Senin, Juni 01, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 1 Juni 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pada pekan terakhir Mei, indeks BISNIS-27 berhasil menguat 1,91% melanjutkan rally pekan sebelumnya yang telah menguat sebesar 7,59%. Faktor penguatan ini tidak terlepas dari bullish saham-saham pertambangan khususnya batu bara yang mendapat sentimen positif dari pergerakan harga minyak dunia.

Harga minyak dunia pada akhir pekan kemarin mencapai level US$66 per barel yang berarti telah naik sebesar 30% pada Mei atau tertinggi sejak kenaikan 37% pada Maret 1999. Penguatan harga minyak terjadi di tengah berita-berita positif menyangkut perkembangan ekonomi beberapa negara maju di kawasan Asia Pasifik maupun Eropa. Produksi sektor industri di Jepang naik 5,2% pada April sekaligus mencatat kenaikan terbesar sejak 1953. India berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif 5,8% pada kuartal I-2009. Penjualan ritel di Jerman naik naik 0,5% pada April, melebihi ekspektasi ekonom yang berkisar 0,1%. Positifnya penjualan ritel tersebut menunjukkan adanya prospek yang positif di sektor konsumsi negara tersebut.

Beberapa data perekonomian yang positif tersebut mendorong investor meninggalkan dolar AS sebagai mata uang yang aman dan mencari investasi di kawasan yang berkategori emerging market. Nilai dolar AS melemah terhadap beberapa mata uang Asia Pasifik di akhir pekan kemarin. Dolar AS melemah 0,8% terhadap yen Jepang, terhadap dolar Hongkong melemah 0,02%, dan terhadap Rupee India melemah 0,47%. Terhadap euro, dolar AS melemah 1,5%. Dolar AS juga melemah terhadap rupiah pada akhir pekan kemarin sebesar 0,91%.
Melemahnya dolar AS terhadap sejumlah mata uang kuat dunia meningkatkan harga minyak dunia sebagai komoditas lindung nilai sekaligus sumber utama energi. Sentimen penguatan harga minyak tersebut menjadi pendongkrak indeks BISNIS-27 melalui saham-saham pertambangan dan komoditas batu bara. Beberapa saham pertambangan seperti Medco Energy Internasional (MEDC) naik cukup signifikan terutama pada akhir pekan kemarin sebesar 13,79%, saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik 7, 73%, saham PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik 4,17%, dan saham Adaro Energy (ADRO) naik 3,88%.
Kenaikan indeks BISNIS-27 sebesar 9,5% dalam dua pekan terakhir akan mendapat sedikit tekanan menjelang pengumuman inflasi Mei di awal Juni ini. Sulitnya penurunan suku bunga kredit oleh perbankan, meskipun BI rate telah diturunkan sebesar 200 bps sejak awal tahun, mendorong investor untuk mengurangi portofolio saham-saham perbankan disebabkan pelambatan inflasi dan penurunan BI rate menjadi kurang sensitif untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, investor cenderung mengalokasikan dana ke saham-saham pertambangan dipengaruhi tren kenaikan harga minyak dunia, sekaligus memiliki likuiditas yang cukup tinggi.

Di akhir pekan kemarin, terlihat koreksi pada beberapa saham bank yang memiliki fundamental cukup baik seperti Bank Central Asia (BBCA) yang terkoreksi sebesar 2,17%, Bank Danamon (BDMN) sebesar 1,96%, dan Bank Internasional Indonesia (BNII) sebesar 1,23%. Saham otomotif Astra Internasional (ASII) terkoreksi 4,37%.

Tidak ada komentar: