Selasa, Maret 10, 2009

Ulasan Pasar edisi 10 Maret 2009

Indeks Bisnis-27

Sepanjang pekan pertama Maret 2009, indeks Bisnis-27 menguat tipis 0,44 poin (+0,39%) dari penutupan pekan terakhir bulan Februari lalu di level 113,73. Indeks Bisnis-27 pada Jumat kemarin ditutup di level 114,17.

Indeks Bisnis-27 bergerak fluktuatif oleh orientasi investasi jangka pendek investor sebagai imbas perkembangan penanganan krisis ekonomi global yang belum memberikan sinyal perbaikan. Rencana penambahan komposisi saham pemerintah AS di citigroup menjadi sebesar 39% memberikan persepsi negatif terhadap kondisi sistem keuangan AS. Koreksi indeks Bisnis-27 yang terdalam pada pekan kemarin terjadi di awal pekan sebesar 3,08 poin (-2,71%), namun indeks berhasil rebound 3,56% dalam dua hari berikutnya ke level 114,59.

Dari dalam negeri, data inflasi Februari 2009 sebesar 0,21% menjadi pendorong aksi jual signifikan pada awal pekan karena tren deflasi sejak Desember 2008 akhirnya terhenti di bulan Februari, di mana deflasi Desember 2008 sebesar 0,04% dan deflasi Januari 2009 sebesar 0,07%.

Dari internal bursa, penyusutan laba bersih Aneka Tambang tahun 2008 sebesar 74% menjadi Rp1,31 triliun dari sebesar Rp5,13 triliun pada tahun 2007 memberikan sentimen negatif pada investor karena penyusutan tersebut juga disebabkan oleh kerugian transaksi derivatif sebagai imbas depresiasi rupiah terhadap dolar AS. investor mengkhawatirkan kerugian yang sama akan dialami oleh emiten lainnya di bursa, khususnya emiten pertambangan.

Indeks bergerak menguat secara signifikan pada perdagangan Rabu setelah Bank Indonesia memutuskan kembali memangkas BI rate sebesar 50bps ke level 7,75%. Aksi beli jangka pendek yang ditopang oleh saham-saham perbankan mendongkrak indeks Bisnis-27 sebesar 2,77% ke level 114,59.

Selain saham perbankan, penguatan indeks Bisnis-27 juga ditopang sentimen positif saham United Tractors (UNTR) yang membukukan kenaikan earning per share di tahun 2008 sebesar 68,7% menjadi sebesar Rp884 per saham dari sebesar Rp524 per saham di tahun 2007. Saham UNTR menghasilkan gain sebesar 7% ke level Rp5.350.

Selain oleh saham perbankan, rebound indeks Bisnis-27 juga ditopang oleh saham-saham pertambangan khususnya emiten batu bara yang bergerak naik oleh sentimen positif kenaikan harga minyak dunia sebesar 2,6% ke level US$42,71 per barel dalam sehari perdagangan. Harga minyak dunia telah stabil berada di atas level US$40 per barel sejak pertengahan pekan terakhir Februari. Saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) membukukan gain sebesar 6,01%, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) sebesar 5,97%, dan saham Adaro Energy (ADRO) naik sebesar 5,56%.

Investor tetap mencermati pergerakan rupiah terhadap dolar AS yang bergerak melemah dan stabil berada di atas level Rp12.000/US$ dalam sepekan terakhir.

Faktor depresiasi rupiah terhadap dolar AS tersebut mendorong profit taking di akhir pekan dengan koreksi tipis saham-saham perbankan seperti Bank Internasional Indonesia (BNII) sebesar -1,69%, Bank Pan Indonesia (PNBN) sebesar -1,1%, Bank Danamon (BDMN) sebesar -0,99%, dan Bank Central Asia (BBCA) sebesar -0,96%.

Namun bila diakumulasi dalam sepekan, saham BBCA berhasil membukukan gain tertinggi di antara 27 saham indeks Bisnis-27 yaitu sebesar 9,57% diikuti oleh saham PNBN sebesar 4,65%, dan saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar 3,36%.

Tidak ada komentar: