Senin, November 02, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 2 November 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pekan terakhir Oktober menjadi pekan koreksi terbesar bagi indeks BISNIS-27 sejak 22 Juni lalu atau dalam empat bulan terakhir. Indeks BISNIS-27 terkoreksi 3,53% ditutup di level 217,42 setelah pada Kamis sehari sebelumnya sempat menyentuh level terendah dalam satu bulan terakhir yaitu 214,61.

Di awal pekan, indeks mulai terkoreksi tipis sebesar 0,03% yang dipicu oleh koreksi teknis karena harga saham yang overvalued dan dipicu rupiah yang melanjutkan tren pelemahan dari penutupan akhir pekan sebelumnya ke level Rp9.500/US$.

Koreksi indeks secara masiv terjadi pada perdagangan Selasa dan Rabu sebesar 4,11% ke level 214,61 atau merupakan level terendah dalam satu bulan terakhir. Penyebabnya adalah tekanan jual dari saham Bumi Resources Tbk (BUMI) yang merosot harganya akibat sentimen negatif kewajiban repo induk BUMI yaitu Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang menjaminkan sebagian saham dari seluruh anak perusahaannya termasuk
BUMI. Sentimen negatif tersebut diperparah dengan tingginya biaya modal dari hutang BUMI kepada CIC sebesar US$1,9 miliar yang berbunga 19% berpotensi menekan laba usaha BUMI. Saham BUMI tertekan hingga 12,7% dan membuat investor terpaksa menjual saham-saham lainnya untuk menutup kewajiban dari transaksi marjin saham BUMI.

Akibat aksi jual tersebut, rupiah tertekan 3,54% ke level Rp9.660/US$ dari posisi terkuatnya dua pekan lalu di level Rp9.300/US$ dan menambah kekhawatiran investor asing, sehingga meningkatkan tekanan jual.

Dibandingkan perdagangan awal pekan ketika investor asing membukukan penjualan Rp393 miliar, tekanan jual investor asing terlihat meningkat tajam pada Selasa sebesar Rp769 miliar, Rp1,1triliun pada Rabu dan Rp1,6triliun pada Kamis, atau membukukan penjualan sebesar Rp3,47 triliun dalam tiga hari tersebut, sedangkan pembelian hanya sebesar Rp2,7 triliun di periode yang sama.

Di akhir pekan terjadi pembalikan arah bagi pergerakan indeks BISNIS-27. Investor asing kembali masuk ke bursa dan membukukan pembelian sebesar Rp2,88 triliun serta merealisasi keuntungan jangka pendek dengan menjual sebesar Rp2,38 triliun.

Faktor penopang indeks di antaranya laporan keuangan emiten per September 2009 seperti PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TBK), Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan anak usaha Astra Internasional Tbk yaitu United Tractors Tbk (UNTR) yang membukukan pertumbuhan laba bersih positif.

Dari luar negeri, minat beli investor asing di akhir pekan didukung laporan GDP Amerika Serikat (AS) untuk kuartal III/2009 yang tumbuh 3,5% (yoy) atau pertumbuhan pertama dalam setahun terakhir sejak krisis likuiditas akhir tahun lalu. Sentimen positif di AS memicu investor pemegang dolar AS untuk melepas dolar mereka sebagai “safe heaven” dan memasuki kawasan emerging market yang memiliki imbal hasil jauh lebih tinggi. Rupiah pun kembali terapresiasi sebesar 1,53% ke posisi Rp9.537/US$.

Tidak ada komentar: