Jumat, September 12, 2008

Ulasan Pasar 11 September 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham masih melanjutkan koreksi, namun dengan besaran yang lebih kecil dibandingkan sehari sebelumnya. IHSG kamis kemarin ditutup kembali melemah sebesar 14,91 poin turun 0,79% ditutup pada level 1.870,13. Beberapa saham komoditas seperti Bumi Resources, Bayan Resources, dan Indo Tambangraya Megah karena harga telah oversold pada rabu sebelumnya akibat panic selling pelaku pasar oleh bearish pasar sejak awal September.

Saham BUMI naik Rp175 (5%) ke posisi Rp3.675, saham ITMG naik Rp500 (2,49%) ke posisi Rp20.550, dan saham BYAN naik Rp225 (6,29%) ke posisi Rp3.800. Umumnya, pelaku pasar segera merespon oversold harga saham-saham tersebut dengan melakukan aksi beli kemarin karena faktor teknikal dan bukan oleh asumsi fundamental faktor pengaruh utama penggerak saham-saham batu bara tersebut yaitu pergerakan harga minyak dunia. Keputusan mereka untuk membeli saham-saham tersbut lebih disebabkan untuk kepentingan koleksi jangka panjang mengikuti pergerakan teknikal saham-saham tersebut seperti untuk waktu enam bulan ke depan dan tidak untuk transaksi jangka pendek atau harian.

Meskipun didongkrak oleh kenaikan harga saham-saham batu bara, IHSG masih melemah yang disebabkan oleh masih terkoreksinya saham Astra Internasional dan saham sektor industri dasar terutama semen, IHSG tertekan oleh saham Holcim, Indocement, dan Semen Gresik. Saham SMCB mancatat koreksi terbesar yaitu 5,75% dan saham INTP sebesar 4,84%. Sedangkan saham SMGR mancatat koreksi sebesar 0,71%. Penjualan semen domestik dalam bulan Agustus 2008 menurun 2,8% dari level penjualan bulan Juli sebelumnya, berdasarkan data dari Asosiasi Semen Indonesia. Saham SMCB ditutup pada posisi Rp820, INTP di posisi Rp5.900, dan SMGR di posisi Rp3.500.

Saham Astra Internasional masih terkoreksi oleh faktor teknis seiring indikator MACD masih menunjukkan signal jual seiring semakin kuatnya indikator MACD di areal negatif.hingga penutupan kemarin. Saham ASII ditutup pada posisi Rp17.350 turun Rp1.950 (-10,10%). Tingginya BI rate dan kesulitan likuiditas yang dialami oleh dunia perbankan berpotensi meningkatkan suku bunga kredit konsumsi masyarakat untuk kepemilikan kendaraan, sehingga akan menghambat penjualan kendaraan bermotor. Biaya dana pihak ketiga perbankan bahkan telah mencapai level 11% sampai 12,5% yang mana jauh lebih tinggi dari bunga penjaminan simpanan dan BI rate. Kondisi ini akan memicu kenaikan yang tajam bagi suku bunga kredit konsumsi.

Tidak ada komentar: