Senin, Juni 15, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 15 Juni 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Pergerakan indeks BISNIS-27 selama sepekan terakhir mengalami koreksi yang dipengaruhi oleh kondisi jenuh beli (overbought) dalam satu bulan terakhir atau sejak 18 Mei lalu. Indeks dalam sepekan mengalami koreksi tipis sebesar 1,74% ditutup di level 187,8. Tren bullish indeks sejak 18 Mei membawa indeks menyentuh level tertingginya yaitu 191,93 pada Selasa. Indeks membutuhkan 16 hari perdagangan untuk membukukan gain 21,57%.

Dalam pekan kemarin, indeks tercatat hanya sekali membukukan gain yaitu pada Selasa sebesar 1,99% ke level 191,93 atau naik 3,75 poin dari penutupan sehari sebelumnya.

Masa konsolidasi berupa koreksi sangat dibutuhkan bagi indeks untuk kembali bergerak menguat dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh signifikan pada bursa di antaranya harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap dolar AS.

Kenaikan harga minyak sebesar 23,18% dalam sebulan terakhir memberikan pengaruh positif bagi indeks BISNIS-27 terutama melalui kenaikan harga saham-saham pertambangan dan CPO.

Namun, tren kenaikan harga minyak yang cukup agresif menjadi ancaman tersendiri bagi pergerakan harga komoditas di pasar internasional berupa meningkatnya peluang kenaikan harga yang akan memicu kenaikan biaya produksi dan inflasi. Selain itu, tren penguatan rupiah pun harus berhenti sejenak setelah menyentuh level Rp9.930/US$ pada 5 Juni lalu karena emiten memborong dolar AS untuk membayar utang mereka yang berdenominasi dolar AS. Akibatnya, rupiah kembali terpuruk ke level Rp10.000/US$ dan menyentuh titik terendah pada pekan kemarin di level Rp10.096/US$ pada Kamis.

Tren bullish harga minyak dan depresiasi rupiah tersebut memberikan sentimen negatif bagi saham-saham perbankan. Saham Bank Danamon (BDMN) mengalami koreksi terbesar selama sepekan dalam portofolio BISNIS-27 yaitu sebesar 8,95% diikuti oleh saham Bank Mandiri (BMRI) sebesar 7,69%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar 7,35%, dan Bank Internasional Indonesia (BNII) sebesar 4,76%.

Sebaliknya, beberapa saham pertambangan seperti International Nickel Indonesia (INCO) tetap bergerak positif dengan membukukan gain sebesar 4,49% dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) sebesar 4,04%.

Tidak ada komentar: