Jumat, Maret 13, 2009

Ulasan Pasar edisi 13 Maret 2009

Indeks BISNIS-27

Aksi profit taking jangka pendek pada perdagangan Kamis kemarin menghentikan sementara laju bullish indeks BISNIS-27 yang dibentuk sejak Selasa pekan ini. Indeks BISNIS-27 terkoreksi tipis sebesar 0,47 poin (-0,4%) ke level 117,11. Investor asing di BEI membukukan aksi beli bersih yang melemah senilai Rp125miliar dibandingkan dengan perdagangan Rabu sebelumnya yang sebesar Rp200miliar. Pada perdagangan Selasa atau awal pekan ini, investor asing hanya membukukan nilai beli bersih sebesar Rp19miliar.

Koreksi indeks BISNIS-27 pada perdagangan Kamis kemarin sebagian besar didominasi oleh koreksi saham-saham perbankan seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar -3,68% dan Bank Central Asia (BBCA) sebesar -1,79%. Sehari sebelumnya saham-saham perbankan melonjak tajam oleh sentimen positif pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar industri perbankan mempercepat penurunan suku bunga kredit untuk menopang daya beli dan meningkatkan belanja konsumen.

Secara fundamental, aksi jual saham-saham perbankan dipengaruhi oleh data Bank Indonesia yang melaporkan penyusutan laba operasional perbankan per Januari 2009 sebesar Rp301 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penyusutan laba operasional tersebut menjadi indikasi menurunnya penyaluran kredit dan marjin bunga bersih, serta meningkatnya dana untuk pencadangan kredit bermasalah.

Selain saham-saham perbankan yang mengalami aksi jual, saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) dan United Tractors (UNTR) ikut terkoreksi masing-masing sebesar -2,27% dan -1,79%. Saham INTP pada Rabu telah membukukan gain sebesar 2,92%. Sedangkan, saham UNTR telah naik 12% sejak 3 Maret 2009 ditopang faktor fundamental United Tractors yang membukukan kenaikan earning per share di tahun 2008 sebesar 68,7% dibandingkan tahun 2007.

Di sisi lain, saham Astra Internasional (ASII) melanjutkan rebound dan membukukan gain tertinggi di antara 27 saham dalam portofolio indeks BISNIS-27 sebesar 4,62% diikuti oleh saham Indah Kiat Pulp & Papers (INKP) sebesar 1,15%, Indosat (ISAT) sebesar 1,14%, Jasa Marga (JSMR) sebesar 1,14%, Telekomunikasi Indonesia (TLKM) sebesar 0,78%, dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) sebesar 0,51%.

Pada perdagangan Rabu, saham ASII telah mencetak gain sebesar 5,31% dan rally saham Astra Internasional ini ditopang oleh penurunan BI rate sebesar 50 bps ke level 7,75% yang diharapkan akan menekan suku bunga perbankan untuk kredit pembiayaan kendaraan bermotor khususnya roda dua yang masih menunjukkan penguatan penjualan sebesar 5% pada bulan Februari 2009 dibandingkan Januari 2009.

Ulasan Pasar edisi 12 Maret 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27

Indeks BISNIS-27 kembali mencatat kenaikan tertinggi dibandingkan indeks pasar non-sektoral lainnya pada perdagangan Rabu kemarin dengan kenaikan sebesar 1,88 poin (1,63%) membawa indeks ke posisi 117,57.

Secara teknikal, posisi indeks tersebut mengkonfirmasi signal bullish sejak perdagangan Selasa pekan ini dan membuka peluang kenaikan lebih lanjut seiring indikator MACD indeks BISNIS-27 yang memasuki areal positif atau di atas nol dan indikator Bollinger yang mendekati upperband.

Penguatan indeks BISNIS-27 ditopang oleh kenaikan saham-saham perbankan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan industri perbankan untuk mempercepat penurunan suku bunga kredit agar daya beli masyarakat dapat meningkat. Saham Bank Central Asia (BBCA) naik 3,7%, Bank Mandiri (BMRI) naik 2,78%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 1,88%, dan Bank Internasional Indonesia (BNII) naik 1,72%. Beberapa saham yang sensitif dengan suku bunga kredit perbankan dan penguatan daya beli masyarakat seperti saham otomotif Astra Internasional (ASII) dan Indocement Tunggal Perkasa (INTP) sebagai emiten semen pendukung properti dan infrastruktur membukukan gain masing-masing sebesar 5,31% dan 2,92%. Saham emiten semen lainnya seperti Semen Gresik (SMGR) naik 2,21%. Saham emiten properti yaitu Lippo Karawaci (LPKR) ditutup naik 1,22%. Saham ASII membukukan gain tertinggi dalam portofolio indeks BISNIS-27 kemarin.

Saham emiten CPO turut menopang bullish indeks BISNIS-27 setelah muncul laporan cadangan CPO di Malaysia yang menyusut 15% pada Februari kemarin dibandingkan dengan jumlah cadangan sebulan sebelumnya. Saham Astra Agro Lestari (AALI) membukukan gain sebesar 2,45%.

Penguatan indeks BISNIS-27 tidak terlepas dari faktor eksternal bursa yang memberikan optimisme pada pasar saham regional Asia Pasifik termasuk Indonesia, di antaranya adalah laporan keuangan Citigroup periode Januari-Februari 2009 yang berhasil membukukan laba setelah lima kurtal berturut-turut mencetak rugi. Kabar positif tersebut mendorong rebound indeks DJIA sebesar 379,44 poin (+5,8%) ke level 6.926,49, mengakhiri tren bearish DJIA sebesar -12,3% sejak 24 Februari 2009. Penguatan indeks DJIA diikuti oleh kenaikan indeks Nikkei-225 sebesar 321,14 poin (+4,55%) dan Hang Seng sebesar 236,61 (+2,02%). Indeks bursa Singapura, sebagai bursa terdekat Indonesia, mencatat kenaikan 19,76 poin (+1,33%).

Dari dalam negeri, faktor penguatan tipis rupiah terhadap dolar AS sejak Selasa pekan ini sebesar 0,66% ke posisi Rp11.971/US$ menjadi katalis penguatan indeks dan lonjakan aksi beli oleh investor asing senilai Rp200 miliar di BEI.

Ulasan Pasar edisi 11 Maret 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks Bisnis-27


Indeks Bisnis-27 mencatat kenaikan tertinggi di antara indeks pasar non-sektoral lainnya pada perdagangan Selasa kemarin atau hari pertama pekan ini. Indeks Bisnis-27 ditutup naik 1,52 poin (1,33%) ke level 115,69.

Aksi beli selektif (selective buying) dengan sentimen pemangkasan BI rate sebesar 50 bps ke level 7,75% pekan lalu, masih menjadi penopang utama beberapa saham-saham perbankan seperti Bank central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Mandiri (BMRI).

Pergerakan harga CPO yang bullish 7,78% dalam sepekan dan harga minyak dunia yang stabil berada di atas level US$45 per barel akibat rencana pengurangan produksi oleh OPEC menjadi katalis penguat saham-saham CPO dan pertambangan batu bara seperti Adaro Energy (ADRO). Saham United Tractors (UNTR) sebagai emiten penyedia alat berat untuk mendukung industri pertambangan dan perkebunan, ikut bergerak naik.

Saham UNTR bahkan membukukan gain tertinggi di antara emiten indeks Bisnis-27 sebesar 5,61% diikuti oleh saham-saham perbankan yaitu BBCA sebesar 4,85%, BBRI sebesar 3,9%, dan saham BMRI naik 2,27%. Saham CPO Astra Agro Lestari (AALI) naik 3,38% dan saham London Sumatera (LSIP) naik 3,23%. Saham batu bara ADRO naik sebesar 2,67%.

Faktor fundamental United Tractors (UNTR) yang membukukan kenaikan earning per share di tahun 2008 sebesar 68,7% menjadi sebesar Rp884 per saham dari sebesar Rp524 per saham di tahun 2007, ikut menopang kelanjutan rally saham UNTR. Saham UNTR pada sepekan kemarin telah membukukan gain sebesar 7% ditutup ke level Rp5.350 pada Jumat (6/3).

Saham Aneka Tambang (ANTM) masih menjadi penghambat kenaikan indeks Bisnis-27 dengan koreksi sebesar -4,39%. Saham ANTM dalam sepekan sebelumnya tertekan oleh penyusutan laba bersih Aneka Tambang tahun 2008 sebesar 74% menjadi Rp1,31 triliun dari sebesar Rp5,13 triliun pada tahun 2007 sebagai imbas kerugian transaksi derivatif oleh faktor depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Tidak ada komentar: