Selasa, Februari 03, 2009

Ulasan indeks Bisnis 27, edisi 2 februari 2009

Ulasan Indeks Bisnis-27, Edisi 2 Februari 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan pertama perdagangannya, indeks Bisnis-27 mencatat pertumbuhan 1,64% ditutup di level 121,79 pada Jumat akhir pekan kemarin. Bisnis-27 mencatat pertumbuhan tertinggi di antara indeks pasar non-sektoral lainnya berturut-turut pada penutupan Kamis dan Jumat. Indeks pada Kamis ditutup menguat 0,75 poin (+0,62%) ke level 120,84 dan Jumat ditutup menguat 0,95 poin (+0,79%) ke level 121,79.

Pada hari pertama perdagangannya, Selasa 27 Januari 2009, indeks dibuka di posisi 119,82 dan ditutup naik +2,6 poin (+2,16%) ke level 122,42. Saham United Tractor (UNTR) tercatat sebagai saham penghasil gain terbesar yaitu 9,57% ke Rp5.150 diikuti oleh saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) yang naik 8,11% ke Rp10.000 dan saham Adaro Energy (ADRO) yang tercatat naik 7,81% ke Rp690. Kenaikan saham UNTR didongkrak oleh berita laba bersih tahun 2008 yang diprediksi naik 74,49% menjadi Rp2,6triliun dibandingkan dengan tahun 2007 yang sebesar Rp1,49triliun. Indikator Bollinger Band saham ADRO bergerak mendekati upper band yang memberikan sinyal bullish dalam pekan ini. Sentimen jangka pendek pergerakan harga komoditas batu bara di Newcastle Port Australia pada Jumat (23/1) yang menyentuh level US$88,19 per ton atau naik 8,3% dari sepekan sebelumnya ikut mendongkrak saham ADRO, ITMG, dan PTBA pada perdagangan Selasa. Saham PTBA ditutup naik 2,86% ke Rp7.200

Indeks Bisnis-27 ditutup melemah –1,8 poin (-1,5%) ke level 120,09 pada Rabu tertekan oleh aksi koreksi saham-saham di sektor infrastruktur, energi, dan pertambangan. Saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) turun Rp150 (-2,3%) ke Rp6.350 tertekan oleh sentimen negatif proyeksi penurunan laba bersih TLKM tahun 2008. Saham UNTR terkoreksi Rp150 (-2,9%) ke Rp5.000. Secara teknikal, level Rp5.150 untuk saham UNTR pada Selasa sebelumnya mengindikasikan level overbought dengan indeks RSI (Relative Strenght Index) di level 60 atau tertinggi sejak dua pekan terakhir. Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) ikut menekan indeks dengan koreksi sebesar Rp50 (-2,4%)ke Rp2.025 tertekan sentimen negatif potensi kerugian valuta asing akibat transaksi hedging (lindung nilai). Kondisi yang sama dialami oleh saham Aneka Tambang (ANTM) yang turun Rp20 (-1,8%) ke Rp1.100. Selain itu, koreksi harga nikel di bursa London sebesar 4,2% ke level US$11.400 per ton ikut mendorong aksi jual ANTM serta saham Internasional Nickel Indonesia (INCO) sebesar Rp125 (-4,8%) ke Rp2.475. Saham Astra Internasional (ASII) terkoreksi Rp200 (-1,5%) ke Rp12.900 setelah overbought pada Selasa sebelumnya seiring indeks RSI yang telah mencapai posisi 62 yang juga merupakan level tertinggi dalam 2 pekan terakhir.

Indeks kembali rebound pada Kamis dengan kenaikan 0,75 poin (+0,62%) ditopang oleh saham-saham sektor perbankan. Saham Bank BRI (BBRI) mencatat gain tertinggi sebesar 6,47% ke Rp4.525, diikuti oleh saham Bank BNI (BBNI) dengan gain 5,48% ke Rp770. Secara teknis, saham BBRI telah oversold dalam dua bulan terakhir dengan indikator RSI (Relative Strenght Index) di level 44.

Di akhir pekan, Bisnis-27 naik 0,95 poin (+0,79%) oleh selective buying saham perbankan, pertambangan, dan energi. Saham BBRI naik 0,55% ke Rp4.550 oleh faktor teknis dan juga mengantisipasi pengumuman inflasi dan BI rate di pekan pertama Februari ini, sentimen yang sama juga mendongkrak saham bank lainnya seperti BDMN yang naik 1,11% ke Rp2.275. Saham PTBA naik 2,07% ke Rp7.400, saham ADRO naik 2,78% ke Rp740 dan ITMG naik 1,02% ke Rp9.900. Rencana pemerintah untuk menetapkan harga jual DMO (Domestic Market Obligation ) batubara di US$75 per ton dan harga minyak dunia yang bergerak naik 0.75% ke level US$41,7 per barel menjadi katalis positif saham-saham batubara di akhir pekan. Saham PGAS naik 7,32% ke Rp2.200, oleh sentimen positif target Perusahaan Gas Negara untuk meningkatkan kapasitas distribusi gasnya hingga 1,25 miliar kaki kubik per hari pada tahun ini menyusul tuntasnya proyek pembangunan jaringan pipa distribusi Jawa bagian barat.

Tidak ada komentar: