Senin, Februari 16, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 16 Februari 2009

Ulasan indeks Bisnis-27

Sepanjang pekan kemarin indeks Bisnis-27 bergerak melemah sebesar 2,03 poin (-1,65%) tertekan koreksi saham-saham perbankan dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Indeks Bisnis-27 ditutup melemah ke level 120,52. Pada perdagangan Jumat, indeks Bisnis-27 mencatat kenaikan sebesar 1,31 poin (+1,1%) sebagai lanjutan rebound sejak Kamis sebelumnya yang ditopang aksi beli terbatas (buy on weaknesses) saham-saham perbankan yang telah oversold sejak awal pekan hingga Rabu dengan tetap memperhatikan fluktuasi rupiah terhadap dolar AS.

Saham United Tractors (UNTR) menjadi saham pencetak gain terbesar dari 27 saham indeks Bisnis-27 dalam sepekan terakhir dengan kenaikan harga sebesar 12,75% diikuti oleh saham Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) sebesar 4,55% dan saham Aneka Tambang (ANTM) sebesar 3,6%. Saham perkebunan seperti London Sumatera Plantations (LSIP) dan Astra Agro Lestari (AALI) masing-masing membukukan gain sebesar 2,9% dan 1,65%. Saham indutri dasar seperti Semen Gresik (SMGR) naik 2,86% dan saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik 1,56%.

Faktor teknikal mendominasi kenaikan harga saham-saham indeks Bisnis-27. Saham LSIP bergerak naik mengkonfirmasi signal bullish yang dibentuk pada Selasa seiring indikator MACD yang mulai bergerak di atas nol atau memasuki areal positif. Indikator Bollinger bergerak di sekitar upper band yang membuka peluang gain hingga akhir pekan. Kondisi yang sama terjadi pada saham AALI, indikator MACD saham AALI telah membuka peluang penguatan sejak awal pekan dengan memasuki areal positif atau mulai bergerak di atas nol. Pergerakan rally harga CPO di bursa Malaysia sejak akhir Januari 2009 hingga pekan pertama Februari sebesar 7,7% menjadi faktor katalis kenaikan saham AALI. Saham United Tractors (UNTR) di awal pekan membentuk bottom triangle yang membuka signal bullish ke level Rp7.722 – Rp 8.312,55 dalam dua bulan ke depan.

Saham Semen Gresik mendapat sentimen positif dari rencana Pemerintah yang akan menggiatkan belanja di sektor infrastruktur dalam lima tahun mendatang untuk perbaikan sektor riil dengan kebutuhan dana Rp1.429 triliun.

Saham-saham perbankan mewarnai koreksi indeks Bisnis-27 sejak perdagangan Senin yang membawa posisi beli menjelang akhir pekan. Saham Bank Pan Indonesia (PNBN) mencatat loss terbesar sepanjang pekan kemarin yaitu -9,43% diikuti oleh saham Bank Internasional Indonesia (BNII) sebesar -8,96%. Saham Bank Central Asia (BBCA) terkoreksi sebesar -4,5%, saham Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar -3,9%, dan Bank Mandiri (BMRI) sebesar -3,33%. Indikator indeks RSI (Relative Strenght Index) saham BBCA bahkan menyentuh level 33 pada Rabu atau terendah sejak 29 Oktober 2008, yang mengindikasikan kondisi sangat jenuh jual atau oversold bagi saham BBCA.

Rasio kecukupan modal bank atau CAR (Capital Adequacy Ratio) bank umum untuk tahun 2008 menyentuh level terendah yaitu 16,76% atau terendah sejak tahun 2003. Begitu juga dengan CAR bank BUMN untuk tahun 2008 yang berada di level terendahnya sejak tahun 2003 yaitu 14,31%. Biaya operasional perbankan per Desember 2008 terindikasi naik 25,7% menjadi Rp232,17 triliun karena meningkatnya biaya pencadangan untuk mengendalikan potensi NPL (non performing loan). Porsi dana mahal pihak ketiga khususnya dalam bentuk deposito sepanjang tahun 2008 meningkat menjadi 47,04% dari total dana pihak ketiga perbankan, dibandingkan dengan porsi deposito tahun 2007 yang sebesar 44,13%.

Saham Astra Internasional tertekan oleh depresiasi rupiah terhadap dolar AS sebesar 4,3% sejak akhir Januari lalu hingga pekan kedua Februari yang berpotensi meningkatkan harga jual mobil CBU (Completely Built Up) dan suku cadang. Selain itu, data penjualan pasar mobil domestik pada Januari 2009 yang turun 23,3% dibandingkan Januari 2008 dari 41.378 unit ke level 31.725 unit turut menjadi faktor penekan saham ASII sebesar -7,98% dalam sepekan kemarin ditutup ke level Rp10.950.


Ulasan IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang pekan kemarin bergerak melemah sebesar 11,9 poin (-0,88%) ke level 1.338,74. IHSG tertekan koreksi saham-saham sektor perbankan sejak awal pekan dan sektor aneka industri khususnya saham Astra Internasional (ASII). Saham Astra Internasional terkoreksi sebesar -7,98% ditutup di level Rp10.950. Sektor aneka industri terkoreksi -5,92%, keuangan -3,16%, manufaktur -1,84%, barang konsumsi -1,32%, pertambangan tertekan -0,07% dan sektor properti tertekan -0,05%. Sebaliknya sektor perdagangan dan jasa naik 3,83%, sektor agrikultur naik 3,39% dan sektor industri dasar naik 1,01%.

Faktor depresiasi rupiah terhadap dolar AS sebesar 4,3% sejak akhir Januari lalu menjadi sentimen negatif saham Astra Internasional (ASII) yang berpotensi meningkatkan harga jual mobil CBU (Completely Built Up) dan suku cadang. Selain itu, data penjualan pasar mobil domestik pada Januari 2009 yang turun 23,3% dibandingkan Januari 2008 dari 41.378 unit ke level 31.725 unit, menjadi faktor penekan saham ASII sepanjang pekan kemarin.

Dari sektor keuangan, khususnya perbankan, Saham Bank Central Asia (BBCA) terkoreksi sebesar -4,5%, saham Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar -3,9%, dan Bank Mandiri (BMRI) sebesar -3,33%.

Rasio kecukupan modal bank atau CAR (Capital Adequacy Ratio) bank umum untuk tahun 2008 menyentuh level terendah yaitu 16,76% atau terendah sejak tahun 2003. Begitu juga dengan CAR bank BUMN untuk tahun 2008 yang berada di level terendahnya sejak tahun 2003 yaitu 14,31%. Biaya operasional perbankan per Desember 2008 terindikasi naik 25,7% menjadi Rp232,17 triliun karena meningkatnya biaya pencadangan untuk mengendalikan potensi NPL (non performing loan). Porsi dana mahal pihak ketiga khususnya dalam bentuk deposito sepanjang tahun 2008 meningkat menjadi 47,04% dari total dana pihak ketiga perbankan, dibandingkan dengan porsi deposito tahun 2007 yang sebesar 44,13%.

Tidak ada komentar: