Rabu, September 10, 2008

Indeks tertekan penurunan harga komoditas

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham terkoreksi tajam kemarin tertekan oleh saham-saham komoditas yang bergerak melemah akibat koreksi harga di pasaran internasional dan juga tekanan dari saham perbankan. IHSG ditutup pada posisi 1.958,75 turun 79,25 poin (-3,9%). Beberapa saham berkapitalisasi besar yang melemah di antaranya Bumi Resources (BUMI), Astra Agro Lestari (AALI), Bank BCA (BBCA), dan Bank BRI (BBRI).

Saham BUMI melemah setelah harga minyak dunia tidak mampu menjaga kenaikannya yang tercatat naik tipis sebesar 0,11% pada senin kemarin ke posisi $106,34 setelah sebelumnya bearish selama enam hari perdagangan dari posisi $118,15 per barel atau turun 10%. Pada perdagangan kemarin, harga minyak kembali melemah sebesar $1,35 per barel atau turun 1,27% dan memberikan sentimen negatif pada saham-saham produsen bahan bakar alternatif minyak. Saham BUMI turun 10% ke posisi Rp3.950 dari posisi penutupan awal pekan ini. Sementara itu, mengikuti harga minyak yang terkoreksi, harga komoditas nikel di bursa London ikut melemah 1,6% ke level $18.550 per ton dan ikut menekan harga saham Aneka Tambang (ANTM) dan Internasional Nickel (INCO). Saham ANTM turun 10% ke level Rp1.350 dan saham INCO turun 8,6% ke posisi Rp2.925

Saham sektor perkebunan CPO Astra Agro Lestari (AALI) dan London Sumatera (LSIP) ikut terkoreksi setelah harga CPO di bursa Malaysia melemah 5% ke level $681 per ton. Saham-saham CPO ikut tertekan oleh informasi GIMNI (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia) mengenai cadangan minyak sawit mentah Indonesia yang mencapai 2,4 juta ton atau tertinggi sepanjang sejarah. Saham AALI kemarin ditutup turun 11% ke posisi Rp14.250 dan saham LSIP turun 9,2% ke posisi Rp4.450.

Saham Perbankan seperti BBCA dan Bank BRI bergerak melemah oleh krisis likuiditas perbankan yang berpotensi terjadi hingga akhir tahun ini akibat pertumbuhan dana pihak ketiga yang tidak mengimbangi permintaan kredit. Kondisi ini diindikasikan oleh makin tingginya penawaran bunga dana pihak ketiga melalui deposito hingga 11% - 12% yang dilakukan oleh beberapa bank untuk menarik minat masyarakat untuk menyimpan dana mereka di bank, padahal BI rate hanya di level 9,25%. Pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan pada bulan Juli 2008 dibandingkan dengan Juli 2007 sebesar 11%, lebih lambat bila dibandingkan dengan Juni 2008 yang sebesar 14% (yoy). Kondisi ini akan berpotensi kurang terserapnya permintaan kredit menjelang lebaran, sehingga pendapatan bunga perbankan dari pemanfaatan momentum lebaran tidak akan tercapai. Saham BBCA turun 7,6% ke posisi Rp3.025 dan saham BBRI turun 3,4% ke posisi Rp5.750.

Tidak ada komentar: