Senin, Mei 25, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 25 Mei 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pergerakan indeks BISNIS-27 pada pekan lalu berbalik arah dari pergerakan sepekan sebelumnya yang terkoreksi sebesar 7,72%. Indeks BISNIS-27 dalam sepekan kemarin mencatat kenaikan sebesar 7,59% ditutup di level 169,86 pada Jumat akhir pekan lalu.

Dalam dua hari pertama sejak awal pekan, indeks langung bergerak rebound setelah mengalami koreksi yang cukup besar pada sepekan sebelumnya yang telah membawa indeks ke teritori jenuh jual (oversold) dengan indeks RSI (Relative Strenght Index) turun ke level 56 pada Jumat (15/5).

Faktor melambatnya laju inflasi tahunan ke level terendah sejak Januari 2008 yaitu 7,31% pada April serta tren penurunan BI rate ke level terendah sejak Juli 2005 yaitu 7,25% pada awal Mei menjadikan risiko investasi dan risiko pasar dinilai semakin rendah dan bahkan lebih rendah apabila dibandingkan dengan kondisi akhir tahun lalu ketika inflasi berada di level 11,06% dan BI rate di level 9,25%. Oleh karena itu, valuasi saham pun menjadi semakin murah bila dibandingkan dengan kondisi harga pada periode awal krisis likuiditas 2008. Kondisi tersebut memicu aliran dana asing kembali masuk ke Indonesia yang diindikasikan dengan penguatan rupiah terhadap dolar AS sebesar 1,12% dalam dua hari perdagangan di awal pekan.

Pergerakan mixed dialami indeks pada perdagangan Rabu hingga ditutup terkoreksi tipis sebesar 0,56% di level 170,19 oleh aksi profit taking jangka pendek setelah dua hari sebelumnya melejit naik 8,4%. Tekanan pada indeks berasal dari koreksi saham-saham perbankan yang telah menjadi penggerak indeks sejak awal pekan. Tren kenaikan harga minyak dunia yang saat ini telah mencapai US$61 per barel, dikhawatirkan akan meningkatkan harga komoditas di pasaran internasional dan mempengaruhi harga di dalam negeri serta meningkatkan laju inflasi.

Indeks masih mengalami koreksi di akhir pekan, namun dapat tertahan oleh pergerakan harga saham komoditas seiring tren kenaikan harga minyak. Pada Jumat kemarin, saham batu bara seperti Adaro Energy (ADRO) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) naik masing-masing 13,27% dan 1,85% dan saham emiten minyak Medco Energy Internasional (MEDC) naik 1,75%. Sementara itu, saham-saham perbankan masih bergerak melemah, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 3,97%, saham Bank Internasional Indonesia (BNII) turun 2,47%, saham Bank Central Asia (BBCA) turun 1,42%, dan saham Bank Mandiri (BMRI) turun 0,88%. Indeks terkoreksi tipis 0,19% atau lebih rendah dari koreksi Rabu sebelumnya yang sebesar 0,56%.

Memasuki pekan terakhir Mei, indeks diperkirakan akan kembali menguat oleh rebound saham-saham perbankan yang telah terkoreksi sejak Rabu. Sentimen jelang pengumuman inflasi akan menjadi katalis penguatan saham-saham perbankan dengan ekspektasi level inflasi yang masih melambat selama Mei yang sekaligus memperbesar peluang penurunan BI rate di awal Juni mendatang dari level saat ini 7,25%. Saham-saham komoditas khususnya batu bara juga berpeluang memperkuat kenaikan indeks dengan mengacu pada pergerakan harga minyak dunia.

Dari bursa regional, peluang rebound indeks BISNIS-27 semakin bertambah setelah indeks STI Singapura berhasil ditutup menguat sebesar 1,53% pada akhir pekan kemarin.

Tidak ada komentar: