Senin, Maret 02, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 2 Maret 2009

Ulasan Indeks Bisnis-27

Di pekan terakhir bulan Februari kemarin, tekanan jual masih mewarnai pergerakan indeks Bisnis-27 sebagai imbas melemahnya pergerakan indeks Dow Jones (DJIA) dan indeks regional Asia Pasifik. Indeks Bisnis-27 ditutup pada akhir pekan kemarin di level 113,73 lebih rendah 1,35 poin (-1,17%) dibandingkan dengan penutupan pekan ketiga Februari.

Investor masih berposisi wait and see sepanjang pekan kemarin memperhatikan fluktuasi rupiah terhadap dolar AS yang masih melemah di kisaran Rp12.000/US$. Data inflasi bulan Februari yang akan diumumkan awal pekan ini dan realisasi level BI rate untuk tetap di level 8,25% atau bahkan lebih rendah menjadi faktor penunda untuk aksi beli investor hingga pekan pertama Maret ini.

Selain itu, investor juga menunggu laporan keuangan emiten tahun 2008 yang sudah mulai keluar pada akhir Februari kemarin. Aksi beli sudah mulai nampak pada beberapa saham unggulan yang mengalami oversold pada pertengahan Februari yang diiringi oleh rencana pembagian dividen, di antaranya pada saham Astra Internasional (ASII) yang bergerak naik dalam sepekan kemarin dengan membukukan gain 3,67%. Laba bersih dan EPS (earning per share) ASII naik 41% pada tahun 2008 dibandingkan dengan 2007. Rencana pembagian dividen sebesar Rp570 per saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) pada bulan Mei mendatang ikut mendongkrak ASII selama sepekan terakhir. Diperkirakan sentimen bursa pada awal pekan ini akan banyak diwarnai oleh laporan keuangan emiten 2008.

Sepanjang pekan kemarin, saham-saham lainnya yang mulai bergerak naik adalah Astra Agro Lestari (AALI) sebesar 6,2% yang ditopang laba bersih AALI tahun 2008 yang naik 33,5% dibandingkan dengan tahun 2007. Selain AALI, saham Aneka Tambang (ANTM) naik 5,26% ditopang oleh sentimen positif harga emas yang menembus level psikologis US$1000 per tray ounce. Harga minyak dunia yang telah kembali bergerak di atas US$40 per barel selama sepekan kemarin turut mengangkat harga nikel ke level US$10.016 per ton atau tertinggi sejak pertengahan Februari dan memberikan sentimen positif bagi saham Internasional Nickel Indonesia (INCO) di tengah perilaku selective buying investor dan orientasi investasi jangka pendek. Rencana pembagian dividen turut mendongkrak saham INCO. Saham United Tractors (UNTR) naik 1,9% ditopang oleh kenaikan laba bersih sepanjang tahun 2008 sebesar 78%.

Saham Medco Energy Internasional (MEDC) melonjak 24,85% dalam sepekan setelah muncul berita bahwa China National Petroleum Corp. akan membeli saham Verenex yang merupakan perusahaan patungan Medco dan Verenex Energy Inc. senilai US$400juta.

Saham-saham perbankan mendominasi tekanan pada indeks Bisnis-27 selama sepekan terimbas sentimen fluktuasi rupiah terhadap dolar AS. Saham Bank BRI (BBRI) turun -11,31%, Bank CIMB-Niaga turun -7,06%, dan Bank BCA (BBCA) turun -4,08%.


Ulasan IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang pekan terakhir Februari kemarin bergerak melemah ke level 1.285,48 atau turun 11,46 poin (-0,88%) dibandingkan dengan sepekan sebelumnya tertekan oleh fluktuasi rupiah terhadap dolar AS dan posisi investor yang wait and see terhadap fluktuasi indeks DJIA dan regional Asia Pasifik.

Beberapa laporan keuangan emiten dan rencana pembagian dividen menjadi sentimen positif penahan koreksi IHSG lebih lanjut seperti yang terjadi pada saham Astra Internasional (ASII) yang naik 3,67%.

Harga minyak dunia yang telah kembali bergerak di atas US$40 per barel selama sepekan kemarin turut mengangkat harga nikel ke level US$10.016 per ton atau tertinggi sejak pertengahan Februari dan memberikan sentimen positif bagi saham dari sektor pertambangan yaitu Internasional Nickel Indonesia (INCO) di tengah perilaku selective buying investor dan orientasi investasi jangka pendek.

Akuisisi saham Petrosea (PTRO) oleh Indika Energy sebesar 82% mendongkrak saham PTRO dalam sepekan sebesar 34,67% dan kenaikan ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring kewajiban Indika Energy untuk melakukan tender offer atas saham PTRO yang tersisa di bursa.






Tidak ada komentar: