Senin, Mei 11, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 11 Mei 2009

Indeks BISNIS-27

Selama sepekan indeks BISNIS-27 bergerak naik 6,52% mengkonfirmasi tren bullish pekan sebelumnya yang didorong oleh capital inflow dana asing. Deflasi April sebesar 0,31%, penurunan BI rate ke level terendah dalam empat tahun terakhir ke level 7,25%, dan kinerja positif emiten kuartal I-2009 berperan menurunkan risiko investasi yang memicu arus dana asing masuk ke Indonesia.

Hal ini diindikasikan dengan tren penguatan rupiah yang sampai pekan lalu berhasil menyentuh level Rp10.365/US$ atau tertinggi sejak Oktober 2008. Indeks BISNIS-27 pada akhir pekan lalu ditutup di level 171,08. Tren penguatan rupiah yang berada di level tertinggi sejak Oktober 2008 memperkuat ekspektasi pasar terhadap peningkatan daya beli masyarakat

Indeks tercatat sekali terkoreksi sebesar -1,29% ke level 164,18 pada penutupan Selasa akibat faktor jenuh beli karena secara teknis indeks BISNIS-27 berada di areal overbought dengan indikator RSI (Relative Strenght Index) berada di level 77 pada penutupan Senin. Selain itu, investor tampak mengambil posisi sell on news setelah dalam lima hari sebelumnya bergerak naik oleh rumor penurunan BI rate.

Investor berupaya menambah portofolio mereka karena valuasi saham masih tergolong murah dibandingkan dengan posisi sebelum krisis pada akhir semester I-2008. Sebagai contoh adalah pergerakan saham Astra Agro Lestari yang sekaligus menjadi penggerak utama Indeks BISNIS-27 pada perdagangan Kamis. Saham Astra Agro Lestari (AALI) masih tergolong murah dengan price to earning ratio (PER) sebesar 10,95 kali dengan posisi Rabu di level Rp18.300 per saham, dibandingkan masa menjelang krisis akhir semester I-2008 yang sebesar 23,5 kali dengan harga saham saat itu Rp29.550 per saham. Kondisi tersebut memicu kenaikan saham AALI sebesar 6,56% atau Rp1.200 ke level Rp19.500 per saham pada Kamis.

Investor memiliki persepsi yang positif terhadap perkembangan perkonomian global saat ini yang diperkirakan mendekati titik akhir krisis likuiditas. Kondisi tersebut didukung oleh pergerakan harga minyak dunia di bursa New York yang berada dalam tren bullish dan menyentuh level tertinggi sejak awal tahun ini di level US$57,86 per barel. Pergerakan harga minyak menjadi indikator peningkatan aktivitas perekonomian yang berbanding lurus dengan permintaan bahan bakar minyak untuk keperluan industri. Optmisme tersebut didukung oleh data Departemen Tenaga Kerja AS yang mengumumkan angka pengangguran pada April sebesar 539.000 atau terendah sejak Oktober 2008. Selain itu, hasil stress test 19 bank di AS menunjukkan hanya 10 bank yang perlu tambahan modal sebesar US$74,6 miliar dan tidak ada bank yang harus ditutup atau dilikuidasi.

Tidak ada komentar: