Senin, September 28, 2009

Indeks BISNIS-27 Sepekan

Dalam dua hari perdagangan seusai libur panjang pekan kemarin, indeks BISNIS-27 bergerak melemah ke level 219,64 atau turun tipis sebesar 0,71% dari posisi penutupan Kamis (17/9) pekan sebelumnya. Volume perdagangan BISNIS-27 selama dua hari kemarin terlihat semakin melemah dari sebanyak 591 juta lembar pada Kamis (24/9) turun 42,42% menjadi sebanyak 340 juta lembar pada Jumat (25/9). Volume perdagangan pada Kamis (17/9) atau hari terakhir sebelum libur, masih sebesar 768 juta lembar.

Investor cenderung wait and see terhadap perkembangan bursa regional Asia Pasifik dan harga komoditas seperti minyak dan emas, yang bergerak melemah tertekan oleh kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yaitu The Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan kebijakan suku bunga rendah mengantisipasi menguatnya laju inflasi di negara tersebut. Rencana penghentian program stimulus secara perlahan juga menjadi indikator akan menguatnya laju inflasi yang berpotensi meningkatkan suku bunga acuan The Fed. Ekspektasi tersebut berdampak pada menguatnya dolar AS dalam beberapa hari lalu terhadap sejumlah mata uang seperti yen dan euro. Rupiah pun sedikit melemah ke level Rp9.600/US$

Harga minyak dunia pun anjlok 5,88% dalam sepekan ke level US$68,24 per barel, begitu juga dengan harga emas yang turun kembali ke level di bawah level psikologis US$1.000 per ounce atau di posisi US$998 per ounce pada akhir pekan kemarin.
Investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menahan kepemilikannya terhadap saham-saham indeks BISNIS-27 terutama yang sensitif dengan harga minyak dan emas seperti saham-saham komoditas pertambangan dan berharap harga minyak dunia dan emas akan kembali naik untuk segera merealisasikan gain.

Faktor perkembangan ekonomi dalam negeri juga menjadi acuan investor. Terlihat pada perdagangan Kamis, investor masih mengkoleksi saham yang bergerak naik oleh sentimen perayaan Idul Fitri dalam beberapa hari terakhir seperti saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM). Saham TLKM terdongkrak oleh sentiment naiknya trafik percakapan per menit pada hari raya Idul Fitri sebesar 11,72% dibandingkan trafik normal. Pada Kamis saham TLKM melonjak 4,17%, tetapi langsung terkoreksi 1,14% pada Jumat keesokan harinya tertekan oleh profit taking investor.

Sedangkan rencana kenaikan tarif tol mulai pekan ini, mendongrak harga saham Jasa Marga (JSMR) sebesar 5,59% dalam lima hari perdagangan sejak 15 September lalu. Saham JSMR ditutup di level Rp1.890 per saham dan sempat menyentuh level Rp1.900 per saham pada perdagangan Jumat kemarin, atau tertinggi sejak diperdagangkan di BEI. Untuk periode sebulan terakhir, saham JSMR telah mencapai posisi overbought di akhir pekan kemarin dengan level indeks RSI (Relative Strength Index) melewati level 70.

Tidak ada komentar: