Selasa, September 23, 2008

Ulasan Pasar 22 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Di awal pekan ini, indeks harga saham gabungan bergerak naik tipis 5,61 poin (0,30%) ke level 1.897,34 ditopang oleh kenaikan harga saham perbankan dan Astra Internasional dan Astra Agro Lestari. Pergerakan IHSG juga masih dipengaruhi oleh harga komoditas seperti CPO dan batu bara di pasaran Internasional.

Saham Bank Mandiri dan Bank Niaga bergerak naik oleh sentimen kecukupan likuiditas mereka di tengah upaya Bank Indonesia melonggarkan likuiditas ke sistem keuangan melalui repo surat berharga dengan perpanjangan waktu hingga tiga bulan. Bank Mandiri dan Bank Niaga mencatat kenaikan sebesar 4,67% dan 1,32% ke level Rp2.800 dan Rp770. Sentimen tersebut ikut meningkatkan optimisme investor terhadap terhadap kondisi likuiditas emiten perbankan lainnya seperti Bank BRI, dan Bank BCA. Saham Bank BRI naik 5,36% ke level Rp5.900 dan saham Bank BCA naik 2,36% ke level Rp3.250.

IHSG juga terdongkrak oleh kenaikan harga saham Astra Agro Lestari (AALI). Pungutan ekspor untuk minyak sawit mentah (crude palm oil) pada Oktober 2008 ditetapkan sebesar 7,5% yang merupakan terendah selama tahun ini karena turunnya harga rata-rata CPO di Rotterdam ke level US$735 per ton. Harga rata-rata CPO sebesar US$500-US$850 dikenakan pungutan ekspor sebesar 7,5%, di bawah US$500 dikenakan pungutan ekspor sebesar 5%, dan harga rata-rata sebesar US$850-US$1.100 dikenakan pungutan ekspor sebesar 10%. Saham AALI kemarin naik 3,57% ke level Rp14.500. kenaikan ini juga dipengaruhi potensi naiknya permintaan domestik menyambt hari raya Idul Fitri. Harga CPO di bursa Malaysia bergerak naik 3,1% ke level $681 pe ton.

Harga komoditas batu bara di Newcastle Port ikut menekan IHSG setelah harga batu bara turun 9.5% ke level $137,30 per ton. Harga saham Bumi Resources ikut terkena imbas spekulatif investor yang berorientasi jangka pendek tertekan 0,63% ke level Rp3.925. Saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) tertekan 3,8% ke level Rp10.100.

Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) ikut mendonkrak IHSG setelah berencana melakukan buyback saham pada tahun ini. Saham PGAS ditutup di level Rp2.400 naik Rp50 (2,1%) dari penutupan akhir pekan kemarin.

Senin, September 22, 2008

Ulasan Pasar 15-19 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan selama sepekan terakhir bergerak naik 4,9% dengan kenaikan signifikan tercatat pada penutupan jumat kemarin sebesar 104,06 poin. Di akhir pekan kemarin, IHSG ditutup pada level 1.891,73.

Sejak awal pekan, IHSG tertekan oleh kepanikan investor akibat bangkrutnya perusahaan investasi AS Lehman Brothers yang ikut merontokkan bursa Asia Pasifik seiring banyaknya dana institusi keuangan kawasan Asia pasifik yang dikelola oleh Lehman Brothers. Tekanan pada bursa regional tersebut memberikan sentimen negatif pada bursa efek Indonesia karena investor asing di dalam negeri berupaya mengantisipasi kerugian mereka karena merosotnya imbal hasil di bursa New York dan lainnya. Investor dalam negeri ikut panik dan memilih wait and see. IHSG di awal pekan ditutup terkoreksi 4,7% ke level 1.719,25. Beberapa saham unggulan seperti Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan Astra Internasional (ASII) terkoreksi masing-masing 8,76% dan 2,56%.

Nilai rupiah yang berada di kisaran Rp9.450/US$ atau telah melemah 2,2% dari posisi Rp9.250/US$ awal bulan ini, ikut memberikan sentimen negatif karena berpotensi meningkatkan biaya dana pihak ketiga perbankan yang berdenominasi dolar AS. Saham Bank Mandiri (BMRI) terkoreksi 8,2%, saham Bank Niaga (BNGA) terkoreksi 6,49%, saham Bank BRI terkoreksi 4,95%, dan saham Bank BCA (BBCA) terkoreksi 2,75%.

Di perdagangan hari kedua, bursa bergerak rebound ke level 1.735,64 oleh keputusan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga pinjaman overnight sebesar 1% ke level 10,25% dari 11,25% dengan tujuan memperlongar likuiditas perbankan. Saham Bank Danamon (BDMN) naik 10,78% ke posisi Rp5.100, Bank Mandiri (BMRI) naik 7,78% ke posisi Rp2.425, Bank BRI (BBRI) naik 7,29% ke posisi Rp5.150, dan Bank BCA (BBCA) naik 4,72% ke posisi Rp2.775.

Selain itu, di tengah kenaikan BBM sebesar 28,7% Mei lalu, penjualan mobil baru Astra Internasional pada bulan Agustus 2008 yang mencatat kenaikan sebesar 46,4% (yoy) dan harga minyak dunia pada selasa yang melanjutkan koreksinya ke level $92 per barel atau turun $3 per barel dari posisi senin, ikut memberikan sentimen positif saham ASII sebesar 6,57% atau naik Rp1.000.

Memasuki hari ketiga hingga akhir pekan, IHSG terus bergerak naik dengan kenaikan terbesar pada hari jumat yang sebesar 104,06 (5,82%). Harga minyak dunia yang bergerak naik perlahan-lahan hingga sempat menyentuh level $100 per barel memberikan sentimen positif bagi saham-saham komoditas terutama batu bara. Saham Bumi Resources (BUMI) naik 23% ke level Rp3.950 dan saham PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) naik 9,4% ke level Rp10.500. Harga CPO di bursa Malaysia ikut bergerak naik sebesar 2,4% ke level $657 per ton dan saham Astra Agro Lestari (AALI) naik 8,5% ke level Rp14.000. Penguatan IHSG didorong oleh investor asing yang mencatat netbuy sebesar Rp795 miliar dan rupiah yang menguat ke posisi Rp9.370/US$.

Jumat, September 19, 2008

Ulasan Pasar 18 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham bergerak naik pada perdagangan kemarin ditopang oleh sentimen kenaikan harga minyak dunia yang mendongkrak harga komoditas. IHSG ditutup naik 17,78 poin (1%) ditutup pada posisi 1.787,67. Harga minyak dunia kemarin sempat naik 6,6% ke level $97,16.

Investor asing mencatat nilai jual bersih sebesar Rp116 miliar yang merupakan realisasi gain dari aksi beli investor asing pada hari selasa yang mencapai Rp334 miliar. Meskipun begitu, bursa efek Indonesia tidak terlalu mengalami gejolak seperti sebelumnya karena pengaruh harga minyak dunia yang mencatat kenaikan dan merembet ke komoditas lain seperti CPO di bursa Malaysia. Kenaikan harga minyak menjadi satu-satunya berita positif yang dapat mengangkat harga saham komoditas di bursa yang juga memiliki porsi sekitar 25% dari total kapitalisasi bursa. Saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik 3,3% ke level Rp18.950, saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) naik 7% ke posisi Rp2.150.

Saham emiten kelapa sawit seperti Astra Agro Lestari (AALI) ikut mencatat kenaikan yang dipengaruhi oleh naiknya harga CPO di bursa Malaysia sebesar 4,3% ke level $614 per ton. Saham AALI ditutup naik 7,5% ke level Rp12.900, saham London Sumatera Plantations (LSIP) naik 14% ke posisi Rp3.550.

Saham United Tractors (UNTR) bergerak naik sebesar 2,3% ke posisi Rp9.050 oleh berita positif perkembangan penjualan pada bulan Agustus yang mencatat kenaikan sebesar 84%.

Beberapa saham lainnya seperti saham perbankan dan otomotif masih melanjutkan bearish oleh karena daya beli masyarakat saat ini sudah pada posisi yang optimal dengan suku bunga kredit rata-rata di atas 10% dan kecenderungan BI rate yang akan semakin naik hingga mencapai 10,5% atau dengan kata lain, tidak ada ruang bagi BI rate untuk turun meskipun harga minyak dunia telah berada di bawah $100 per barel. Investor pesimis dengan momentum lebaran tahun ini, akan dapat mendongkrak penjualan Astra Internasional dan juga pendapatan bunga bersih perbankan di tengah kesulitan likuiditas yang di alami perbankan yang memaksa Bank Indonesia untuk melonggarkan suku bunga overnight nya turun 1% menjadi 10,25%. Saham BMRI kemarin turun Rp25 (-0,98%), saham BBRI turun Rp100 (-1,89%) dan saham ASII turun Rp150 (-0,88%)

Rabu, September 17, 2008

Ulasan Pasar 16 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham akhirnya bergerak rebound kemarin meski dengan kenaikan tipis sebesar 16,38 poin (0,95%) ke level 1.735,64. Kenaikan ini ditopang oleh pergerakan saham Astra Internasional, Telekomunikasi Indonesia, dan saham-saham perbankan.

Kenaikan saham-saham unggulan tersebut didominasi oleh faktor teknikal karena kondisi harga yang telah oversold oleh koreksi panic selling bursa selama sepekan terakhir. Saham ASII mencatat oversold pada awal pekan ini dengan posisi Relative Strenght Index (RSI) di level 17 atau di bawah level support 20. Saham Telekomunikasi Indonesia mencatat posisi RSI di level 22 pada awal pekan ini. Saham ASII ditutup naik 6,58% ke posisi Rp16.200 dan saham Telekomunikasi Indonesia naik 5,6% ke posisi Rp6.600.

Pergerakan saham ASII kemarin juga ditopang oleh sentimen laporan penjualan mobil baru Astra Internasional yang mencatat kenaikan sebesar 46,4% pada bulan Agustus 2008 (yoy) di tengah kenaikan BBM sebesar 28,7% Mei lalu. Selain itu, harga minyak dunia yang melanjutkan koreksinya ke level $92 per barel atau turun $3 per barel dari posisi senin ikut memberikan sentimen positif bagi saham Astra Internasional dengan turunnya potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS akibat kenaikan harga minyak, sehingga dapat menurunkan biaya impor suku cadang.

Keputusan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga pinjaman overnight sebesar 1% ke level 10,25% dari 11,25% dengan tujuan memperlongar likuiditas perbankan ditengah tingginya BI rate dan permintaan kredit masyarakat, memberikan sentimen positif pada saham-saham perbankan. Saham Bank Danamon (BDMN) naik 10,78% ke posisi Rp5.100, Bank Mandiri (BMRI) naik 7,78% ke posisi Rp2.425, Bank BRI (BBRI) naik 7,29% ke posisi Rp5.150, dan Bank BCA (BBCA) naik 4,72% ke posisi Rp2.775.

Kenaikan IHSG juga ditopang oleh aksi beli investor asing pada perdagangan selasa kemarin. Menurut data Bursa efek Indonesia, investor asing kemarin mencatat netbuy sebesar Rp334 miliar. Investor asing mulai kembali memasuki bursa sejak senin dengan mencatat netbuy Rp84 miliar.

Dari sektor pertambangan, khususnya batu bara. saham Bumi Resources (BUMI) masih mengalami tekanan dari koreksi harga minyak dunia. Saham BUMI ditutup melemah 6,43% di level Rp3.275. Dari sektor kelapa sawit, koreksi berlanjut harga minyak mempengaruhi harga CPO di bursa Malaysia yang ikut melemah 7,3% ke level $601 per ton. Saham CPO seperti London Sumatera Plantations (LSIP) turun 2,38% ke level Rp3.075 dan saham Astra Agro Lestari (AALI) turun tipis 0,41% ke posisi Rp12.150.

Selasa, September 16, 2008

Ulasan Pasar 15 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham masih melanjutkan koreksinya pada perdagangan awal pekan ini dengan koreksi cukup signifikan pada IHSG yaitu sebesar 84,81 poin (-4,7%) dan ditutup pada level 1.719,25 yang merupakan level terendah sejak November 2006.

Beberapa faktor telah mempengaruhi bursa hingga IHSG ditutup anjlok ke level tersebut di antaranya sentimen negatif bangkrutnya perusahaan keuangan investasi terbesar ke-4 di Amerika, Lehman Brothers, dan rencana Bank of America yang akan membeli Merril Lynch. Dampak dari melemahnya sistem keuangan AS tersebut memberikan gambaran memburuknya return investasi keuangan di AS, sehingga mengkoreksi bursa-bursa regional Asia Pasifik. Bursa Strait Times Singapura turun 3,27% dan bursa SET Thailand turun 1,83%. Pergerakan negatif bursa regional pada akhirnya memberikan imbas pada bursa efek Indonesia.

IHSG tertekan oleh saham-saham unggulan seperti saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) yang turun 8,76% ke posisi Rp6.250, saham Astra Agro Lestari (AALI) turun 4,31% ke posisi Rp12.200, saham Bumi Resources (BUMI) turun 2,78% ke posisi Rp3.500, dan saham Astra Internasional (ASII) turun 2,56% ke posisi Rp15.200.

Investor dalam negeri, terutama yang berorientasi jangka pendek, mengkhawatirkan imbal hasil jangka pendek bursa saham dan cenderung untuk mengalihkan dana mereka ke instrumen investasi pasar keuangan yang lebih aman seperti deposito dengan tawaran bunga mencapai level 12,5% atau lebih tinggi dari inflasi.

Selain itu, tekanan dari koreksi harga minyak dunia masih membayangi bursa terutama untuk saham-saham komoditas batu bara. Harga minyak dunia di bursa New York kemarin kembali terkoreksi sebesar 4% pada perdagangan kemarin menyentuh level $97 per barel.

Nilai rupiah yang masih berada di kisaran Rp9.450/US$ atau telah melemah 2,2% dalam dua pekan dari posisi Rp9.250/US$ awal bulan ini, berpotensi meningkatkan biaya dana pihak ketiga perbankan yang berdenominasi dolar AS. Saham perbankan seperti Bank Mandiri (BMRI) kemarin terkoreksi 8,2% ke posisi Rp2,250, saham Bank Niaga (BNGA) terkoreksi 6,49% ke posisi Rp720, saham Bank BRI terkoreksi 4,95% ke posisi Rp4.800, dan saham Bank BCA (BBCA) terkoreksi 2,75% ke posisi Rp2.650.

Senin, September 15, 2008

Panic Selling warnai pasar

Ulasan Pasar (8-12) September 2008
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan kemarin terjadi koreksi IHSG yang cukup dalam hingga menyentuh level terendahnya dalam setahun terakhir. IHSG di akhir pekan kemarin ditutup pada level 1.804,06 melemah 66,07 poin (-3,53%) dari posisi penutupan sehari sebelumnya dan melemah 218,5 poin (-12,11%) dalam sepekan terakhir.

Koreksi bursa dimulai sejak perdagangan selasa yang tertekan oleh saham-saham komoditas akibat koreksi harga di pasaran internasional dan juga tekanan dari saham perbankan. IHSG ditutup pada posisi 1.958,75 turun 79,25 poin (-3,9%). Pada perdagangan rabu, bursa dilanda panic selling akibat tekanan margin call hingga IHSG ditutup makin melemah ke level 1.885,04

Saham Bumi Resources (BUMI) melemah di hari selasa karena harga minyak dunia tidak mampu menjaga kenaikannya yang tercatat naik tipis sebesar 0,11% pada senin (8/9) ke posisi $106,34 setelah sebelumnya bearish selama enam hari perdagangan dari posisi $118,15 per barel atau turun 10%. Harga minyak kembali melemah sebesar $1,35 per barel atau turun 1,27% dan saham BUMI turun 10% ke posisi Rp3.950. Sementara itu, mengikuti harga minyak yang terkoreksi, harga komoditas nikel di bursa London ikut melemah 1,6% ke level $18.550 per ton dan ikut menekan harga saham Aneka Tambang (ANTM) dan Internasional Nickel (INCO). Saham ANTM melemah 10% ke level Rp1.350 dan saham INCO melemah 8,6% ke posisi Rp2.925.

Saham CPO Astra Agro Lestari (AALI) dan London Sumatera (LSIP) ikut terkoreksi setelah harga CPO di bursa Malaysia melemah 5% ke level $681 per ton dan sentimen negatif informasi GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia) mengenai cadangan minyak sawit mentah Indonesia yang mencapai 2,4 juta ton atau tertinggi sepanjang sejarah. Saham AALI tertekan 11% ke posisi Rp14.250 dan saham LSIP tertekan 9,2% ke posisi Rp4.450.

Saham Perbankan seperti BBCA dan Bank BRI mulai tertekan pada perdagangan selasa oleh krisis likuiditas perbankan akibat pertumbuhan dana pihak ketiga yang tidak mengimbangi permintaan kredit. Kondisi ini diindikasikan oleh makin tingginya penawaran bunga dana pihak ketiga melalui deposito hingga 11% - 12,5%. Pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan pada bulan Juli 2008 dibandingkan dengan Juli 2007 sebesar 11%, lebih lambat bila dibandingkan dengan Juni 2008 yang sebesar 14% (yoy). Kondisi ini akan berakibat kurang terserapnya permintaan kredit menjelang lebaran, sehingga pendapatan bunga perbankan dari pemanfaatan momentum lebaran tidak akan tercapai. Saham BBCA melemah 7,6% ke posisi Rp3.025 dan saham BBRI melemah 3,4% ke posisi Rp5.750.

Menjelang akhir pekan, selain melanjutkan panic selling, bursa kembali tertekan oleh informasi Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang berdampak koreksi terhadap saham semen. Saham Holcim Indonesia (SMCB) mencatat koreksi terbesar yaitu 5,75% dan saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) sebesar 4,84% pada hari kamis. Sedangkan saham Semen Gresik (SMGR) terkoreksi sebesar 0,71%. Berdasarkan data ASI, penjualan semen domestik dalam bulan Agustus 2008 menurun 2,8% dari level penjualan bulan Juli sebelumnya. Saham SMCB ditutup pada posisi Rp820, INTP di posisi Rp5.900, dan SMGR di posisi Rp3.500.

Saham Astra Internasional (ASII) ikut menekan IHSG oleh faktor teknis seiring indikator MACD masih menunjukkan signal jual yang ditunjukkan menguatnya indikator MACD di areal negatif. Saham ASII ditutup pada posisi Rp17.350 turun Rp1.950 (-10,10%) pada kamis. Tingginya BI rate dan kesulitan likuiditas yang dialami oleh dunia perbankan, meningkatkan suku bunga kredit konsumsi masyarakat untuk kepemilikan kendaraan dan akan menghambat penjualan kendaraan bermotor.

Pada penutupan jumat, saham ASII kembali mengkonfirmasi signal jual dari indikator MACD yang terbentuk sehari sebelumnya. Saham ASII ditutup di level Rp15.600 melemah Rp1.750 (-10,09%) dari level penutupan kamis. Pelemahan ASII juga dipicu melemahnya rupiah terhadap dolar AS yang akan meningkatkan biaya impor suku cadang, rupiah ditutup di posisi Rp9.450/US$. Rupiah melemah dipicu oleh aksi jual investr asing yang mencatat net sell sebesar Rp628 miliar pada jumat kemarin.

Selain saham Astra Internasional, saham perbankan ikut tertekan oleh perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Melemahnya rupiah tersebut akan meningkatkan biaya dana pihak ketiga yang berdenominasi dolar AS. Saham Bank BCA (BBCA) melemah 5,22% ditutup pada posisi Rp2.725, saham Bank BRI (BBRI) melemah 6,48% ditutup di posisi Rp5.050, saham Bank Mandiri (BMRI) melemah 6,67% ditutup di level Rp2 450, dan Bank Niaga (BNGA) melemah 7,23% ditutup di posisi Rp770.

Saham Bumi Resources kembali tertekan dan ditutup di level Rp3.600 atau turun 2,04% dari penutupan kamis sebelumnya yang dipengaruhi oleh harga batu bara di Newcastle Port yang kembali melemah sebesar 6,01% ke level $151,65 dari posisi akhir pekan sebelumnya (5/9) yaitu $161,35 per ton.

Jumat, September 12, 2008

Ulasan Pasar 11 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham masih melanjutkan koreksi, namun dengan besaran yang lebih kecil dibandingkan sehari sebelumnya. IHSG kamis kemarin ditutup kembali melemah sebesar 14,91 poin turun 0,79% ditutup pada level 1.870,13. Beberapa saham komoditas seperti Bumi Resources, Bayan Resources, dan Indo Tambangraya Megah karena harga telah oversold pada rabu sebelumnya akibat panic selling pelaku pasar oleh bearish pasar sejak awal September.

Saham BUMI naik Rp175 (5%) ke posisi Rp3.675, saham ITMG naik Rp500 (2,49%) ke posisi Rp20.550, dan saham BYAN naik Rp225 (6,29%) ke posisi Rp3.800. Umumnya, pelaku pasar segera merespon oversold harga saham-saham tersebut dengan melakukan aksi beli kemarin karena faktor teknikal dan bukan oleh asumsi fundamental faktor pengaruh utama penggerak saham-saham batu bara tersebut yaitu pergerakan harga minyak dunia. Keputusan mereka untuk membeli saham-saham tersbut lebih disebabkan untuk kepentingan koleksi jangka panjang mengikuti pergerakan teknikal saham-saham tersebut seperti untuk waktu enam bulan ke depan dan tidak untuk transaksi jangka pendek atau harian.

Meskipun didongkrak oleh kenaikan harga saham-saham batu bara, IHSG masih melemah yang disebabkan oleh masih terkoreksinya saham Astra Internasional dan saham sektor industri dasar terutama semen, IHSG tertekan oleh saham Holcim, Indocement, dan Semen Gresik. Saham SMCB mancatat koreksi terbesar yaitu 5,75% dan saham INTP sebesar 4,84%. Sedangkan saham SMGR mancatat koreksi sebesar 0,71%. Penjualan semen domestik dalam bulan Agustus 2008 menurun 2,8% dari level penjualan bulan Juli sebelumnya, berdasarkan data dari Asosiasi Semen Indonesia. Saham SMCB ditutup pada posisi Rp820, INTP di posisi Rp5.900, dan SMGR di posisi Rp3.500.

Saham Astra Internasional masih terkoreksi oleh faktor teknis seiring indikator MACD masih menunjukkan signal jual seiring semakin kuatnya indikator MACD di areal negatif.hingga penutupan kemarin. Saham ASII ditutup pada posisi Rp17.350 turun Rp1.950 (-10,10%). Tingginya BI rate dan kesulitan likuiditas yang dialami oleh dunia perbankan berpotensi meningkatkan suku bunga kredit konsumsi masyarakat untuk kepemilikan kendaraan, sehingga akan menghambat penjualan kendaraan bermotor. Biaya dana pihak ketiga perbankan bahkan telah mencapai level 11% sampai 12,5% yang mana jauh lebih tinggi dari bunga penjaminan simpanan dan BI rate. Kondisi ini akan memicu kenaikan yang tajam bagi suku bunga kredit konsumsi.

Rabu, September 10, 2008

Indeks tertekan penurunan harga komoditas

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham terkoreksi tajam kemarin tertekan oleh saham-saham komoditas yang bergerak melemah akibat koreksi harga di pasaran internasional dan juga tekanan dari saham perbankan. IHSG ditutup pada posisi 1.958,75 turun 79,25 poin (-3,9%). Beberapa saham berkapitalisasi besar yang melemah di antaranya Bumi Resources (BUMI), Astra Agro Lestari (AALI), Bank BCA (BBCA), dan Bank BRI (BBRI).

Saham BUMI melemah setelah harga minyak dunia tidak mampu menjaga kenaikannya yang tercatat naik tipis sebesar 0,11% pada senin kemarin ke posisi $106,34 setelah sebelumnya bearish selama enam hari perdagangan dari posisi $118,15 per barel atau turun 10%. Pada perdagangan kemarin, harga minyak kembali melemah sebesar $1,35 per barel atau turun 1,27% dan memberikan sentimen negatif pada saham-saham produsen bahan bakar alternatif minyak. Saham BUMI turun 10% ke posisi Rp3.950 dari posisi penutupan awal pekan ini. Sementara itu, mengikuti harga minyak yang terkoreksi, harga komoditas nikel di bursa London ikut melemah 1,6% ke level $18.550 per ton dan ikut menekan harga saham Aneka Tambang (ANTM) dan Internasional Nickel (INCO). Saham ANTM turun 10% ke level Rp1.350 dan saham INCO turun 8,6% ke posisi Rp2.925

Saham sektor perkebunan CPO Astra Agro Lestari (AALI) dan London Sumatera (LSIP) ikut terkoreksi setelah harga CPO di bursa Malaysia melemah 5% ke level $681 per ton. Saham-saham CPO ikut tertekan oleh informasi GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia) mengenai cadangan minyak sawit mentah Indonesia yang mencapai 2,4 juta ton atau tertinggi sepanjang sejarah. Saham AALI kemarin ditutup turun 11% ke posisi Rp14.250 dan saham LSIP turun 9,2% ke posisi Rp4.450.

Saham Perbankan seperti BBCA dan Bank BRI bergerak melemah oleh krisis likuiditas perbankan yang berpotensi terjadi hingga akhir tahun ini akibat pertumbuhan dana pihak ketiga yang tidak mengimbangi permintaan kredit. Kondisi ini diindikasikan oleh makin tingginya penawaran bunga dana pihak ketiga melalui deposito hingga 11% - 12% yang dilakukan oleh beberapa bank untuk menarik minat masyarakat untuk menyimpan dana mereka di bank, padahal BI rate hanya di level 9,25%. Pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan pada bulan Juli 2008 dibandingkan dengan Juli 2007 sebesar 11%, lebih lambat bila dibandingkan dengan Juni 2008 yang sebesar 14% (yoy). Kondisi ini akan berpotensi kurang terserapnya permintaan kredit menjelang lebaran, sehingga pendapatan bunga perbankan dari pemanfaatan momentum lebaran tidak akan tercapai. Saham BBCA turun 7,6% ke posisi Rp3.025 dan saham BBRI turun 3,4% ke posisi Rp5.750.

Selasa, September 09, 2008

Pasar bearish akibat inflasi

Ulasan Pasar (1-5 September 2008)
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan bursa saham bergerak bearish dipengaruhi data inflasi Agustus, pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan koreksi teknis saham Astra Internasional dan Bumi Resources. IHSG ditutup pada level 2.022,56 melemah 143,38 poin (-6,61%) selama sepekan, posisi terendah sejak Agustus 2007. Investor asing membukukan total netsell sebesar Rp1,2 triliun sepanjang lima hari perdagangan seiring rupiah yang melemah terhadap dolar AS sebesar 2,3% dan netsell terbesar terjadi pada hari rabu sebesar Rp536,4 miliar. Di jumat kemarin rupiah diperdagangkan di posisi Rp9.364/US$.

Sejak senin, IHSG tertekan ke level 2.164,62 turun tipis 1,32 poin (-0,06%) oleh kenaikan laju inflasi bulanan untuk Agustus sebesar 0,51% (m-t-m) dan 11,85% (yoy), pelaku pasar mengkhawatirkan akan meningkatnya laju inflasi selama bulan September ini karena meningkatnya pengeluaran masyarakat dalam bulan puasa dan menghadapi perayaan Idul Fitri, kekhawatiran tersebut sekaligus menjadi faktor penekan saham-saham perbankan di awal pekan, saham Bank Mandiri (BMRI) melemah Rp25 (-0,88%), saham Bank Niaga (BNGA) turun Rp10 (-1,12%) dan saham Bank Danamon (BDMN) turun Rp100 (-1,85%).

Tekanan terhadap IHSG berlanjut pada perdagangan selasa oleh koreksi harga komoditas minyak dan nikel. Koreksi harga minyak yang berlanjut menuju level $108,25 per barel dan bahkan sempat menyentuh level $105 per barel, makin melemahkan harga saham-saham batubara. Saham BUMI turun Rp250 (-4,72%), PTBA turun Rp300 (-2,05%), dan emiten minyak Medco Energi turun Rp150 (-3,06%). Saham INCO turun Rp100 (-2,72%) dan ANTM melemah Rp60 (-3,23%). Koreksi ANTM juga didorong oleh kinerja ANTM semester I/2008 yang mencatat laba bersih melemah menjadi Rp1,46 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp2,87 triliun dan laba bersih per saham (earning per share) yang turun menjadi Rp153,61 per saham dari periode yang sama tahun lalu Rp301,24 per saham karena menurunnya penjualan sebesar 7,37% akibat melemahnya harga komoditas nikel. Harga nikel pada 2 September melanjutkan koreksinya sejak tiga hari perdagangan sebelumnya ke level $19.255 per ton atau melemah 8,13%.

Menjelang akhir pekan, tekanan terhadap IHSG berlanjut oleh koreksi teknikal saham ASII yang telah overbought di perdagangan rabu dengan indeks RSI mencapai level 59 tertinggi dalam sebulan terakhir dan faktor indeks regional yang melemah, pelaku bursa pun segera melakukan aksi ambil untung atas saham ASII. ASII telah mencatat gain sebesar 7,3% dalam lima hari perdagangan yang dipengaruhi oleh sentimen positif kinerja Astra Internasional dalam semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih semester I/2008 sebesar 8% menjadi Rp4,7 triliun. Laba bersih per saham dasar (earning per share) ASII naik 81% menjadi Rp1.174. Selain itu, kinerja Bank Permata (BNLI) yang sebanyak 44,505% sahamnya dimiliki oleh Astra Internasional ikut memberikan sentimen positif bagi saham ASII. Laba bersih Bank Permata naik 41,2% menjadi Rp273 miliar dan laba bersih per saham naik menjadi Rp35,30 dari posisi Rp25,01 tahun lalu. Sejak kamis hingga jumat, saham ASII telah terkoreksi 6,1% dan ditutup pada level Rp20.000.

Di penutupan akhir pekan, saham BUMI mengkonfirmasi signal bearish yang terbentuk sejak perdagangan rabu yang mengindikasikan lemahnya indikator MACD di areal positif dan perpotongan line MA jangka pendek dan menengah pada kamis dengan posisi line MA jangka pendek menuju ke bawah jangka menengah yang berarti muncul signal jual atau bearish. Harga minyak dunia yang melanjutkan pelemahan ke level $107 per barel semakin menekan BUMI hingga saham tersebut ditutup pada level Rp4.450 di akhir pekan.

Jumat, September 05, 2008

Ulasan Pasar 4 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan kembali melemah melanjutkan bearish sejak awal pekan ini yang dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama bursa regional dan perekenomian Jepang yang melemah, meskipun di sisi lain harga minyak bergerak naik tipis $2 per barel dari posisi $108 menjadi $110 per barel di hari kamis kemarin. IHSG ditutup pada level 2.075,23 turun 40,77 (-1,9%).

Saham batu bara Bumi Resources berupaya mengkonfirmasi signal bearish yang terbentuk sejak perdagangan rabu sebelumnya yang diindikasi dengan melemahnya indikator MACD di areal positif. Saham BUMI akan melanjutkan koreksinya diperdagangan akhir pekan. Kisruh pembayaran royalti batu bara dan sempat tertutupnya beberapa pit produksi di antaranya Melawan dan Pelikan yang merupakan unit produksi terbesar milik PT kaltim Prima Coal ikut memberikan tekanan pada saham BUMI. Saham BUMI kemarin ditutup di level Rp4.625 turun Rp175 (-3,65%).

Selain saham Bumi Resources, IHSG juga tertekan oleh koreksi saham Astra Internasional (ASII) akibat aksi profit taking pelaku bursa terhadap ASII yang telah mencatat gain sebesar 7,3% dalam lima hari perdagangan yang dipengaruhi oleh sentimen positif kinerja Astra Internasional dalam semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih semester I/2008 sebesar 8% menjadi Rp4,7 triliun menjadi sentimen positif pelaku pasar. Laba bersih per saham dasar (earning per share) ASII naik 81% menjadi Rp1.174. Pergerakan saham ASII juga ditopang oleh kinerja Bank Permata (BNLI) yang sebanyak 44,505% sahamnya dimiliki oleh Astra Internasional. Laba bersih Bank Permata naik 41,2% menjadi Rp273 miliar. Laba bersih per saham BNLI naik menjadi Rp35,30 dari posisi Rp25,01 tahun lalu. Rasio LDR (loan to deposit ratio) naik menjadi 93,7% dari posisi tahun lalu sebesar 83,1%. Saham ASII kemarin ditutup pada level Rp20.500 turun Rp800 (-3,76%).

Secara teknikal, saham ASII telah mencapai overbought di perdagangan rabu dengan indeks RSI mencapai level 59 tertinggi dalam sebulan terakhir dan dipengaruhi oleh pergerakan indeks regional yang melemah, maka pelaku bursa kemarin segera melakukan aksi ambil untung atas saham ASII mengantisipasi kembali melemahnya bursa di akhir pekan ini. Indeks Nikkei-225 turun 1,04%, Hangseng turun 0,95%, dan Strait Times turun 2,97%.

Saham perbankan bergerak melemah mengikuti kenaikan BI rate sebesar 25bps menjadi 9,25% berpotensi mengurangi pendapatan bunga perbankan, karena suku bunga kredit yang dipastikan akan meningkat tetapi tingkat pelunasan kredit oleh masyarakat akan makin melemah. Saham BBCA turun 1,52% ke posisi Rp3.250, saham BBRI turun 1,56% ke posisi Rp6.300, saham BMRI turun 1,75% ke posisi Rp2.800, dan saham BBNI turun 3,76% ke posisi Rp1.280.

Rabu, September 03, 2008

Ulasan Pasar 2 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham melanjutkan koreksi sebesar 5,57 poin (-0,26%) ditutup di level 2.159,05. Saham komoditas pertambangan, menjadi penekan IHSG kemarin. Faktor koreksi lanjutan harga minyak dunia dan profit taking yang disebabkan oleh orientasi transaksi jangka pendek pelaku pasar menjadi faktor utama penekan saham pertambangan.

Koreksi harga minyak yang berlanjut menuju level $108,25 per barel dan bahkan sempat menyentuh level $105 per barel, makin melemahkan harga saham-saham komoditas batubara, mendorong pelaku pasar untuk melepas saham-saham pertambangan. Saham Bumi Resources turun Rp250 (-4,72%), PTBA turun Rp300 (-2,05%), emiten logam nikel Aneka Tambang turun Rp60 (-3,23%), INCO turun Rp100 (-2,72%) dan emiten minyak Medco Energi turun Rp150 (-3,06%). Kinerja ANTM semester I/2008 mencatat laba bersih yang melemah menjadi Rp1,46 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp2,87 triliun dan laba bersih per saham (earning per share) menjadi Rp153,61 per saham dari periode yang sama tahun lalu Rp301,24 per saham karena turunnya harga komoditas nikel yang menyebabkan menurunnya penjualan sebesar 7,37% menjadi Rp5,57 triliun dari posisi semester I tahun lalu Rp6,01 triliun. Kemarin, harga komoditas nikel melanjutkan koreksinya dalam tiga hari terakhir ke level $19.255 per ton atau turun 8,13% dalam tiga hari.

Saham perbankan bergerak melemah di sesi I perdagangan kemarin oleh sentimen negatif inflasi Agustus yang telah diumumkan BPS awal pekan ini dengan laju inflasi sebesar 11,85% (yoy) dan inflasi bulanan mencapai 0,51%. Inflasi tahunan yang sebesar 11,85% telah melewati proyeksi Departemen Keuangan yang sebesar 11,2%. Tekanan inflasi masih berpotensi meningkat oleh pengeluaran masyarakat menghadapi perayaan hari besar keagamaan seperti Idul Fitri. Namun, menjelang penutupan sesi II kemarin harga saham perbankan kembali bergerak naik menahan kejatuhan IHSG, karena sentimen harga minyak dunia yang semakin melemah ke posisi $108 per barel dan harga saham perbankan yang telah oversold di sesi I. Saham BMRI naik Rp125 (4,46%) ke level Rp2.925, BBRI naik Rp300 (5,04%) ke level Rp6.250, BBCA naik Rp125 (3,85%) ke level Rp3.375, dan BDMN naik Rp200 (3,77%) ke level Rp5.500

Saham Astra Internasional membantu menahan IHSG di perdagangan kemarin dengan lanjutan rebound sebesar Rp200 (0,95%) ke posisi Rp21.200, faktor fundamental kenaikan laba bersih semester I/2008 sebesar 8% menjadi Rp4,7 triliun menjadi sentimen positif pelaku pasar. Laba bersih per saham dasar (earning per share) ASII naik 81% menjadi Rp1.174. Pergerakan saham ASII juga ditopang oleh kinerja Bank Permata (BNLI) yang sebanyak 44,505% sahamnya dimiliki oleh Astra Internasional. Laba bersih Bank Permata naik 41,2% menjadi Rp273 miliar. Laba bersih per saham BNLI naik menjadi Rp35,30 dari posisi Rp25,01 tahun lalu. Rasio LDR (loan to deposit ratio) naik menjadi 93,7% dari posisi tahun lalu sebesar 83,1%.

Secara teknikal, indikator MACD saham ASII bergerak menuju areal positif sejak akhir pekan kemarin sekaligus memberikan signal beli dan berhasil dikonfirmasi pada perdagangan senin dan selasa kemarin. Revisi target penjualan sepeda motor oleh Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) untuk tahun ini menjadi 5,6 juta unit dari proyeksi awal tahun sebesar 5 juta unit ikut memberikan sentimen positif bagi saham ASII. Saham ASII telah naik 6,8% dalam empat hari perdagangan terakhir.

Selasa, September 02, 2008

Ulasan Pasar 1 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham di perdagangan awal September ini terkoreksi tipis oleh saham Bumi Resources dan beberapa saham perbankan seperti Bank Mandiri, Bank Niaga, dan Bank Danamon. IHSG ditutup pada level 2.164,62 turun tipis 1,32 poin (-0,06%) dari posisi penutupan akhir pekan kemarin.

Harga batu bara di bursa Newcastle Port turun ke level $161,89 per ton (-0,16%) dalam sepekan. Harga saham Bumi Resources (BUMI) tertekan oleh sentimen negatif melemahnya harga batu bara di Newcastle tersebut, kemarin saham BUMI ditutup pada level Rp5.300 terkoreksi Rp200 (-3,64%). Saham Bank Mandiri (BMRI) melemah 0,88% turun Rp25 ke posisi Rp2.800, saham Bank Niaga turun ke posisi Rp880 melemah Rp10 (-1,12%) dan saham Bank Danamon turun Rp100 (-1,85%) ke posisi Rp5.300. Sentimen kenaikan laju inflasi bulanan untuk Agustus sebesar 0,51% dan 11,85% (yoy) menjadi faktor penekan saham-saham perbankan tersebut. Pelaku pasar mengkhawatirkan semakin meningkatnya laju inflasi selama bulan September ini seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam bulan puasa dan menghadapi perayaan Idul Fitri dan level BI rate yang berpotensi kembali dinaikkan hingga ke level 9,75% dalam dua bulan mendatang.

Dari sektor otomotif, saham Astra Internasional menjadi penopang IHSG dengan kenaikan harga Rp200 (0,96%) ditutup di level Rp21.000. Kinerja semester I/2008 Astra Internasional yang mencatat kenaikan laba bersih sebesar 8% menjadi Rp4,7 triliun ditopang oleh pendapatan bersih perseroan sebesar 46% menjadi Rp46,3 triliun. Laba bersih per saham dasar (earning per share) ASII naik 81% menjadi Rp1.174 dari Rp649 pada semester I tahun lalu. Pergerakan saham ASII juga ditopang oleh kinerja Bank Permata (BNLI) yang 44,505% sahamnya dimiliki oleh Astra Internasional. Laba bersih Bank Permata naik 41,2% menjadi Rp273 miliar dari sebesar Rp193 miliar semester I tahun lalu. Laba bersih per saham BNLI naik menjadi Rp35,30 dari posisi Rp25,01 tahun lalu. Rasio LDR (loan to deposit ratio) naik menjadi 93,7% dari posisi tahun lalu sebesar 83,1%. Secara teknikal, indikator MACD saham ASII bergerak menuju areal positif sejak akhir pekan kemarin sekaligus memberikan signal beli dan berhasil dikonfirmasi pada perdagangan kemarin. Revisi target penjualan sepeda motor oleh Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) untuk tahun ini menjadi 5,6 juta unit dari proyeksi awal tahun sebesar 5 juta unit ikut memberikan sentimen positif bagi saham ASII.

Saham perkebunan, Astra Agro Lestari ikut menopang IHSG dengan kenaikan harga sebesar Rp250 (1,39%) ke posisi Rp18.200 mengikuti kenaikan harga CPO di bursa Malayia akhir pekan lalu sebesar 6,07%. Saham Bakrie Sumatera (UNSP) terdongkrak oleh faktor fundamental kinerja keuangan UNSP semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih sebesar 335% menjadi Rp326,4 miliar dari posisi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp75,03 miliar. Laba bersih per saham naik 168% menjadi Rp86 per saham dari posisi Rp32 per saham. Saham UNSP kemarin ditutup pada level Rp1.170 naik Rp110 (10,38%).

Senin, September 01, 2008

Ulasan Pasar 25-29 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham selama sepekan bergerak naik oleh aksi korporasi beberapa emiten dan kinerja keuangan semester I/2008. IHSG naik 45,45 poin ( 21,4%) dalam sepekan dan ditutup pada jumat kemarin di posisi 2.165,94.

Di awal pekan, bursa diwarnai sentimen positif rencana Telekomunikasi Indonesia (TLKM) membeli sebagian saham Bakrie Telecom (BTEL) milik PT Bakrie & Brothers. Selain Telkom, perusahaan investasi asal Rusia, Altimo, juga menjajaki kemungkinan membeli saham BTEL. IHSG bergerak naik tipis sebesar 6,73 poin (0,32%) ke level 2,127,22. Saham TLKM ditutup naik Rp100 (1,27%) dan saham BTEL naik Rp10 (4%). Dari kinerja fundamental, BTEL mencatat kenaikan EPS (laba bersih per saham) sebesar 23,5% selama semester I/2008 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih BTEL naik 59,5% menjadi Rp62 miliar dari sebesar Rp39 miliar tahun lalu.

IHSG bergerak melemah di hari selasa tertekan oleh koreksi saham BUMI dan PTBA akibat koreksi harga minyak yang turun 5% dalam sehari ke level $114 per barel. IHSG ditutup pada posisi 2.107,55 turun 19,68 poin (-0,92%). Sedangkan sentimen positif IHSG berasal dari saham PGAS, Perusahaan Gas Negara mencatat kenaikan laba bersih semester I/2008 sebesar 45% menjadi Rp1,45 triliun dari Rp1 triliun pada semester I tahun lalu ditopang kenaikan pendapatan usaha perseroan sebesar 51% menjadi Rp5,83 triliun dari sebelumnya Rp3,85 triliun. Laba bersih per saham (earning per share) naik 43,2% menjadi Rp63 per saham dari sebesar Rp44 semester I/2007.

Di hari yang sama, BTEL naik Rp20 (7,69%) ke level Rp280. BTEL mengakuisisi 15,8% saham Mobile-8 (FREN) yang berpeluang untuk dilanjutkan dengan merjer antara Mobile-8 dan Bakrie Telecom membentuk perusahaan telekomunikasi baru berbasis CDMA dengan nilai aset mencapai Rp12,6 triliun seiring rencana Global Mediacom (BMTR) yang secara bertahap melepas Mobile-8 untuk memfokuskan diri ke bisnis media. Saham BMTR ditutup naik Rp10 (3,08%), sedangkan saham FREN diberhentikan sementara oleh bursa (suspended).

Kenaikan tipis harga minyak dunia di bursa New York sebesar 0,4% ke level $116,68 per barel mendongkrak IHSG naik 23,51 poin (1,12%) ke level 2.131,06 di hari rabu. Saham BUMI naik Rp100 (1,9%) dan saham PTBA naik Rp200 (1,43%). Bursa juga diwarnai rencana ekspansi Grup Medco yang akan bekerjasama dengan Dedini Agro, salah satu produsen utama etanol Brasil, menggarap proyek hulu dan hilir bioetanol berbasis tebu di Merauke, Papua dengan nilai investasi US$2 miliar. Saham MEDC ditutup naik Rp150 (3,39%) ke level Rp4.575.

PT Elnusa Tbk (ELSA) melalui anak usahanya, Elnusa Patra Retail, mengakuisisi PT Radiant ramok Senabing dan Gulfstream Resources Ramok Senabing sebagai pemegang partisipasi kerja Blok TAC Ramok Senabing. Langkah akuisisi tersebut untuk memuluskan target pertumbuhan perseroan dari pendapatan jasa hulu migas yang pada tahun ini mencatat lonjakan kontrak menjadi US$259 juta dari porsi kontrak jasa hulu migas 2008 yang dibukukan sebesar US$146 juta. Saham ELSA ditutup naik Rp5 (1,75%) ke posisi Rp290.
Di hari kamis, bursa masih diwarnai sentimen rencana aksi korporasi. IHSG ditutup naik 13,78 poin (0,65%) ke level 2.144,85. BTEL berencana membeli saham Indosat sebanyak 25% untuk memperluas area layanan bisnis CDMA (Esia) dengan jaringan yang telah dilayani Indosat (Starone). Saham BTEL ditutup naik Rp5 (1,75%) di posisi Rp290.

IHSG juga tertopang oleh saham Astra Internasional (ASII) yang ditutup naik Rp350 (1,76%) ke posisi Rp20.200 dan melanjutkan kenaikan sebesar Rp600 ke posisi Rp20.800 di akhir pekan. ASII bergerak naik oleh kinerja semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih sebesar 8% menjadi Rp4,7 triliun ditopang oleh pendapatan bersih perseroan sebesar 46% menjadi Rp46,3 triliun. Laba bersih per saham dasar (earning per share) ASII naik 81% menjadi Rp1.174 dari Rp649 pada semester I tahun lalu. Pergerakan saham ASII juga ditopang oleh kinerja Bank Permata (BNLI) yang 44,505% sahamnya dimiliki oleh Astra Internasional. Laba bersih Bank Permata naik 41,2% menjadi Rp273 miliar dari sebesar Rp193 miliar semester I tahun lalu. Laba bersih per saham naik menjadi Rp35,30 dari posisi Rp25,01 tahun lalu. Rasio LDR (loan to deposit ratio) naik menjadi 93,7% dari posisi tahun lalu sebesar 83,1%.

Kinerja keuangan emiten semester I/2008 masih mempengaruhi perdagangan di akhir pekan. Saham Indofood Sukses Makmur (INDF) naik Rp160 (7,7%) ke posisi Rp2.250, laba bersih INDF semester I/2008 sebesar Rp827,4 miliar atau naik 125% dan laba bersih per sahamnya menjadi sebesar Rp97 dari tahun lalu sebesar Rp43 per saham. Saham Indosat naik Rp150 (2,5%) ke posisi Rp6.150. Di semester I/2008, pendapatan Indosat dari jasa seluler naik 12,1% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp6,6 triliun, internet naik 34,5% menjadi Rp1,37 triliun dan fixed wireless naik sebesar 10,2% menjadi Rp853,16 miliar. Laba bersih ISAT semester I/2008 naik 25% menjadi Rp1,06 triliun dan laba bersih per saham menjadi Rp194,3 dari posisi semester I tahun lalu sebesar Rp155,53.