Jumat, Juni 05, 2009

Ulasan Pasar edisi 5 Juni 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 kembali merangkak naik pada perdagangan hari keempat pekan ini, setelah terkoreksi tipis pada Selasa oleh profit taking jangka pendek. Indeks BISNIS-27 melanjutkan tren rally dengan sentimen tren kenaikan harga minyak dunia.

Pada perdagangan Kamis kemarin, indeks BISNIS-27 ditutup naik 1,57% ke level 186,27 dengan penopang utama berasal dari saham-saham pertambangan dan komoditas. Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik 10,17%, saham Aneka Tambang (ANTM) naik 3,45%, saham International Nickel Indonesia (INCO) naik 2,4%, dan saham Timah (TINS) naik 2,38%.

Selain saham pertambangan, saham-saham perbankan bergerak naik oleh sentimen penurunan BI rate sebesar 25 bps ke level 7%. Saham Bank Mandiri (BMRI) naik 2,27%, saham Bank Central Asia (BBCA) naik 1,42%, saham Bank Danamon (BDMN) naik 7,83%. Penurunan BI rate dan laju inflasi yang semakin melambat menjadikan risiko investasi di Indonesia menjadi semakin rendah, sehingga memicu aliran dana asing masuk ke Indonesia (capital inflow) yang sebagian besar berorientasi jangka pendek.

Kondisi tersebut ditunjang dengan dolar AS yang berada dalam tren depresiasi terhadap rupiah. Nilai rupiah hingga penutupan perdagangan kemarin kembali menguat ke level Rp10.077/US$ atau menguat 1,09% dari sehari sebelumnya.

Secara teknis, indeks BISNIS-27 berada dalam areal jenuh beli (overbought) setelah rally dalam 14 hari terakhir sebesar 17,98%. Indeks RSI (Relative Strenght Index) BISNIS-27 berada di level 76,08 pada penutupan Kamis kemarin, tertinggi dalam sebulan terakhir. Di samping itu, beberapa indeks regional Asia Pasifik berada di zona negatif seperti STI Singapura bergerak turun sebesar 0,88%, Hang Seng turun 0,4%, dan Nikkei-255 turun 0,75%. Dengan memperhatikan beberapa faktor tersebut, indeks diperkirakan mengalami koreksi teknis oleh aksi ambil untung jangka pendek di akhir pekan ini.

Tidak ada komentar: