Kamis, November 26, 2009

Ulasan Pasar edisi 25 November 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Di perdagangan hari kedua pekan ini, indeks kembali bergerak melemah dan kali ini mendapat tekanan hampir dari seluruh sektor. Indeks BISNIS-27 ditutup di level 228,49 atau melemah tipis 0,11% dari posisi penutupan awal pekan.

Faktor penguatan rupiah yang terhenti di level Rp9.500/US$ akibat kasus Bank Century, kisruh KPK dan Polri yang tidak menentu memberikan kekhawatiran terhadap kondisi sosial politik dalam negeri. Investor memilih untuk menarik diri sejenak dan merealisasikan gain dari pertumbuhan tiga pekan terakhir yang ditopang oleh sentimen positif kenaikan harga komoditas terutama emas yang telah melewati level US$1.170 per ounce.

Namun, investor masih melakukan aksi beli selektif terhadap saham-saham komoditas seperti pada Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan kenaikan masing-masing sebesar 2,86% dan 2,03%. Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 1,26% dan Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) naik 1,29%.

Dalam kondisi sosial politik yang tidak menentu dan rupiah yang mulai menemukan level keseimbangan di posisi Rp9.500/US$, mendorong investor untuk memilih saham yang ditopang oleh belanja pemerintah dan kebutuhan energi dalam negeri. Kebutuhan semen dipastikan akan meningkat seiring kebijakan prioritas pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur dan mengurangi biaya transaksi ekonomi dan investasi. Rencana dan kebutuhan pembangunan pembangkit listrik juga akan meningkatkan kebutuhan batu bara dalam negeri, dan hal tersebut menjadi sentimen positif bagi BUMN batu bara yaitu PTBA.

Sedangkan faktor harga yang masih tergolong murah, menjadi pemicu minat beli investor terhadap saham ITMG. Saham ITMG memiliki nilai PER (Price to Earning Ratio) sebesar 8,94 kali atau terendah di dalam industrinya pada penutupan Senin kemarin.

Indeks juga mendapat tekanan dari koreksi indeks regional seperti Hang Seng, STI Singapura, dan Nikkei-225. Indeks Hang Seng turun 1,53%, indeks STI Singapura turun 0,64%, dan indeks Nikkei-225 turun 1,01%.

Untuk sementara, indeks membutuhkan masa konsolidasi setelah membukukan pertumbuhan sebesar 5,38% hanya dalam waktu tiga pekan terakhir. Indeks tetap berada di dalam tren bullish yang terutama ditopang oleh saham-saham pertambangan dan komoditas pertanian. Saham-saham perbankan akan mengalami sedikit tekanan dari sentimen negatif kasus Bank Century yang mencerminkan buruknya Good Corporate Governance di bank tersebut, dan investor mengkhawatirkan tata kelola industri perbankan secara umum.

Laju inflasi November yang tetap rendah dan laju inflasi hingga akhir tahun yang diperkirakan oleh Bank Indonesia maksimal hanya sebesar 3,5%, belum dapat memberikan sentimen naiknya saham-saham perbankan. Pasar akan lebih mencermati pergerakan harga komoditas dunia terutama emas yang tentunya akan mengimbas positif harga saham Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Namun, tekanan tersebut diperkirakan hanya bertahan hingga akhir pekan ini dan memasuki awal Desember pasar akan mencermati aksi korporasi emiten untuk mendongkrak kinerjanya (window dressing) di akhir tahun.

Tidak ada komentar: