Senin, Maret 30, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 30 Maret 2009

Indeks BISNIS-27


Pergerakan indeks BISNIS-27 selama sepekan kemarin melanjutkan tren bullish dengan kenaikan 12,02 poin atau 9,73% ke level baru yaitu 135,52. Sentimen pergerakan bursa regional Asia Pasifik memberikan pengaruh kuat bagi optimisme bursa, selain penguatan rupiah terhadap dolar AS yang membuka aliran dolar AS masuk ke bursa efek Indonesia.

Kenaikan indeks yang paling kuat terjadi di awal pekan sebesar 5,73 poin atau 4,64%, berlanjut pada Selasa sebesar 3,4 poin atau 2,63% dan kemudian mengalami profit taking pada Rabu sebesar 2,12 poin atau -1,6% karena menjelang libur di dalam negeri, mendorong pelaku pasar terutama investor lokal mengambil posisi wait and see terhadap kemungkinan pembalikan arah bursa regional dan indeks DJIA.

Namun, bursa regional dan indeks DJIA pun ternyata masih bergerak positif pada perdagangan Kamis yang akhirnya memicu aksi beli kembali pada perdagangan Jumat dengan kenaikan indeks BISNIS-27 yang cukup signifikan yaitu sebesar 5 poin atau 3,84%. Pada pembukaan perdagangan Jumat, Indeks DJIA naik 1,17%, Nikkei-225 naik 1,84%, Hang Seng naik 3,57%, dan STI Singapura naik 3,97%.

Dalam dua pekan terakhir seiring tren bullish indeks BISNIS-27, rupiah berhasil menguat sebesar 4% dari posisi Rp11.988/US$ ke posisi Rp11.497/US$ pada Jumat kemarin. Rupiah sempat menyentuh level Rp11.400/US$ pada Selasa pekan lalu yang kemudian melemah pada Rabu sebesar 193 poin atau 1,69% ke posisi Rp11.593/US$ seiring aksi profit taking investor. Tren penguatan rupiah terhadap dolar AS tersebut memberikan sentimen positif saham-saham perbankan yang dalam lima hari perdagangan mencatat kenaikan signifikan. Saham Bank Danamon (BDMN) membukukan gain 26,47% diikuti saham Bank CIMB Niaga (BNGA) sebesar 24,05%, Bank Pan Indonesia (PNBN) sebesar 20%, Bank Internasional Indonesia (BNII) sebesar 19,64%, dan Bank Mandiri (BMRI) sebesar 12,57%.

Sentimen fundamental emiten tahun 2008 yang umumnya mencatat hasil positif turut menopang kelanjutan tren bullish indeks BISNIS-27 hingga akhir pekan kemarin. Astra Agro Lestari (AALI) membukukan kenaikan laba bersih 2008 sebesar 33,32% dengan lonjakan penjualan sebesar 36,9%. Saham AALI dalam lima hari perdagangan membukukan gain sebesar 14,46%. Dari sektor pertambangan batu bara, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) membukukan gain dalam lima hari perdagangan sebesar 8,4%. BUMN produsen batu bara tersebut membukukan kenaikan laba bersih 2008 sebesar 135,16% atau lebih tinggi dari kenaikan laba bersih 2007 yang sebesar 56,53%. Penjualan PTBA pada 2008 meningkat 74,9% atau lebih tinggi dari kenaikan penjualan 2007 yang meningkat 16,7%.

Selasa, Maret 24, 2009

Ulasan Pasar edisi 24 Maret 2009

Indeks BISNIS-27

Indeks BISNIS-27 kembali mengukir level tertingginya pada penutupan perdagangan awal pekan ini di level 129,24 membukukan persentase kenaikan tertinggi dari yang pernah dicapai sebelumnya dalam perdagangan harian yaitu sebesar 4,65% atau 5,74 poin. Pada sesi I perdagangan Senin kemarin, indeks BISNIS-27 menyentuh level 128,87 atau naik 4,34% dari level penutupan akhir pekan lalu.

Pergerakan indeks di awal pekan ini mengkonfirmasi signal bullish yang terbentuk sejak Kamis (19/3) ketika indikator MACD mulai memasuki areal positif atau berada di atas nol.

Aksi profit taking yang membayangi pergerakan indeks di awal pekan ternyata tidak terbentuk oleh karena pekan ini merupakan pekan terakhir penyampaian laporan keuangan emiten 2008 dengan kinerja emiten yang secara umum dianggap baik oleh pasar, terlihat dari laporan keuangan beberapa emiten unggulan yang telah terbit seperti Semen Gresik (SMGR) yang membukukan kenaikan laba bersih tahun 2008 sebesar 42,1% dan Indocement Tunggal Perkasa (INTP) dengan kenaikan laba bersih 2008 sebesar 78,09%. Saham United Tractors (UNTR) mencatat kenaikan EPS (earning per share) di tahun 2008 sebesar 68,7% menjadi sebesar Rp884 per saham dari level EPS tahun 2007 yang sebesar Rp524 per saham.

Beberapa saham portofolio BISNIS-27 yang bergerak naik di antaranya saham Bank Danamon (BDMN) yang membukukan gain tertinggi sebesar 11,43%, Bank Mandiri (BMRI) sebesar 10,82%, Astra Internasional (ASII) sebesar 8,76%, United Tractors (UNTR) sebesar 8,62%, Perusahaan Gas Negara (PGAS) sebesar 6,25%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar 5,85%, Adaro Energy (ADRO) sebesar 5,13%, Astra Agro Lestari (AALI) sebesar 4,45%, Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar 4,17%, dan Indocement Tunggal Perkasa (INTP) sebesar 4,09%.

Saham Bank Danamon bergerak naik setelah pada Senin kemarin memperoleh pernyataan efektif atas right issue senilai Rp 4 triliun. Rencana right issue akan meningkatkan pertumbuhan kredit Bank Danamon hingga 20% yang akan memperbesar profit di 2009 dengan NIM (net interest margin) di atas 10%.

Dari eksternal bursa, pergerakan positif indeks regional Asia Pasifik yang dipengaruhi melimpahnya dolar AS di pasar global ikut mempengaruhi aksi beli di Bursa Efek Indonesia. The Fed melalui FOMC (Federal Open Market Committee) mempertahankan suku bunga acuan 0% - 0,25% dan meningkatkan pembelian surat berharga yang terkait dengan kredit pemilikan rumah bermasalah serta membeli obligasi AS. Beberapa keputusan The Fed tersebut berimbas meningkatnya dolar AS di pasar global dan memperkuat mata uang dalam negeri. Pergerakan rupiah sejak awal pekan kemarin hingga awal pekan ini telah menguat sebesar 3,4% ke level Rp11.585/US$ dari posisi Rp11.988/US$.

Posisi penutupan indeks BISNIS-27 kemarin pada akhirnya membuka level support yang baru yaitu di level 127,79 dengan level resistance yaitu 130,81 untuk perdagangan Selasa besok (hari ini).

Senin, Maret 23, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 23 Maret 2009

Indeks BISNIS-27

Pergerakan indeks BISNIS-27 selama sepekan kemarin berhasil menyentuh level tertingginya di level 123,5 pada Jumat (20/3), sejak diluncurkan sejak 27 Januari 2009. Indeks BISNIS-27 bergerak naik 4,44 poin (+3,73%) dalam sepekan. Indeks BISNIS-27 juga mencatat kenaikan tertinggi di antara indeks pasar nonsektoral lainnya di Bursa Efek Indonesia dalam tiga hari berturut-turut sejak penutupan Rabu hingga Jumat pada pekan kemarin.

Pergerakan indeks BISNIS-27 di awal pekan diwarnai oleh aksi profit taking investor jangka pendek setelah pada pekan kedua bulan ini indeks BISNIS-27 mencatat kenaikan tertinggi dalam pergerakan mingguan yaitu sebesar 4,28%. Aksi profit taking dipengaruhi oleh Indeks RSI (Relative Strenght Index) untuk BISNIS-27 yang berada di level overbought yaitu level 50 atau tertinggi sejak diluncurkan. Saham Astra Internasional (ASII) memimpin koreksi teknis seiring indeks RSI untuk saham ASII juga menyentuh level tertingginya sejak 3 bulan terakhir yaitu di level 72. Aksi profit taking dalam dua hari di awal pekan kemarin mengkoreksi indeks sebesar -1,21% membawa indeks ke level 117,62 pada Selasa (17/3).

Indeks BISNIS-27 berbalik arah pada perdagangan Rabu dengan kenaikan sebesar 1,05% ke level 118,85 dengan pengaruh kuat dari saham Medco Energi Internasional (MEDC) setelah Medco mendapatkan pinjaman sebesar US$125 juta dari Bank Mandiri (BMRI). Indeks juga ditopang oleh saham ASII setelah data penjualan kendaraan sepanjang Februari 2009 mencatat kenaikan 9,1% atau sebesar 34.499 unit dibandingkan dengan jumlah penjualan pada bulan sebelumnya yang sebesar 31.634 unit.

Dalam sepekan, saham MEDC membukukan gain 6,17% dan ASII sebesar 5,38%. Saham Aneka Tambang (ANTM) membukukan gain 3,7% setelah Aneka Tambang berencana akan kembali mengakuisisi dua tambang emas setelah finalisasi tambang Cibaliung.

Indeks melanjutkan rebound pada perdagangan Kamis sebesar 2,07% dan Jumat yang sebesar 1,81% ditopang oleh pergerakan rupiah yang semakin menguat terhadap dolar AS dan bahkan pada Jumat nilai rupiah menguat sebesar 140 poin bergerak ke level Rp11.815/US$.

Aksi beli selektif oleh investor asing mempengaruhi pergerakan indeks BISNIS-27 pada pekan kemarin. Selama sepekan, saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) membukukan gain tertinggi dalam portofolio BISNIS-27 dengan kenaikan sebesar 7,58%, saham-saham perbankan seperti Bank Negara Indonesia (BBNI) membukukan gain sebesar 5,88%, Bank Mandiri (BMRI) sebesar 5,43%, Bank Danamon (BDMN) sebesar 5%, Bank Central Asia (BBCA) sebesar 4,42%, dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar 4,27%.

Pergerakan rupiah dalam sepekan telah menguat sebesar 1,44% terhadap dolar AS setelah likuiditas dolar AS di pasar global mulai melonggar. The Fed melalui FOMC (Federal Open Market Committee) mempertahankan suku bunga acuan 0% - 0,25% dan meningkatkan pembelian surat berharga yang terkait dengan kredit pemilikan rumah bermasalah. Selain itu, The Fed juga memutuskan untuk membeli obligasi AS. Beberapa keputusan The Fed tersebut bertujuan memompakan likuiditas ke pasar yang mengakibatkan dolar AS berlimpah di pasar global.


Optimisme pasar juga diperkuat oleh pergerakan harga minyak dunia yang menyentuh level US$ 51 per barel atau tertinggi sejak dua bulan terakhir.

Senin, Maret 16, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 16 Maret 2009

Indeks BISNIS-27

Selama sepekan kemarin indeks BISNIS-27 bergerak bullish dengan mencatat penguatan tertinggi di antara indeks pasar non-sektoral lainnya di Bursa Efek Indonesia sejak perdagangan awal pekan. Pada Selasa, indeks naik 1,33% dilanjutkan pada Rabu dengan kenaikan 1,63%, dan terakhir pada Jumat dengan kenaikan sebesar 1,67%. Indeks hanya terkoreksi tipis pada Kamis oleh aksi profit taking jangka pendek sebesar -0,4% atau melemah 0,47 poin.

Dalam sepekan indeks BISNIS-27 mencatat kenaikan 4,3% atau 4,89 poin ditutup di level 119,06. Secara teknikal, posisi indeks tersebut mengkonfirmasi signal bullish yang terbentuk pada awal pekan seiring indikator MACD indeks BISNIS-27 mulai memasuki areal positif atau berada di atas nol dan indikator Bollinger yang mendekati upperband, membuka peluang indeks untuk kenaikan lebih lanjut.

Penguatan indeks dalam sepekan tersebut turut dipengaruhi sentimen positif dalam negeri terutama instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar dunia perbankan segera menurunkan suku bunga kredit untuk meningkatkan daya beli masyarakat, menyesuaikan BI rate yang saat ini di level 7,75% atau lebih rendah 50 bps dari posisi Februari. Selain itu, penguatan rupiah terhadap dolar AS ke level Rp11.978/US$ menambah sentimen positif bursa di akhir pekan.

Beberapa sentimen tersebut berhasil mendongkrak saham-saham perbankan dan saham lainnya yang sensitif dengan suku bunga kredit seperti saham otomotif Astra Internasional (ASII) dan Indocement Tunggal Perkasa (INTP).

Saham ASII membukukan gain sebesar 16,59% dalam sepekan diikuti oleh saham Bank Central Asia (BBCA) sebesar 8,65%, dan saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar 7,19%. Saham INTP mencatat kenaikan sebesar 5,49% dan saham Bank Mandiri (BMRI) sebesar 4,55%.

Faktor fundamental United Tractors (UNTR) yang membukukan kenaikan EPS (earning per share) di tahun 2008 sebesar 68,7% menjadi Rp884 per saham dari Rp524 per saham di tahun 2007, ikut menopang rally saham UNTR pada pekan kemarin dengan membukukan gain 5,66%. Saham UNTR pada pekan sebelumnya telah membukukan gain sebesar 7%.

Penguatan indeks BISNIS-27 tidak terlepas dari faktor eksternal bursa yang memberikan optimisme pada bursa saham regional Asia Pasifik termasuk Indonesia, di antaranya adalah laporan keuangan Citigroup periode Januari-Februari 2009 yang berhasil membukukan laba setelah sebelumnya lima kurtal berturut-turut mencetak rugi. Kabar positif tersebut mendorong rebound indeks DJIA yang diikuti oleh bursa Asia Pasifik.

Jumat, Maret 13, 2009

Ulasan Pasar edisi 13 Maret 2009

Indeks BISNIS-27

Aksi profit taking jangka pendek pada perdagangan Kamis kemarin menghentikan sementara laju bullish indeks BISNIS-27 yang dibentuk sejak Selasa pekan ini. Indeks BISNIS-27 terkoreksi tipis sebesar 0,47 poin (-0,4%) ke level 117,11. Investor asing di BEI membukukan aksi beli bersih yang melemah senilai Rp125miliar dibandingkan dengan perdagangan Rabu sebelumnya yang sebesar Rp200miliar. Pada perdagangan Selasa atau awal pekan ini, investor asing hanya membukukan nilai beli bersih sebesar Rp19miliar.

Koreksi indeks BISNIS-27 pada perdagangan Kamis kemarin sebagian besar didominasi oleh koreksi saham-saham perbankan seperti Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar -3,68% dan Bank Central Asia (BBCA) sebesar -1,79%. Sehari sebelumnya saham-saham perbankan melonjak tajam oleh sentimen positif pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar industri perbankan mempercepat penurunan suku bunga kredit untuk menopang daya beli dan meningkatkan belanja konsumen.

Secara fundamental, aksi jual saham-saham perbankan dipengaruhi oleh data Bank Indonesia yang melaporkan penyusutan laba operasional perbankan per Januari 2009 sebesar Rp301 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penyusutan laba operasional tersebut menjadi indikasi menurunnya penyaluran kredit dan marjin bunga bersih, serta meningkatnya dana untuk pencadangan kredit bermasalah.

Selain saham-saham perbankan yang mengalami aksi jual, saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) dan United Tractors (UNTR) ikut terkoreksi masing-masing sebesar -2,27% dan -1,79%. Saham INTP pada Rabu telah membukukan gain sebesar 2,92%. Sedangkan, saham UNTR telah naik 12% sejak 3 Maret 2009 ditopang faktor fundamental United Tractors yang membukukan kenaikan earning per share di tahun 2008 sebesar 68,7% dibandingkan tahun 2007.

Di sisi lain, saham Astra Internasional (ASII) melanjutkan rebound dan membukukan gain tertinggi di antara 27 saham dalam portofolio indeks BISNIS-27 sebesar 4,62% diikuti oleh saham Indah Kiat Pulp & Papers (INKP) sebesar 1,15%, Indosat (ISAT) sebesar 1,14%, Jasa Marga (JSMR) sebesar 1,14%, Telekomunikasi Indonesia (TLKM) sebesar 0,78%, dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) sebesar 0,51%.

Pada perdagangan Rabu, saham ASII telah mencetak gain sebesar 5,31% dan rally saham Astra Internasional ini ditopang oleh penurunan BI rate sebesar 50 bps ke level 7,75% yang diharapkan akan menekan suku bunga perbankan untuk kredit pembiayaan kendaraan bermotor khususnya roda dua yang masih menunjukkan penguatan penjualan sebesar 5% pada bulan Februari 2009 dibandingkan Januari 2009.

Ulasan Pasar edisi 12 Maret 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27

Indeks BISNIS-27 kembali mencatat kenaikan tertinggi dibandingkan indeks pasar non-sektoral lainnya pada perdagangan Rabu kemarin dengan kenaikan sebesar 1,88 poin (1,63%) membawa indeks ke posisi 117,57.

Secara teknikal, posisi indeks tersebut mengkonfirmasi signal bullish sejak perdagangan Selasa pekan ini dan membuka peluang kenaikan lebih lanjut seiring indikator MACD indeks BISNIS-27 yang memasuki areal positif atau di atas nol dan indikator Bollinger yang mendekati upperband.

Penguatan indeks BISNIS-27 ditopang oleh kenaikan saham-saham perbankan setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan industri perbankan untuk mempercepat penurunan suku bunga kredit agar daya beli masyarakat dapat meningkat. Saham Bank Central Asia (BBCA) naik 3,7%, Bank Mandiri (BMRI) naik 2,78%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 1,88%, dan Bank Internasional Indonesia (BNII) naik 1,72%. Beberapa saham yang sensitif dengan suku bunga kredit perbankan dan penguatan daya beli masyarakat seperti saham otomotif Astra Internasional (ASII) dan Indocement Tunggal Perkasa (INTP) sebagai emiten semen pendukung properti dan infrastruktur membukukan gain masing-masing sebesar 5,31% dan 2,92%. Saham emiten semen lainnya seperti Semen Gresik (SMGR) naik 2,21%. Saham emiten properti yaitu Lippo Karawaci (LPKR) ditutup naik 1,22%. Saham ASII membukukan gain tertinggi dalam portofolio indeks BISNIS-27 kemarin.

Saham emiten CPO turut menopang bullish indeks BISNIS-27 setelah muncul laporan cadangan CPO di Malaysia yang menyusut 15% pada Februari kemarin dibandingkan dengan jumlah cadangan sebulan sebelumnya. Saham Astra Agro Lestari (AALI) membukukan gain sebesar 2,45%.

Penguatan indeks BISNIS-27 tidak terlepas dari faktor eksternal bursa yang memberikan optimisme pada pasar saham regional Asia Pasifik termasuk Indonesia, di antaranya adalah laporan keuangan Citigroup periode Januari-Februari 2009 yang berhasil membukukan laba setelah lima kurtal berturut-turut mencetak rugi. Kabar positif tersebut mendorong rebound indeks DJIA sebesar 379,44 poin (+5,8%) ke level 6.926,49, mengakhiri tren bearish DJIA sebesar -12,3% sejak 24 Februari 2009. Penguatan indeks DJIA diikuti oleh kenaikan indeks Nikkei-225 sebesar 321,14 poin (+4,55%) dan Hang Seng sebesar 236,61 (+2,02%). Indeks bursa Singapura, sebagai bursa terdekat Indonesia, mencatat kenaikan 19,76 poin (+1,33%).

Dari dalam negeri, faktor penguatan tipis rupiah terhadap dolar AS sejak Selasa pekan ini sebesar 0,66% ke posisi Rp11.971/US$ menjadi katalis penguatan indeks dan lonjakan aksi beli oleh investor asing senilai Rp200 miliar di BEI.

Ulasan Pasar edisi 11 Maret 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks Bisnis-27


Indeks Bisnis-27 mencatat kenaikan tertinggi di antara indeks pasar non-sektoral lainnya pada perdagangan Selasa kemarin atau hari pertama pekan ini. Indeks Bisnis-27 ditutup naik 1,52 poin (1,33%) ke level 115,69.

Aksi beli selektif (selective buying) dengan sentimen pemangkasan BI rate sebesar 50 bps ke level 7,75% pekan lalu, masih menjadi penopang utama beberapa saham-saham perbankan seperti Bank central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Mandiri (BMRI).

Pergerakan harga CPO yang bullish 7,78% dalam sepekan dan harga minyak dunia yang stabil berada di atas level US$45 per barel akibat rencana pengurangan produksi oleh OPEC menjadi katalis penguat saham-saham CPO dan pertambangan batu bara seperti Adaro Energy (ADRO). Saham United Tractors (UNTR) sebagai emiten penyedia alat berat untuk mendukung industri pertambangan dan perkebunan, ikut bergerak naik.

Saham UNTR bahkan membukukan gain tertinggi di antara emiten indeks Bisnis-27 sebesar 5,61% diikuti oleh saham-saham perbankan yaitu BBCA sebesar 4,85%, BBRI sebesar 3,9%, dan saham BMRI naik 2,27%. Saham CPO Astra Agro Lestari (AALI) naik 3,38% dan saham London Sumatera (LSIP) naik 3,23%. Saham batu bara ADRO naik sebesar 2,67%.

Faktor fundamental United Tractors (UNTR) yang membukukan kenaikan earning per share di tahun 2008 sebesar 68,7% menjadi sebesar Rp884 per saham dari sebesar Rp524 per saham di tahun 2007, ikut menopang kelanjutan rally saham UNTR. Saham UNTR pada sepekan kemarin telah membukukan gain sebesar 7% ditutup ke level Rp5.350 pada Jumat (6/3).

Saham Aneka Tambang (ANTM) masih menjadi penghambat kenaikan indeks Bisnis-27 dengan koreksi sebesar -4,39%. Saham ANTM dalam sepekan sebelumnya tertekan oleh penyusutan laba bersih Aneka Tambang tahun 2008 sebesar 74% menjadi Rp1,31 triliun dari sebesar Rp5,13 triliun pada tahun 2007 sebagai imbas kerugian transaksi derivatif oleh faktor depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Selasa, Maret 10, 2009

Ulasan Pasar edisi 10 Maret 2009

Indeks Bisnis-27

Sepanjang pekan pertama Maret 2009, indeks Bisnis-27 menguat tipis 0,44 poin (+0,39%) dari penutupan pekan terakhir bulan Februari lalu di level 113,73. Indeks Bisnis-27 pada Jumat kemarin ditutup di level 114,17.

Indeks Bisnis-27 bergerak fluktuatif oleh orientasi investasi jangka pendek investor sebagai imbas perkembangan penanganan krisis ekonomi global yang belum memberikan sinyal perbaikan. Rencana penambahan komposisi saham pemerintah AS di citigroup menjadi sebesar 39% memberikan persepsi negatif terhadap kondisi sistem keuangan AS. Koreksi indeks Bisnis-27 yang terdalam pada pekan kemarin terjadi di awal pekan sebesar 3,08 poin (-2,71%), namun indeks berhasil rebound 3,56% dalam dua hari berikutnya ke level 114,59.

Dari dalam negeri, data inflasi Februari 2009 sebesar 0,21% menjadi pendorong aksi jual signifikan pada awal pekan karena tren deflasi sejak Desember 2008 akhirnya terhenti di bulan Februari, di mana deflasi Desember 2008 sebesar 0,04% dan deflasi Januari 2009 sebesar 0,07%.

Dari internal bursa, penyusutan laba bersih Aneka Tambang tahun 2008 sebesar 74% menjadi Rp1,31 triliun dari sebesar Rp5,13 triliun pada tahun 2007 memberikan sentimen negatif pada investor karena penyusutan tersebut juga disebabkan oleh kerugian transaksi derivatif sebagai imbas depresiasi rupiah terhadap dolar AS. investor mengkhawatirkan kerugian yang sama akan dialami oleh emiten lainnya di bursa, khususnya emiten pertambangan.

Indeks bergerak menguat secara signifikan pada perdagangan Rabu setelah Bank Indonesia memutuskan kembali memangkas BI rate sebesar 50bps ke level 7,75%. Aksi beli jangka pendek yang ditopang oleh saham-saham perbankan mendongkrak indeks Bisnis-27 sebesar 2,77% ke level 114,59.

Selain saham perbankan, penguatan indeks Bisnis-27 juga ditopang sentimen positif saham United Tractors (UNTR) yang membukukan kenaikan earning per share di tahun 2008 sebesar 68,7% menjadi sebesar Rp884 per saham dari sebesar Rp524 per saham di tahun 2007. Saham UNTR menghasilkan gain sebesar 7% ke level Rp5.350.

Selain oleh saham perbankan, rebound indeks Bisnis-27 juga ditopang oleh saham-saham pertambangan khususnya emiten batu bara yang bergerak naik oleh sentimen positif kenaikan harga minyak dunia sebesar 2,6% ke level US$42,71 per barel dalam sehari perdagangan. Harga minyak dunia telah stabil berada di atas level US$40 per barel sejak pertengahan pekan terakhir Februari. Saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) membukukan gain sebesar 6,01%, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) sebesar 5,97%, dan saham Adaro Energy (ADRO) naik sebesar 5,56%.

Investor tetap mencermati pergerakan rupiah terhadap dolar AS yang bergerak melemah dan stabil berada di atas level Rp12.000/US$ dalam sepekan terakhir.

Faktor depresiasi rupiah terhadap dolar AS tersebut mendorong profit taking di akhir pekan dengan koreksi tipis saham-saham perbankan seperti Bank Internasional Indonesia (BNII) sebesar -1,69%, Bank Pan Indonesia (PNBN) sebesar -1,1%, Bank Danamon (BDMN) sebesar -0,99%, dan Bank Central Asia (BBCA) sebesar -0,96%.

Namun bila diakumulasi dalam sepekan, saham BBCA berhasil membukukan gain tertinggi di antara 27 saham indeks Bisnis-27 yaitu sebesar 9,57% diikuti oleh saham PNBN sebesar 4,65%, dan saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar 3,36%.

Jumat, Maret 06, 2009

Ulasan Pasar edisi 6 Maret 2009

Indeks Bisnis-27

Aksi profit taking mewarnai perdagangan saham Kamis kemarin terhadap saham-saham perbankan yang telah melonjak tajam pada Rabu sebelumnya oleh penurunan 50 bps BI rate ke level 7,75% atau level terendah sejak BI rate ditetapkan sebagai bunga acuan pada Juli 2005. Aksi jual investor jangka pendek tersebut menekan indeks Bisnis-27 turun tipis sebesar 0,18 poin (-0,15%) ke level 114,41.

Saham Bank Negara Indonesia (BBNI) terkoreksi -4,29%, Bank Danamon (BDMN) terkoreksi -3,81%, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) terkoreksi -2,55%, Bank Mandiri (BMRI) terkoreksi -2,22%, dan saham Bank CIMB-Niaga (BNGA) terkoreksi -1,23%.

Koreksi jangka pendek berhasil ditahan oleh aksi beli selektif atas saham-saham infrastruktur dan otomotif serta saham Medco Energy Internasional (MEDC).

Setelah berhasil mencetak gain sebesar 24,85% dalam satu hari perdagangan di akhir Februari lalu oleh rencana China National Petroleum Corp. yang akan membeli saham Verenex, saham MEDC kembali mencetak gain sebesar 3,75% pada perdagangan Kamis kemarin setelah perusahaan berencana menerbitkan obligasi senilai Rp1triliun untuk menutup utang obligasi yang akan jatuh tempo 12 Juli mendatang. Penerbitan obligasi kali ini mempunyai potensi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang sebesar 13,125% per tahun didukung oleh tingkat BI rate yang turun ke level 7,75%. Saham MEDC kemarin ditutup di level Rp2.075 per saham.

Saham Astra Internasional (ASII) bergerak naik oleh penurunan BI rate ke level 7,75% didukung oleh kebijakan perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor yang mulai menurunkan uang muka kepemilikan kendaraan bermotor. Saham ASII ditutup di level Rp11.150 atau naik 1,36% dari penutupan Rabu sebelumnya di level Rp11.000.

Ekspektasi perbaikan daya beli dengan penurunan tingkat suku bunga acuan atau BI rate juga berdampak positif bagi saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) yang mencetak gain sebesar 1,59% kemarin ke level Rp6.400.


Ulasan IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis kemarin terkoreksi tipis 1,31 poin (-0,1%) ke level 1.288,07 oleh aksi profit taking saham-saham perbankan, industry dasar dan properti setelah sehari sebelumnya bergerak naik oleh penurunan BI rate sebesar 50 bps ke level 7,75%.

Sektor properti turun -1,15% diikuiti oleh sektor industri dasar dan kimia sebesar -0,95%. Sektor keuangan turun -0,69%, pertambangan turun -0,4%, agrikultur dan barang konsumsi turun -0,32%, dan manufaktur turun -0,14%. Sedangkan sektor aneka industri naik 1,11% ditopang oleh kenaikan saham Astra Internasional sebesar 1,36%. Sektor perdagangan dan jasa ditutup naik 0,03%.

Kamis, Maret 05, 2009

Ulasan Pasar edisi 5 Maret 2009

Indeks Bisnis-27

Pada perdagangan hari ketiga pekan ini, indeks Bisnis-27 menguat tajam sebesar 3,09 poin (+2,77%) ke level 114,59 ditopang oleh aksi beli investor terhadap saham-saham unggulan yang oversold. Penguatan indeks Bisnis-27 lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pasar non-sektoral lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saham Bank Central Asia (BBCA) mencetak gain sebesar 7,29% diikuti oleh saham bank lainnya yaitu Bank Pan Indonesia (PNBN) sebesar 7,14%. Saham Bank Rakyak Indonesia (BBRI) naik sebesar 6,08%, saha Bank Negara Indonesia (BBNI) naik sebesar 4,48% dan saham Bank CIMB-Niaga (BNGA) naik sebesar 3,85%.

Saham-saham perbankan menjadi saham pilihan yang diburu investor setelah Bank Indonesia memutuskan kembali menurunkan BI rate secara signifikan sebesar 0,5% menjadi sebesar 7,75% untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan permintaan kredit perbankan.

Penguatan indeks juga mendapat sentimen positif oleh rebound indeks regional Asia Pasifik dipengaruhi rencana pemerintah China yang akan memperluas sektor-sektor paket stimulusnya. Indeks Shanghai naik 126,68 poin (+6,12%), indeks KOSPI naik 33,69 poin (+3,29%), indeks Hang Seng naik 297,27 poin (+2,47%), dan indeks STI Singapura naik 15,83 poin (+1,04%).

Selain saham perbankan, penguatan indeks Bisnis-27 juga ditopang oleh kenaikan harga saham United Tractors (UNTR) yang mencetak kenaikan earning per share di tahun 2008 sebesar 68,7% menjadi sebesar Rp884 per saham dari sebesar Rp524 per saham di tahun 2007. Saham UNTR kemarin naik sebesar 7% ke level Rp5.350.

Saham-saham pertambangan khususnya emiten batu bara bergerak naik oleh pergerakan harga minyak dunia yang naik 2,6% ke level US$42,71 per barel. Harga minyak dunia telah stabil berada di atas level US$40 per barel sejak pertengahan pekan lalu. Saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) membukukan gain sebesar 6,01%, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) sebesar 5,97%, dan saham Adaro Energy (ADRO) naik sebesar 5,56%.

Aksi korporasi PTBA yang berencana akan mengakusisi dua perusahaan tambang batu bara di Kalimantan serta akan membangun dua pembangkit untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan ikut memberikan sentimen positif saham PTBA.

Ulasan IHSG

indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 24,56 poin (+1,94%) ke level 1.289,38 ditopang oleh kenaikan harga saham-saham perbankan dan pertambangan serta sentimen positif rebound indeks regional Asia Pasifik. Bank Indonesia kemarin memutuskan untuk menurunkan BI rate sebesar 0,5% ke level 7,75%.


sektor keuangan naik sebesar 4,15% dan sektor pertambangan naik 3,12%. Selain itu, sektor perdagangan dan jasa naik 2,06%, infrastruktur naik 1,43%, aneka industri naik 1,34%, agrikultur naik 0,97%, dan properti naik 0,76%. Sedangkan sektor industri dasar dan kimia turun -0,71%, barang konsumsi turun -0,4%, dan manufaktur turun -0,05%.

Dari eksternal bursa, indeks Shanghai naik 126,68 poin (+6,12%), indeks KOSPI naik 33,69 poin (+3,29%), indeks Hang Seng naik 297,27 poin (+2,47%), dan indeks STI Singapura naik 15,83 poin (+1,04%).

Selasa, Maret 03, 2009

Ulasan Pasar edisi 3 Maret 2009

Indeks Bisnis-27

Di awal bulan Maret ini pergerakan indeks Bisnis-27 kembali mengalami tekanan jual oleh data inflasi bulan Februari yang mengakhiri deflasi dua bulan berturut-turut yaitu Desember 2008 dan Januari 2009. Pergerakan indeks DJIA dan regional Asia Pasifik juga menambah tekanan aksi jual serta realisasi profit taking saham-saham indeks Bisnis-27 dengan tujuan mengamankan likuiditas. Inflasi Februari 2009 sebesar 0,21%, deflasi Desember 2008 sebesar 0,04%, dan deflasi Januari 2009 sebesar 0,07%.

Indeks Bisnis-27 kemarin ditutup di level 110,65 lebih rendah 3,08 poin (-2,71%) dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu.

Indeks DJIA bergerak melemah sebesar 119,15 poin (-1,66%) ke level 7.062,93 tertekan oleh rencana Presiden AS Barack Obama yang akan menaikkan komposisi saham pemerintah di Citigroup menjadi 39% yang mengindikasikan krisis sektor keuangan AS sangat serius. Pesimisme dari perkembangan krisis keuangan AS tersebut menjalar ke indeks regional Asia Pasifik yang bergerak mengikuti indeks DJIA. Indeks Hang Seng melemah 494,11 poin (-3,86%), Nikkei-225 turun 288,27 poin (-3,81%), indeks Taiex Taiwan turun 131,32 poin (-2,88%), dan indeks STI Singapura turun 61,47 poin (-3,85%).

Investor cenderung mengamankan likuiditas mereka untuk mengantisipasi kerugian lebih lanjut akibat koreksi pasar yang kemarin mengkonfirmasi tren bearish. Data inflasi Februari menjadi penguat posisi wait and see yang telah mereka ambil sejak pertengahan pekan lalu ketika indeks Bisnis-27 mulai bergerak melemah dari posisi 115,66 pada Rabu ke level 114,43 pada Kamis, dan berlanjut hingga akhir pekan yang ditutup di level 113,73. Di samping itu, data inflasi Februari akan menghambat penurunan lanjutan BI rate yang tentunya akan menghambat penurunan suku bunga kredit konsumsi dari perbankan. Lebih lanjut, upaya untuk mendongkrak pendapatan bunga bersih perbankan, serta penjualan di sektor otomotif. Saham Astra Internasional (ASII) turun Rp450 (-3,98%) ke level Rp10.850 dan saham perbankan seperti Bank BNI (BBNI) turun 7,14% ke level Rp650.

Laporan keuangan Aneka Tambang yang melaporkan penyusutan laba bersih tahun 2008 sebesar 74% menjadi Rp1,31 triliun dari sebesar Rp5,13 triliun tahun 2007 memberikan sentimen negatif bagi bursa karena penyusutan laba bersih Aneka Tambang tersebut juga merupakan imbas dari kerugian transaksi derivatif yang dipengaruhi depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Investor mencermati pergerakan rupiah yang cenderung bergerak melemah terhadap dolar AS sejak pertengahan Februari dengan kecepatan tajam terutama pada 17 Februari ketika rupiah melemah 240 atau 2,03% poin ke level Rp12.040/US$ dari level Rp11.800/US$. Pada perdagangan awal pekan ini, rupiah diperdagangkan di level Rp12.010/US$ atau melanjutkan pelemahan sejak Kamis pekan lalu dari level Rp11.935/US$.Saham ANTM terkoreksi sebesar 3,33% pada perdagangan kemarin ditutup di level Rp1.160.


Ulasan IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan ini bergerak melemah sebesar 29,38 poin (-2,28%) ke level 1.256,11 tertekan oleh pergerakan indeks DJIA dan regional serta pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Seluruh sektor ditutup melemah dengan sektor pertambangan mencatat pelemahan tertinggi sebesar -4,72% diikuti oleh sektor aneka industri sebesar -2,97%, keuangan sebesar -2,3%, perdagangan dan jasa sebesar -2%, infrastruktur sebesar -1,97%, manufaktur sebesar -1,86%, industri dasar dan kimia sebesar -1,74%, barang konsumsi sebesar -1,28%, agrikultur sebesar -1,24%, dan properti sebesar -0,33%.

Senin, Maret 02, 2009

Ulasan Pasar sepekan edisi 2 Maret 2009

Ulasan Indeks Bisnis-27

Di pekan terakhir bulan Februari kemarin, tekanan jual masih mewarnai pergerakan indeks Bisnis-27 sebagai imbas melemahnya pergerakan indeks Dow Jones (DJIA) dan indeks regional Asia Pasifik. Indeks Bisnis-27 ditutup pada akhir pekan kemarin di level 113,73 lebih rendah 1,35 poin (-1,17%) dibandingkan dengan penutupan pekan ketiga Februari.

Investor masih berposisi wait and see sepanjang pekan kemarin memperhatikan fluktuasi rupiah terhadap dolar AS yang masih melemah di kisaran Rp12.000/US$. Data inflasi bulan Februari yang akan diumumkan awal pekan ini dan realisasi level BI rate untuk tetap di level 8,25% atau bahkan lebih rendah menjadi faktor penunda untuk aksi beli investor hingga pekan pertama Maret ini.

Selain itu, investor juga menunggu laporan keuangan emiten tahun 2008 yang sudah mulai keluar pada akhir Februari kemarin. Aksi beli sudah mulai nampak pada beberapa saham unggulan yang mengalami oversold pada pertengahan Februari yang diiringi oleh rencana pembagian dividen, di antaranya pada saham Astra Internasional (ASII) yang bergerak naik dalam sepekan kemarin dengan membukukan gain 3,67%. Laba bersih dan EPS (earning per share) ASII naik 41% pada tahun 2008 dibandingkan dengan 2007. Rencana pembagian dividen sebesar Rp570 per saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) pada bulan Mei mendatang ikut mendongkrak ASII selama sepekan terakhir. Diperkirakan sentimen bursa pada awal pekan ini akan banyak diwarnai oleh laporan keuangan emiten 2008.

Sepanjang pekan kemarin, saham-saham lainnya yang mulai bergerak naik adalah Astra Agro Lestari (AALI) sebesar 6,2% yang ditopang laba bersih AALI tahun 2008 yang naik 33,5% dibandingkan dengan tahun 2007. Selain AALI, saham Aneka Tambang (ANTM) naik 5,26% ditopang oleh sentimen positif harga emas yang menembus level psikologis US$1000 per tray ounce. Harga minyak dunia yang telah kembali bergerak di atas US$40 per barel selama sepekan kemarin turut mengangkat harga nikel ke level US$10.016 per ton atau tertinggi sejak pertengahan Februari dan memberikan sentimen positif bagi saham Internasional Nickel Indonesia (INCO) di tengah perilaku selective buying investor dan orientasi investasi jangka pendek. Rencana pembagian dividen turut mendongkrak saham INCO. Saham United Tractors (UNTR) naik 1,9% ditopang oleh kenaikan laba bersih sepanjang tahun 2008 sebesar 78%.

Saham Medco Energy Internasional (MEDC) melonjak 24,85% dalam sepekan setelah muncul berita bahwa China National Petroleum Corp. akan membeli saham Verenex yang merupakan perusahaan patungan Medco dan Verenex Energy Inc. senilai US$400juta.

Saham-saham perbankan mendominasi tekanan pada indeks Bisnis-27 selama sepekan terimbas sentimen fluktuasi rupiah terhadap dolar AS. Saham Bank BRI (BBRI) turun -11,31%, Bank CIMB-Niaga turun -7,06%, dan Bank BCA (BBCA) turun -4,08%.


Ulasan IHSG

Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang pekan terakhir Februari kemarin bergerak melemah ke level 1.285,48 atau turun 11,46 poin (-0,88%) dibandingkan dengan sepekan sebelumnya tertekan oleh fluktuasi rupiah terhadap dolar AS dan posisi investor yang wait and see terhadap fluktuasi indeks DJIA dan regional Asia Pasifik.

Beberapa laporan keuangan emiten dan rencana pembagian dividen menjadi sentimen positif penahan koreksi IHSG lebih lanjut seperti yang terjadi pada saham Astra Internasional (ASII) yang naik 3,67%.

Harga minyak dunia yang telah kembali bergerak di atas US$40 per barel selama sepekan kemarin turut mengangkat harga nikel ke level US$10.016 per ton atau tertinggi sejak pertengahan Februari dan memberikan sentimen positif bagi saham dari sektor pertambangan yaitu Internasional Nickel Indonesia (INCO) di tengah perilaku selective buying investor dan orientasi investasi jangka pendek.

Akuisisi saham Petrosea (PTRO) oleh Indika Energy sebesar 82% mendongkrak saham PTRO dalam sepekan sebesar 34,67% dan kenaikan ini diperkirakan akan terus berlanjut seiring kewajiban Indika Energy untuk melakukan tender offer atas saham PTRO yang tersisa di bursa.