Kamis, April 30, 2009

Finansial Bisnis Indonesia


Mandiri akan uji tuntas Mobile-8

Tajuk utama Bisnis Indonesia


Ekonomi syariah sebagai alternatif

Bisnis Indonesia


Headline: kinerja emiten tetap oke

Selasa, April 28, 2009

Makan sore dpn BNI


Tampang2 kekenyangan makan tongseng setelah jalan sore Mas Mansyur - Dukuh Atas hehehe... Pfiuhh...

empty desk....


meja-meja yang kosong ditinggal penghuninya...

Senin, April 27, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 27 April 2009

Indeks BISNIS-27

Indeks BISNIS-27 sepekan terakhir bergerak mixed dalam tren bearish terimbas perkembangan politik dalam negeri dan fundamental emiten kuartal I-2009. Aksi profit taking turut menekan indeks setelah pada pekan sebelumnya BISNIS-27 membukukan kenaikan mingguan tertinggi yaitu 12,27% sejak diluncurkan akhir Januari lalu. Dalam sepekan kemarin indeks terkoreksi sebesar –4,18% ditutup di level 145,29 pada Jumat kemarin.

Laba bersih Indosat per kuartal I-2009 merosot 82,4% dibandingkan periode yang sama tahun akibat rugi kurs, meskipun pendapatan usaha naik 5,3% dari Rp4,27 triliun menjadi Rp4,50 triliun. Dari sektor perbankan, mayoritas emiten perbankan mengalami penurunan dana murah akibat BI rate yang menurun sebesar 225 bps ke level 7,5% sejak awal 2009 dan menekan biaya dana pihak ketiga. Bank Mandiri (BMRI) mengalami penurunan dana pihak ketiga dalam dua bulan pertama tahun ini sebesar –5,01%, Bank BRI (BBRI) sebesar –3,78%, dan Bank BNI (BBNI) sebesar –2,95%.

Dinamika politik menjelang pilpres yang diwarnai pecahnya koalisi Partai Demokrat dan Golkar dijadikan momentum untuk merealisasikan gain portofolio BISNIS-27. Penjualan bersih investor asing selama sepekan kemarin sebesar Rp795,2 miliar, berbalik arah dari posisi pekan sebelumnya yang membukukan pembelian bersih sebesar Rp 1,66 triliun sekaligus merupakan akumulasi net buying mingguan terbesar sejak awal tahun ini. Selain karena aksi ambil untung, mereka memilih untuk melepas aset rupiah disebabkan kondisi keamanan dalam negeri yang memanas menjelang pilpres. Rupiah melemah 0,8% dalam sepekan ke posisi Rp10.810/US$.

Dari luar negeri, investor global mengambil posisi wait and see terhadap hasil stress test lembaga keuangan AS yang akan diumumkan hasilnya 5 Mei mendatang. Bila hasilnya positif akan menciptakan cash inflow dolar AS ke emerging market , sebaliknya bila hasilnya negatif akan memperburuk koreksi bursa dengan cash outflow dolar AS dari emerging market. Indonesia sebagai salah satu emerging market atraktif di kawasan Asia Pasifik dengan tingkat bunga yang relatif tinggi, akan mengalami tekanan rupiah yang cukup signifikan dengan outflow dolar AS tersebut.

Koreksi harga nikel di bursa London sejak Senin hingga Kamis pekan lalu sebesar 11,59% level US$11.294 per ton ikut memberikan sentimen negatif saham-saham pertambangan seperti International Nickel Indonesia (INCO) yang mengalami koreksi sebesar –11,45% dan juga Aneka Tambang (ANTM) yang sebesar –10,56% dalam sepekan.

Secara teknis, indeks berada dalam tren bearish terlihat dari indikator Bollinger yang semakin bergerak mendekati lower band. Indeks BISNIS-27 berpeluang melanjutkan koreksi pada perdagangan pekan depan seiring indeks MACD semakin menurun level di bawah nol memperkuat signal jual. Tekanan pada indeks akan bertambah menjelang pengumuman inflasi awal Mei.

Senin, April 20, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 20 April 2009

Indeks BISNIS-27

Selama sepekan kemarin, indeks BISNIS-27 berada dalam tren bullish mencatat kenaikan sebesar 12,27% ditutup di level 151,63 pada Jumat (17/4). Saham-saham komoditas dan perbankan menjadi penopang utama indeks yang didominasi oleh aksi beli investor asing.

Beberapa faktor penopang indeks selama sepekan di antaranya yaitu pertama, faktor keamanan dalam negeri pasca pemilu yang sangat kondusif, memberikan optimisme pada investor khususnya asing untuk masuk ke Indonesia terlebih bila dibandingkan dengan kondisi politik Thailand yang sangat tidak kondusif sehingga menjadikan Indonesia lebih atraktif sebagai sesama emerging market dalam regional Asia Tenggara. Kemenangan Partai Demokrat yang dinilai sangat propasar dalam mengatasi krisis keuangan global menambah optimisme investor untuk meningkatkan kepemilikan saham di Bursa Efek Indonesia. Kedua, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dipicu oleh tingkat suku bunga Indonesia atau SBI yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara Asean.

Faktor ketiga, indeks BISNIS-27 terdongkrak oleh selective buying investor asing pada saham-saham komoditas yang secara fundamental membukukan kinerja keuangan yang positif selama tahun 2008 meskipun harga minyak dunia terkoreksi tajam dan perekonomian global mengalami kontraksi.

Faktor keempat, aliran dana asing yang masuk ke Indonesia memperkuat nilai rupiah terhadap dolar AS ke level Rp10.725/US$. Level rupiah tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini. Rupiah menguat 11,4% dan berada dalam tren bullish dalam enam pekan sejak awal Maret lalu. Penguatan rupiah memberikan sentimen positif bagi saham-saham perbankan dan otomotif. Daya beli masyarakat diharapkan akan semakin membaik dengan turunnya harga barang impor termasuk produk dan suku cadang otomotif yang berujung pada kenaikan permintaan kredit konsumsi perbankan.

Setelah naik 12,27% dalam sepekan terakhir sekaligus kenaikan mingguan tertinggi yang pernah dicapai sejak diluncurkan akhir Januari lalu, indeks BISNIS-27 berada dalam posisi jenuh beli yang dapat dilihat dari indikator RSI (Relative Strenght Index) yang telah melewati level 70 atau di posisi 74,74. Pekan ini indeks akan sangat rawan profit taking untuk memberikan masa konsolidasi bagi indeks. Pada perdagangan akhir pekan kemarin pun sudah mulai terlihat beberapa saham unggulan yang mulai mengalami koreksi, seperti INCO yang terkoreksi -6,43%, INTP terkoreksi -5,36%, BNII terkoreksi -3,66%, ISAT terkoreksi -3,39%, ANTM terkoreksi -2,74%, dan ITMG terkoreksi -1,99%.

Rabu, April 15, 2009

Ulasan Pasar edisi 15 April 2009

Indeks BISNIS-27

Indeks BISNIS-27 melanjutkan kenaikan sebesar 1,81% ke level 146,03 dengan sentimen utama masih dipengaruhi oleh tren penguatan rupiah terhadap dolar AS serta euforia kemenangan Parta Demokrat dalam Pemilu legislatif pekan lalu.

Pergerakan indeks tidak berhasil menembus level resistance di level 146,38 dan diwarnai oleh aksi ambil untung (profit taking) jangka pendek dari gain perdagangan Senin. Saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) terkoreksi –4,48% setelah membukukan gain 19,83% pada perdagangan awal pekan ini. Saham Astra Agro Lestari (AALI) terkoreksi –2,61% dan saham Indosat (ISAT) terkoreksi –1,69%. Saham United Tractors (UNTR) Selasa kemarin terkoreksi –1,31% setelah membukukan gain 15,91% sehari sebelumnya.

Kenaikan indeks BISNIS-27 yang lebih rendah dibandingkan awal pekan ini memperkuat signal tren profit taking lanjutan pada perdagangan Rabu besok (hari ini) ditambah dengan indikator teknis RSI di level 70,66 atau telah melewati batas atas jenuh beli (level RSI=70), sehingga meningkatkan peluang terjadinya profit taking lanjutan.

Indeks saham regional seperti Hang Seng melanjutkan tren rally sebesar 4,55% dan indeks STI Singapura naik 1,08%. Tren penguatan rupiah terhadap dolar AS berlanjut dengan kenaikan 2,43% pada perdagangan Selasa kemarin dari level Rp11.120/US$ ke level Rp10.850/US$ atau level tertinggi sejak 8 Januari lalu.

Berlanjutnya penguatan rupiah terhadap dolar AS tesebut menjadi faktor utama yang menopang kenaikan indeks BISNIS-27 pada perdagangan kemarin. Saham-saham perbankan bergerak melanjutkan tren bullish, seperti saham Bank BRI (BBRI) yang membukukan gain 6,74%, Bank BCA (BBCA) naik 3,88%, dan Bank Mandiri (BMRI) naik 3,26%. Penguatan rupiah diharapkan akan membantu memperbaiki daya beli masyarakat dengan turunnya harga produk impor, sehingga akan meningkatkan permintaan kredit konsumsi perbankan oleh masyarakat. Saham otomotif Astra Internasional (ASII) naik 1,64%.

Selasa, April 14, 2009

Ulasan Pasar edisi 14 April 2009

Indeks BISNIS-27


Indeks BISNIS-27 menguat tajam oleh euforia pelaksanaan Pemilu yang aman dan kemenangan Partai Demokrat yang membuka peluang berlanjutnya kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI, dengan kebijakan ekonomi yang dinilai pro-pasar atau mampu menghadapi krisis keuangan global saat ini.

Aksi beli investor juga ditopang oleh berlanjutnya tren penguatan rupiah terhadap dolar AS sebesar 1,68% atau penguatan terbesar dalam dua pekan terakhir. Rupiah menguat ke level Rp11.120/US$ pada perdagangan awal pekan ini. Indeks BISNIS-27 ditutup di level 143,43 atau level tertinggi sejak diluncurkan akhir Januari lalu. Indeks menguat sebesar 6,2% dengan penopang utama saham-saham sektor pertambangan, industri alat berat, perbankan , dan telekomunikasi.

Saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) membukukan gain tertinggi pada perdagangan kemarin sebesar 19,83%, saham United Tractors (UNTR) naik 15,91%, saham International Nickel Indonesia (INCO) naik 9,43%, dan saham PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik 9,4%. Dari sektor perbankan, saham Bank BNI (BBNI) naik 8,33% dan saham Bank Mandiri (BMRI) naik 6,98%.

Dari sektor telekomunikasi, saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik 7,25% dan Indosat (ISAT) naik 4,42%.

Secara teknis, indeks BISNIS-27 berpeluang melanjutkan kenaikan pada perdagangan Selasa besok (hari ini) dengan level support di 139,6 dan resistance 146,4. Indikator RSI (Relative Strength Index) belum memberikan signal jenuh beli (ovebought) dengan level 68 pada perdagangan kemarin yang disebabkan indeks mampu menguat ke level 74 awal pekan lalu. Indikator bollinger juga memberikan signal penguatan indeks dengan pergerakan harga yang mendekati upper band kemarin.

Beberapa indeks regional juga memberikan arah positif bagi pergerakan indeks BISNIS-27 seperti indeks Hang Seng yang naik sebesar 2,95% dan STI Singapura sebesar 2,64%.

Senin, April 13, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 13 April 2009

Indeks BISNIS-27

Aksi ambil untung mewarnai perdagangan saham pekan kemarin dipengaruhi datangnya libur panjang Pemilu dan faktor jenuh beli yang membawa indeks BISNIS-27 kembali ke level 135,06 atau terkoreksi sebesar -3,47% dari penutupan akhir pekan sebelumnya, Jumat (3/4).

Signal jual atau pembalikan arah indeks secara teknis telah terlihat sejak Jumat (3/4) seiring indikator RSI (Relative Strenght Index) BISNIS-27 yang telah mencapai level 74 atau berada di area jenuh beli (overbought). Namun, di awal pekan indeks masih bergerak naik sebesar 1,26% oleh pergerakan saham pertambangan khususnya emiten batu bara setelah muncul instruksi Presiden Susilo Bambang Yuhoyono agar emiten batu bara memprioritaskan kebutuhan pasokan batu bara dalam negeri.

Indeks BISNIS-27 telah mencetak rally panjang sebesar 19% selama tiga pekan terakhir oleh sentimen positif laporan keuangan emiten 2008, penurunan laju inflasi Maret, dan pemangkasan BI rate ke level 7,5%. Penguatan rupiah terhadap dolar AS sebesar 5,1% dalam sebulan terakhir serta kebijakan bank-bank BUMN yang menurunkan dividen payout ratio untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kredit tahun ini turut membantu penguatan indeks BISNIS-27 ke level 140. Nilai rupiah bahkan berada di level terkuatnya terhadap dolar AS dalam dua bulan terakhir di level RP11.378/US$ pada pekan kemarin.

Pergerakan indeks BISNIS-27 akhirnya harus mengkonfirmasi signal jual dengan koreksi sebesar -4,67% menjelang libur panjang Pemilu yang sekaligus dijadikan investor untuk merealisasikan gain yang cukup signifikan serta mengambil posisi wait and see terhadap hasil Pemilu dan arah indeks selanjutnya.

Dari luar negeri, arah indeks BISNIS-27 pekan kemarin juga mendapat sentimen negatif dari koreksi indeks Dow Jones (DJIA) dan indeks regional Asia Pasifik. Indeks DJIA melemah setelah muncul rencana IMF yang akan membantu sektor perbankan AS sebesar US$ 4 triliun yang memunculkan dugaan pemerintah AS mengalami kesulitan dalam menangani likuiditas sektor perbankannya.

Secara teknis, pergerakan indeks BISNIS-27 sepekan mendatang akan bergerak menurun membentuk pola konsolidasi bearish flag setelah melewati puncak head and shoulder pada Senin pekan lalu ketika indeks mencapai level 141,67.

Senin, April 06, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 6 April 2009

Indeks BISNIS-27

Selama sepekan pergerakan indeks BISNIS-27 melanjutkan tren bullish dengan kenaikan 3,24% atau 4,39 poin ditutup di level 139,91 pada Jumat kemarin. Berlanjutnya tren kenaikan indeks BISNIS-27 tidak terlepas dari arus dana asing yang mulai masuk kembali ke pasar modal dalam negeri dengan dukungan indeks DJIA dan regional Asia Pasifik yang berada di dalam tren positif oleh sentimen pertemuan G-20 yang khusus membahas penanganan krisis keuangan global.

Sepanjang pekan kemarin investor asing membukukan ney buying sebesar Rp771 miliar yang bila digabungkan dengan periode Maret akan sebesar Rp2,54 triliun, atau berbanding terbalik dari periode Januari yang membukukan net selling sebesar Rp1,16 triliun dan Februari yang sebesar Rp561 miliar. Nilai rupiah terhadap dolar AS turut menguat sebesar 4,23% dalam tiga pekan terakhir ke level Rp11.481/US$ pada akhir pekan kemarin.

Dari dalam negeri, sentimen positif masuknya dana asing ke bursa saham dan naiknya indeks BISNIS-27 dipicu oleh angka inflasi Maret yang sebesar 7,92% (yoy) atau berada dalam tren penurunan sejak September 2008 yang berada di level 12,14%. Tren inflasi tahunan yang menurun berhasil membuat BI rate kembali diturunkan sebesar 25 bps ke level 7,5% atau turun 175 bps dari level September 2008 di level 9,25%. Tren penurunan inflasi dan BI rate diharapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat dan menopang kinerja emiten pada tahun ini.

Kinerja emiten 2008 yang rata-rata membukukan kinerja yang positif dan kebijakan beberapa bank BUMN yang menurunkan dividen payout ratio untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyalurkan kredit pada tahun ini tetap menjadi katalis fundamental dalam kenaikan indeks BISNIS-27 sepekan kemarin.

Dari sisi teknis, pergerakan indeks BISNIS-27 berupaya membentuk head and shoulder dengan tren kenaikan yang masih akan berlanjut pada pekan ini setelah sebelumnya pada pekan terakhir Maret memasuki masa konsolidasi dengan membentuk bullish flag.

Jumat, April 03, 2009

Ulasan Pasar edisi 3 April 2009

Indeks BISNIS-27

Pergerakan indeks BISNIS-27 semakin melaju dengan kencang hingga perdagangan hari keempat pekan ini. Indeks melanjutkan rally dengan sentiment inflasi Maret yang cukup bersahabat bagi perbaikan ekonomi dalam negeri dan posisi BI rate.

Indeks BISNIS-27 ditutup menguat ke level tertingginya sejak diluncurkan yaitu 139,78 atau naik 3,12% (4,23 poin) dari level penutupan Rabu sebelumnya. Investor semakin optimis dengan aksi beli menjelang pengumuman BI rate Jumat besok (hari ini).Ruang penurunan BI rate semakin terbuka lebar dari level saat ini 7,75% dan hal ini akan meningkatkan likuiditas di dalam system ekonomi dalam negeri serta memperbaiki daya beli dengan meningkatnya penyaluran kredit perbankan didukung oleh suku bunga kredit yang semakin rendah.

Saham perbankan terutama Bank BNI bergerak menguat signifikan pada perdagangan kemarin. Saham Bank BNI (BBNI) bahkan membukukan gain terbesar di dalam portofolio BISNIS-27 yaitu sebesar 15,58%, diikuti oleh saham Bank BRI (BBRI) 7,73%, dan saham Bank Mandiri (BMRI) sebesar 6,67%. Bank BNI (BBNI) membukukan kenaikan laba bersih 2008 sebesar 36,1% menjadi Rp 1,222 triliun dibandingkan tahun 2007 yang sebesar Rp 898 miliar. Bank Mandiri di tahun 2008 membukukan laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 5,31 triliun naik 22,3% dibanding tahun 2007 yang sebesar Rp 4,35 triliun dan NPL gross 4,7% turun dibanding tahun 2007 yang sebesar 7,2% serta NPL net 1,09% turun dibanding tahun 2007 yang sebesar 1,51%.

Berlanjutnya rally indeks BISNIS-27 juga ditopang oleh pergerakan positif indeks regional Asia Pasifik seperti Hang Seng yang naik 7,41%, indeks STI Singapura naik 5,94%, indeks Nikkei-225 naik 4,4%, yang dipengaruhi oleh kenaikan indeks DJIA sebelumnya yaitu sebesar 2,01%.

Pertemuan G-20 di London turut memberikan optimisme bagi pergerakan indeks DJIA yang direspon oleh indeks saham Asia Pasifik. Pelaku pasar berharap adanya persatuan pendapat dan upaya penanganan yang serius di antara pemimpin dunia terhadap krisis keuangan yang sedang terjadi saat ini.

Indeks diperkirakan akan mengalami konsoidasi jangka pendek berupa profit taking di akhr pekan ini setelah dalam empat hari perdagangan naik 3,14% dan secara teknis telah mengalami overbought dengan indeks RSI melewati level 70.

Kamis, April 02, 2009

Ulasan Pasar edisi 2 April 2009

Indeks BISNIS-27

Indeks BISNIS-27 melanjutkan tren rally hingga perdagangan Rabu kemarin dengan kenaikan 3,66 poin atau 2,78% tertinggi di antara indeks pasar nonsektoral lainnya di bursa efek Indonesia. Indeks BISNIS-27 kemarin ditutup di level 135,55 dengan saham-saham perbankan masih menjadi penopang utama pergerakan indeks sejak Selasa sebelumnya.

Pengumuman inflasi Maret yang sebesar 0,22% atau inflasi kalender yang sebesar 7,92% di bawah konsensus ekonom berdasarkan data Bloomberg yang sebesar 7,96%, memberikan sentimen positif aksi beli saham-saham perbankan dengan menurunnya kemungkinan kenaikan BI rate dari level 7,75% atau dengan kata lain BI rate berpeluang terjaga di level 7,75%. Level BI rate yang tetap seperti saat ini akan membuat perbankan dapat melanjutkan rencana peningkatan penyaluran kreditnya pada tahun ini seiring kebijakan penurunan dividen payout ratio oleh bank-bank BUMN yang ditujukan untuk peningkatan modal internal.

Berlanjutnya rally saham perbankan juga tidak terlepas dari kinerja perbankan di tahun 2008 yang secara fundamental mengalami penguatan signifikan seperti Bank Mandiri di tahun 2008 yang membukukan kenaikan laba bersih tahun 2008 sebesar 22,3% menjadi Rp 5,31 dan penurunan NPL gross menjadi 4,7% dibanding tahun 2007 yang sebesar 7,2% dan NPL net yang sebesar 1,09% di tahun 2008 dibanding tahun 2007 yang sebesar 1,51%. Optimisme peningkatan kinerja perbankan di tahun ini akan semakin menguat dengan dukungan BI rate yang semakin menurun serta penguatan rupiah terhadap dolar AS.

Nilai rupiah terhadap dolar AS juga mengalami penguatan seiring aksi beli di bursa saham. Pada perdagangan kemarin, rupiah diperdagangkan di level Rp11.595/US$. Nilai rupiah telah menguat 3,3% dalam dua minggu terakhir.

Saham Bank Mandiri (BMRI) membukukan gain 3,45%, Bank BRI membukukan gain 7,74%, dan Astra Internasional (ASII) membukukan gain 8,42%. Penguatan rupiah terhadap dolar AS akan memberikan senitmen positif bagi penurunan biaya impor suku cadang dan harga mobil CBU (completely built up).