Senin, Maret 23, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 23 Maret 2009

Indeks BISNIS-27

Pergerakan indeks BISNIS-27 selama sepekan kemarin berhasil menyentuh level tertingginya di level 123,5 pada Jumat (20/3), sejak diluncurkan sejak 27 Januari 2009. Indeks BISNIS-27 bergerak naik 4,44 poin (+3,73%) dalam sepekan. Indeks BISNIS-27 juga mencatat kenaikan tertinggi di antara indeks pasar nonsektoral lainnya di Bursa Efek Indonesia dalam tiga hari berturut-turut sejak penutupan Rabu hingga Jumat pada pekan kemarin.

Pergerakan indeks BISNIS-27 di awal pekan diwarnai oleh aksi profit taking investor jangka pendek setelah pada pekan kedua bulan ini indeks BISNIS-27 mencatat kenaikan tertinggi dalam pergerakan mingguan yaitu sebesar 4,28%. Aksi profit taking dipengaruhi oleh Indeks RSI (Relative Strenght Index) untuk BISNIS-27 yang berada di level overbought yaitu level 50 atau tertinggi sejak diluncurkan. Saham Astra Internasional (ASII) memimpin koreksi teknis seiring indeks RSI untuk saham ASII juga menyentuh level tertingginya sejak 3 bulan terakhir yaitu di level 72. Aksi profit taking dalam dua hari di awal pekan kemarin mengkoreksi indeks sebesar -1,21% membawa indeks ke level 117,62 pada Selasa (17/3).

Indeks BISNIS-27 berbalik arah pada perdagangan Rabu dengan kenaikan sebesar 1,05% ke level 118,85 dengan pengaruh kuat dari saham Medco Energi Internasional (MEDC) setelah Medco mendapatkan pinjaman sebesar US$125 juta dari Bank Mandiri (BMRI). Indeks juga ditopang oleh saham ASII setelah data penjualan kendaraan sepanjang Februari 2009 mencatat kenaikan 9,1% atau sebesar 34.499 unit dibandingkan dengan jumlah penjualan pada bulan sebelumnya yang sebesar 31.634 unit.

Dalam sepekan, saham MEDC membukukan gain 6,17% dan ASII sebesar 5,38%. Saham Aneka Tambang (ANTM) membukukan gain 3,7% setelah Aneka Tambang berencana akan kembali mengakuisisi dua tambang emas setelah finalisasi tambang Cibaliung.

Indeks melanjutkan rebound pada perdagangan Kamis sebesar 2,07% dan Jumat yang sebesar 1,81% ditopang oleh pergerakan rupiah yang semakin menguat terhadap dolar AS dan bahkan pada Jumat nilai rupiah menguat sebesar 140 poin bergerak ke level Rp11.815/US$.

Aksi beli selektif oleh investor asing mempengaruhi pergerakan indeks BISNIS-27 pada pekan kemarin. Selama sepekan, saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) membukukan gain tertinggi dalam portofolio BISNIS-27 dengan kenaikan sebesar 7,58%, saham-saham perbankan seperti Bank Negara Indonesia (BBNI) membukukan gain sebesar 5,88%, Bank Mandiri (BMRI) sebesar 5,43%, Bank Danamon (BDMN) sebesar 5%, Bank Central Asia (BBCA) sebesar 4,42%, dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar 4,27%.

Pergerakan rupiah dalam sepekan telah menguat sebesar 1,44% terhadap dolar AS setelah likuiditas dolar AS di pasar global mulai melonggar. The Fed melalui FOMC (Federal Open Market Committee) mempertahankan suku bunga acuan 0% - 0,25% dan meningkatkan pembelian surat berharga yang terkait dengan kredit pemilikan rumah bermasalah. Selain itu, The Fed juga memutuskan untuk membeli obligasi AS. Beberapa keputusan The Fed tersebut bertujuan memompakan likuiditas ke pasar yang mengakibatkan dolar AS berlimpah di pasar global.


Optimisme pasar juga diperkuat oleh pergerakan harga minyak dunia yang menyentuh level US$ 51 per barel atau tertinggi sejak dua bulan terakhir.

Tidak ada komentar: