesar sepanjang pekan kemarin yaitu -9,43% diikuti oleh saham Bank Internasional Indonesia (BNII) sebesar -8,96%. Saham Bank Central Asia (BBCA) terkoreksi sebesar -4,5%, saham Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar -3,9%, dan Bank Mandiri (BMRI) sebesar -3,33%. Indikator indeks RSI (Relative Strenght Index) saham BBCA bahkan menyentuh level 33 pada Rabu atau terendah sejak 29 Oktober 2008, yang mengindikasikan kondisi sangat jenuh jual atau oversold bagi saham BBCA.

Rasio kecukupan modal bank atau CAR (Capital Adequacy Ratio) bank umum untuk tahun 2008 menyentuh level terendah yaitu 16,76% atau terendah sejak tahun 2003. Begitu juga dengan CAR bank BUMN untuk tahun 2008 yang berada di level terendahnya sejak tahun 2003 yaitu 14,31%. Biaya operasional perbankan per Desember 2008 terindikasi naik 25,7% menjadi Rp232,17 triliun karena meningkatnya biaya pencadangan untuk mengendalikan potensi NPL (non performing loan). Porsi dana mahal pihak ketiga khususnya dalam bentuk deposito sepanjang tahun 2008 meningkat menjadi 47,04% dari total dana pihak ketiga perbankan, dibandingkan dengan porsi deposito tahun 2007 yang sebesar 44,13%.

Saham Astra Internasional tertekan oleh depresiasi rupiah terhadap dolar AS sebesar 4,3% sejak akhir Januari lalu hingga pekan kedua Februari yang berpotensi meningkatkan harga jual mobil CBU (Completely Built Up) dan suku cadang. Selain itu, data penjualan pasar mobil domestik pada Januari 2009 yang turun 23,3% dibandingkan Januari 2008 dari 41.378 unit ke level 31.725 unit turut menjadi faktor penekan saham ASII sebesar -7,98% dalam sepekan kemarin ditutup ke level Rp10.950.


Ulasan IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang pekan kemarin bergerak melemah sebesar 11,9 poin (-0,88%) ke level 1.338,74. IHSG tertekan koreksi saham-saham sektor perbankan sejak awal pekan dan sektor aneka industri khususnya saham Astra Internasional (ASII). Saham Astra Internasional terkoreksi sebesar -7,98% ditutup di level Rp10.950. Sektor aneka industri terkoreksi -5,92%, keuangan -3,16%, manufaktur -1,84%, barang konsumsi -1,32%, pertambangan tertekan -0,07% dan sektor properti tertekan -0,05%. Sebaliknya sektor perdagangan dan jasa naik 3,83%, sektor agrikultur naik 3,39% dan sektor industri dasar naik 1,01%.

Faktor depresiasi rupiah terhadap dolar AS sebesar 4,3% sejak akhir Januari lalu menjadi sentimen negatif saham Astra Internasional (ASII) yang berpotensi meningkatkan harga jual mobil CBU (Completely Built Up) dan suku cadang. Selain itu, data penjualan pasar mobil domestik pada Januari 2009 yang turun 23,3% dibandingkan Januari 2008 dari 41.378 unit ke level 31.725 unit, menjadi faktor penekan saham ASII sepanjang pekan kemarin.

Dari sektor keuangan, khususnya perbankan, Saham Bank Central Asia (BBCA) terkoreksi sebesar -4,5%, saham Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar -3,9%, dan Bank Mandiri (BMRI) sebesar -3,33%.

Rasio kecukupan modal bank atau CAR (Capital Adequacy Ratio) bank umum untuk tahun 2008 menyentuh level terendah yaitu 16,76% atau terendah sejak tahun 2003. Begitu juga dengan CAR bank BUMN untuk tahun 2008 yang berada di level terendahnya sejak tahun 2003 yaitu 14,31%. Biaya operasional perbankan per Desember 2008 terindikasi naik 25,7% menjadi Rp232,17 triliun karena meningkatnya biaya pencadangan untuk mengendalikan potensi NPL (non performing loan). Porsi dana mahal pihak ketiga khususnya dalam bentuk deposito sepanjang tahun 2008 meningkat menjadi 47,04% dari total dana pihak ketiga perbankan, dibandingkan dengan porsi deposito tahun 2007 yang sebesar 44,13%.

Selasa, Februari 10, 2009

Ulasan Pasar Senin 9 Februari 2009

Ulasan Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 pada perdagangan awal pekan ini ditutup melemah 0,83 poin (-0,67%) ke level 121,72. Saham-saham penekan indeks di antaranya Saham Adaro Energy (ADRO), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), dan saham dari sektor perbankan seperti Bank Internasional Indonesia (BNII), Bank Mandiri (BMRI), Bank BCA (BBCA). Saham penopang indeks Bisnis-27 di antaranya Astra Agro Lestari (AALI), Astra Internasional (ASII), dan United Tractors (UNTR).

Saham indeks Bisnis-27 sebagai pencetak gain terbesar pada perdagangan kemarin yaitu Astra Agro Lestari (AALI) sebesar 5,79% diikuti oleh saham United Tractor (UNTR) sebesar 0,98%, saham PP London Sumatera Plantations (LSIP) sebesar 0,72%, saham Semen Gresik (SMGR) sebesar 0,71%, dan saham Astra Internasional (ASII) sebesar 0,42%. Sedangkan saham pencetak loss terbesar di antaranya Adaro Energy (ADRO) terkoreksi sebesar –4,6% diikuti saham Bank Internasional Indonesia (BNII) sebesar –4,48%, dan saham Bank Danamon sebesar –2,2%.

Saham ADRO tertekan oleh koreksi teknis karena faktor overbought dalam sepekan terakhir yang membawa indicator indeks RSI (Relative Strenght Index) berada di level 82 pada akhir pekan kemarin, Jumat (6/2), yang sekaligus level tertinggi sejak IPO PT Adaro Energy Tbk.

Aksi profit taking jangka pendek juga melanda saham TLKM sebear Rp50 (-0,78%) ke Rp6.350 dan saham pertambangan seperti Internasional Nickel Indonesia (INCO) sebesar Rp50 (-2,04%) ke Rp2.400, Aneka Tambang (ANTM) sebesar Rp20 (-1,8%) ke Rp1.090.

Saham Group Astra seperti Astra Agro Lestari bergerak naik ditopang oleh rally harga CPO di bursa Malaysia sejak akhir Januari 2009 sebesar 7,7% dari level US$484,52 per ton naik menjadi U$523,17 per ton. Secara teknis, saham AALI memberikan signal bullish dengan indikator MACD masuk areal positif atau mulai bergerak di atas nol.

Saham United Tractors (UNTR) membentuk bottom triangle yang memberikan signal bullish dalam dua bulan ke depan ke level Rp7.722 – Rp 8.312 55.

Saham ASII bergerak naik Rp50 (0,42%) ke Rp11.950, kenaikan terbatas saham ASII ditopang oleh faktor teknis indikator RSI yang memperlihatkan oversold dalam dua bulan terakhir sejak pertengahan Desember 2008, sehingga membuka peluang ASII untuk bergerak naik di tengah kondisi penjualan mobil yang melemah. Dari data Gaikindo, penjualan di pasar mobil domestik pada Januari 2009 turun 23,3% dibandingkan Januari 2008, dari 41.378 unit menjadi 31.725 unit. Faktor depresiasi rupiah terhadap dolar AS meningkatkan harga jual mobil CBU (Completely Built Up) seperti Daihatsu Sirion.

Rupiah yang masih melemah terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir memberikan sentimen negatif bagi saham-saham perbankan. Saham BNII turun Rp15 ke Rp320, BMRI turun Rp30 ke Rp1.770, dan saham BBCA turun 2.750. Rupiah telah melemah terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir sebesar 3,9% ke level Rp11.800/US

Ulasan IHSG

Di awal pekan ini, indeks harga saham gabungan bergerak melemah 8,41 poin (-0,62%) oleh profit taking jangka pendek terhadap saham-saham pertambangan dan juga Telekomunikasi Indonesia. Saham perbankan tertekan oleh depresiasi rupiah terhadap dolar AS. IHSG ditutup di level 1.342,23.

Seluruh sektor ditutup melemah dengan sektor pertambangan sebagai sektor yang mengalami koreksi terbesar yaitu –1,86%, sedangkan sektor agriculture dan aneka industri menjadi sektor yang bergerak naik. Sektor agriculture naik 2,32% dan aneka industri naik 0,18%.

Saham ADRO tertekan oleh koreksi teknis karena faktor overbought dalam sepekan terakhir yang membawa indicator indeks RSI (Relative Strenght Index) berada di level 82 pada akhir pekan kemarin, Jumat (6/2), yang sekaligus level tertinggi sejak IPO PT Adaro Energy Tbk.

Aksi profit taking jangka pendek juga melanda saham TLKM sebear Rp50 (-0,78%) ke Rp6.350 dan saham pertambangan seperti Internasional Nickel Indonesia (INCO) sebesar Rp50 (-2,04%) ke Rp2.400, Aneka Tambang (ANTM) sebesar Rp20 (-1,8%) ke Rp1.090.

Dari sektor agriculture, Astra Agro Lestari bergerak naik ditopang oleh rally harga CPO di bursa Malaysia sejak akhir Januari 2009 sebesar 7,7% dari level US$484,52 per ton naik menjadi U$523,17 per ton. Secara teknis, saham AALI memberikan signal bullish dengan indikator MACD masuk areal positif atau mulai bergerak di atas nol.

Saham ASII bergerak naik Rp50 (0,42%) ke Rp11.950, kenaikan terbatas saham ASII ditopang oleh faktor teknis indikator RSI yang memperlihatkan oversold dalam dua bulan terakhir sejak pertengahan Desember 2008, sehingga membuka peluang ASII untuk bergerak naik di tengah kondisi penjualan mobil yang melemah. Dari data Gaikindo, penjualan di pasar mobil domestik pada Januari 2009 turun 23,3% dibandingkan Januari 2008, dari 41.378 unit menjadi 31.725 unit. Faktor depresiasi rupiah terhadap dolar AS meningkatkan harga jual mobil CBU (Completely Built Up) seperti Daihatsu Sirion.

Rupiah yang masih melemah terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir memberikan sentimen negatif bagi saham-saham perbankan. Saham BNII turun Rp15 ke Rp320, BMRI turun Rp30 ke Rp1.770, dan saham BBCA turun 2.750. Rupiah telah melemah terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir sebesar 3,9% ke level Rp11.800/US$.

Senin, Februari 09, 2009

Ulasan Pasar Sepekan

Ulasan Indeks Bisnis-27

Selama sepekan indeks Bisnis-27 naik 0,76 poin atau tumbuh 0,62% ditutup di level 122,55 pada Jumat kemarin. Saham Adaro Energy (ADRO) tercatat sebagai saham yang menghasilkan gain tertinggi 17,57% diikuti oleh saham PP London Sumatera Plantations (LSIP) sebesar 15% dan Astra Agro Lestari sebesar 11,01%. Saham Astra Internasional terkoreksi sebesar –8,46% oleh faktor pelemahan rupiah terhadap dolar AS, diikuti oleh saham perbankan seperti Bank BRI (BBRI) –1,65%, Bank Internasional Indonesia (BNII) –1,47%, Bank CIMB-Niaga (BNGA) –1,18%, dan Bank Mandiri (BMRI) –1,1%.

Di awal pekan, indeks Bisnis-27 terkoreksi sebesar –2,83 poin (-2,32%) ke level 118,96 terimbas aksi jual investor asing karena melemahnya indeks DJIA sebesar -148,15 poin serta depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang bergerak di kisaran Rp11.800/US$ hingga Rp12.000/US. Pada perdagangan Selasa, indeks Bisnis-27 masih melanjutkan koreksinya sebesar -0,69 poin (-0,58%) ke Rp118,27 mengikuti pergerakan negatif indeks regional seperti Hang Seng -0,66% dan Nikkei225 -0,62%.

Titik balik arah (reversal) indeks Bisnis-27 terjadi pada Rabu dengan ditutup naik 1,46 poin (1,53%) ke level 119,73, sekaligus mengakhiri koreksi dua hari pertama pekan kemarin. Pemangkasan BI rate sebesar 50 bps ke level 8,25% dan kondisi oversold (jenuh jual) saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menjadi faktor penguat indeks.

Dari eksternal bursa, indeks DJIA yang naik sebesar 141,53 poin menjadi sentimen penguat indeks. Indeks Bisnis-27 melanjutkan rebound dengan kembali menguat 0,73 poin (0,61%) ke level 120,46. Saham Adaro Energy (ADRO) tercatat sebagai pencetak gain tertinggi sebesar 6,49% atau naik Rp50 ke Rp820. PT Adaro Energy membukukan penjualan 41,1 juta ton pada 2008 atau naik 9% dari tahun 2007. Total produksi tahun 2008 sebesar 38,5 juta ton atau naik 7% dari tahun 2007. Adaro Energy memproyeksikan EBITDA tahun 2009 akan berkisar US$1 miliar dengan kenaikan produksi batubara sebesar 17% atau menjadi 45 juta ton. Pemerintah Indonesia pun telah meminta Adaro untuk meningkatkan harga jualnya di tahun 2009 terhadap sejumlah kontrak

Selain ADRO, saham TLKM melanjutkan kenaikan sebesar Rp150 (2,4%) ke Rp6.300 dengan mengkonfirmasi indikator Bollinger Band yang memberikan signal reversal sejak Rabu. TLKM pun masih berupaya untuk keluar dari zona oversold merujuk indikator RSI (Relative Strenght Index) yang menyentuh level terendahnya sejak Oktober 2008 di level 34 pada penutupan Selasa.

Di akhir pekan, Bisnis-27 mendapat sentimen positif yang kuat dari indeks DJIA yang ditutup naik 106,41 poin (1,34%). Beberapa indeks regional Asia Pasifik juga bergerak positif seperti Hang Seng +476,14 poin (3,61%), Nikkei-225 +126,97 poin (1,6%), dan STI Singapura +10,75 poin (0,63%).


Ulasan IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak menguat dengan naik 17,97 poin (1,35%) sepanjang pekan kemarin ditutup di level 1.350,64 pada Jumat. Depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang membawa rupiah bergerak di kisaran Rp11.800/US$ hingga Rp12.000/US$ serta aksi beli selektif, mewarnai perdagangan saham dua hari pertama pekan kemarin. Pengumuman deflasi Januari sebesar 0,07% tidak berhasil mengangkat indeks di awal pekan. Pada Senin IHSG ditutup melemah -22,02 poin (-1,65%) ke level 1.310,64 dan pada Selasa IHSG ditutup di level 1.308,94 turun -6,31 poin (-0,48%) ke level 1.304,33. Koreksi yang lebih rendah pada Selasa menjadi signal penguatan indeks yang berhasil dikonfirmasi pada Rabu. Pemangkasan BI rate sebesar 50 bps ke level 8,25% menjadi pendongkrak indeks harga saham gabungan (IHSG).

Pada Rabu, IHSG ditutup di level 1.320,36 naik 16,03 poin (1,23%). Saham perbankan dan technical rebound Telekomunikasi Indonesia (TLKM) menjadi pendongkrak utama IHSG. Namun, faktor pelemahan rupiah terhadap dolar AS memaksa terjadinya buy on weaknesses terhadap saham perbankan. Saham TLKM naik Rp300 (5,13%) ke Rp6.150. IHSG pada Kamis ditutup naik tipis 7,71 poin (0,58%) ke level 1.328,07. Saham-saham perbankan mengalami profit taking jangka pendek akibat kekhawatiran investor terhadap pelemahan rupiah atas dolar AS. Saham Bank BCA (BBCA) turun Rp50 (-1,77%) ke Rp2.775, saham Bank CIMB-Niaga (BNGA) turun Rp5 (-1,19%) ke Rp415, dan saham Bank BRI (BBRI) turun Rp50 (–1,14%) ke Rp4.350. Sebaliknya, TLKM kembali naik Rp150 (2,4%) ke Rp6.300 dengan mengkonfirmasi indikator Bollinger Band yang memberikan signal reversal pada Rabu. TLKM pun masih berupaya untuk keluar dari zona oversold indikator RSI (Relative Strenght Index) setelah menyentuh level terendahnya sejak Oktober 2008 di level 34 pada Selasa.

Saham Adaro Energy (ADRO) naik Rp50 (6,5%) ke Rp820 tertopang sentimen positif kinerja keuangan yang membukukan penjualan 41,1 juta ton pada 2008 atau naik 9% dari tahun 2007. Total produksi tahun 2008 sebesar 38,5 juta ton atau naik 7% dari tahun 2007. Sementara itu, Adaro Energy memproyeksikan EBITDA tahun 2009 akan berkisar US$1 miliar dengan kenaikan produksi batubara sebesar 17% atau menjadi 45 juta ton. Di sisi lain, Pemerintah Indonesia meminta Adaro untuk meningkatkan harga jualnya di tahun 2009 terhadap sejumlah kontrak.

Di akhir pekan, IHSG mendapat sentimen positif yang kuat dari indeks DJIA yang ditutup naik 106,41 poin (1,34%). Beberapa indeks regional Asia Pasifik juga bergerak positif seperti Hang Seng +476,14 poin (3,61%), Nikkei-225 +126,97 poin (1,6%), dan STI Singapura +10,75 poin (0,63%).

Selasa, Februari 03, 2009

Ulasan IHSG 2 Februari 2009

Ulasan Pasar 2 Februari 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan kemarin indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak naik 17,09 poin (+1,3%) ditutup pada Jumat di level 1.332,67. Pergerakan indeks dipengaruhi oleh selective buying jangka pendek saham-saham yang telah oversold oleh koreksi bursa sepekan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa, IHSG ditutup naik +21,05 poin (+1,6%) ditopang oleh saham Astra Internasional (ASII) yang naik Rp700(5,6%) ke Rp13.100 dan saham-saham perbankan seperti Bank Mandiri (BMRI) yang naik Rp10 (+0,56%) ke Rp1.790 dan Bank BCA (BBCA) yang naik Rp50 (+1,8%) ke Rp2.825.

IHSG selanjutnya terkoreksi pada Rabu ditutup melemah –15,18 poin (-1,14%) ke level 1.321,45 dengan nilai transaksi hanya senilai Rp745,6 miliar atau terendah sejak November 2005. Nilai transaksi yang rendah dan indeks yang tertekan disebabkan karena beberapa bursa utama regional yang masih libur, seperti bursa saham Hongkong dan Taiwan, membuat perdagangan kekurangan arah di tengah minimnya sentimen positif dalam negeri. Investor memilih profit taking dan keluar sejenak dari bursa untuk wait and see dan mengamankan portofolio mereka, mengantisipasi munculnya kewajiban transaksi marjin akibat koreksi lanjutan bursa.

Namun, Indeks selanjutnya kembali menguat pada perdagangan Kamis dan Jumat dengan kenaikan masing-masing sebesar 0,2% dan 0,61%. IHSG pada Kamis ditopang oleh kenaikan harga saham perbankan seperti saham Bank BRI (BBRI) yang naik Rp275 (6,5%) ke Rp4.425, saham Bank BNI (BBNI) naik Rp40 (5,48%) ke Rp770, dan saham Bank Mandiri (BMRI) naik Rp30 (+1,67%) ke Rp1.830. Penurunan BBM pada Januari diharapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat dan kembali mencatat deflasi serta mendorong Bank Indonesia memangkas kembali BI rate, sehingga dapat menjadi stimulus perbankan untuk menyesuaikan tingkat suku bunga kredit pembiayaannya. Secara teknis, kenaikan saham BBRI pada Kamis dipengaruhi indikator RSI yang sehari sebelumnya, Rabu (28/1), telah berada di area oversold dengan posisi terendah dalam dua bulan terakhir yaitu di level 44.

Selanjutnya, penguatan indeks pada Jumat ditopang oleh selective buying terhadap saham perbankan, pertambangan, dan energi. Saham BBRI naik 0,55% ke Rp4.550 dan BDMN naik 1,11% ke Rp2.275. Saham-saham perbankan menjadi pilihan investor menghadapi pengumuman inflasi dan BI rate pada awal Februari ini. Saham PTBA naik 2,07% ke Rp7.400, saham ADRO naik 2,78% ke Rp740 dan ITMG naik 1,02% ke Rp9.900. Rencana pemerintah untuk menetapkan harga jual DMO (Domestic Market Obligation ) batubara di US$75 per ton dan harga minyak dunia yang bergerak naik 0.75% ke level US$41,7 per barel menjadi katalis positif saham-saham batubara di akhir pekan. Saham PGAS naik 7,32% ke Rp2.200, oleh sentimen positif target Perusahaan Gas Negara untuk meningkatkan kapasitas distribusi gasnya hingga 1,25 miliar kaki kubik per hari pada tahun ini menyusul tuntasnya proyek pembangunan jaringan pipa distribusi Jawa bagian barat.

Ulasan indeks Bisnis 27, edisi 2 februari 2009

Ulasan Indeks Bisnis-27, Edisi 2 Februari 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan pertama perdagangannya, indeks Bisnis-27 mencatat pertumbuhan 1,64% ditutup di level 121,79 pada Jumat akhir pekan kemarin. Bisnis-27 mencatat pertumbuhan tertinggi di antara indeks pasar non-sektoral lainnya berturut-turut pada penutupan Kamis dan Jumat. Indeks pada Kamis ditutup menguat 0,75 poin (+0,62%) ke level 120,84 dan Jumat ditutup menguat 0,95 poin (+0,79%) ke level 121,79.

Pada hari pertama perdagangannya, Selasa 27 Januari 2009, indeks dibuka di posisi 119,82 dan ditutup naik +2,6 poin (+2,16%) ke level 122,42. Saham United Tractor (UNTR) tercatat sebagai saham penghasil gain terbesar yaitu 9,57% ke Rp5.150 diikuti oleh saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) yang naik 8,11% ke Rp10.000 dan saham Adaro Energy (ADRO) yang tercatat naik 7,81% ke Rp690. Kenaikan saham UNTR didongkrak oleh berita laba bersih tahun 2008 yang diprediksi naik 74,49% menjadi Rp2,6triliun dibandingkan dengan tahun 2007 yang sebesar Rp1,49triliun. Indikator Bollinger Band saham ADRO bergerak mendekati upper band yang memberikan sinyal bullish dalam pekan ini. Sentimen jangka pendek pergerakan harga komoditas batu bara di Newcastle Port Australia pada Jumat (23/1) yang menyentuh level US$88,19 per ton atau naik 8,3% dari sepekan sebelumnya ikut mendongkrak saham ADRO, ITMG, dan PTBA pada perdagangan Selasa. Saham PTBA ditutup naik 2,86% ke Rp7.200

Indeks Bisnis-27 ditutup melemah –1,8 poin (-1,5%) ke level 120,09 pada Rabu tertekan oleh aksi koreksi saham-saham di sektor infrastruktur, energi, dan pertambangan. Saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) turun Rp150 (-2,3%) ke Rp6.350 tertekan oleh sentimen negatif proyeksi penurunan laba bersih TLKM tahun 2008. Saham UNTR terkoreksi Rp150 (-2,9%) ke Rp5.000. Secara teknikal, level Rp5.150 untuk saham UNTR pada Selasa sebelumnya mengindikasikan level overbought dengan indeks RSI (Relative Strenght Index) di level 60 atau tertinggi sejak dua pekan terakhir. Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) ikut menekan indeks dengan koreksi sebesar Rp50 (-2,4%)ke Rp2.025 tertekan sentimen negatif potensi kerugian valuta asing akibat transaksi hedging (lindung nilai). Kondisi yang sama dialami oleh saham Aneka Tambang (ANTM) yang turun Rp20 (-1,8%) ke Rp1.100. Selain itu, koreksi harga nikel di bursa London sebesar 4,2% ke level US$11.400 per ton ikut mendorong aksi jual ANTM serta saham Internasional Nickel Indonesia (INCO) sebesar Rp125 (-4,8%) ke Rp2.475. Saham Astra Internasional (ASII) terkoreksi Rp200 (-1,5%) ke Rp12.900 setelah overbought pada Selasa sebelumnya seiring indeks RSI yang telah mencapai posisi 62 yang juga merupakan level tertinggi dalam 2 pekan terakhir.

Indeks kembali rebound pada Kamis dengan kenaikan 0,75 poin (+0,62%) ditopang oleh saham-saham sektor perbankan. Saham Bank BRI (BBRI) mencatat gain tertinggi sebesar 6,47% ke Rp4.525, diikuti oleh saham Bank BNI (BBNI) dengan gain 5,48% ke Rp770. Secara teknis, saham BBRI telah oversold dalam dua bulan terakhir dengan indikator RSI (Relative Strenght Index) di level 44.

Di akhir pekan, Bisnis-27 naik 0,95 poin (+0,79%) oleh selective buying saham perbankan, pertambangan, dan energi. Saham BBRI naik 0,55% ke Rp4.550 oleh faktor teknis dan juga mengantisipasi pengumuman inflasi dan BI rate di pekan pertama Februari ini, sentimen yang sama juga mendongkrak saham bank lainnya seperti BDMN yang naik 1,11% ke Rp2.275. Saham PTBA naik 2,07% ke Rp7.400, saham ADRO naik 2,78% ke Rp740 dan ITMG naik 1,02% ke Rp9.900. Rencana pemerintah untuk menetapkan harga jual DMO (Domestic Market Obligation ) batubara di US$75 per ton dan harga minyak dunia yang bergerak naik 0.75% ke level US$41,7 per barel menjadi katalis positif saham-saham batubara di akhir pekan. Saham PGAS naik 7,32% ke Rp2.200, oleh sentimen positif target Perusahaan Gas Negara untuk meningkatkan kapasitas distribusi gasnya hingga 1,25 miliar kaki kubik per hari pada tahun ini menyusul tuntasnya proyek pembangunan jaringan pipa distribusi Jawa bagian barat.