Kamis, Desember 10, 2009

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 10 Desember 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

indeks BISNIS-27 akhirnya harus bergerak melemah pada perdagangan Rabu kemarin tertekan oleh aksi jual investor karena faktor keamanan dalam negeri. Indeks BISNIS-27 ditutup di level 230,89 atau melemah tipis 0,51%

Melemahnya indeks disebabkan aksi ambil untung terhadap sejumlah konstituen yang memang telah mengalami overbought sejak sepekan terakhir seperti saham Astra Internasional Tbk (ASII), Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan saham Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Beberapa saham perbankan juga bergerak negatif seperti Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Bank Danamon Tbk (BDMN). Posisi rupiah yang stabil di level Rp9.450/US$ selama dua pekan terakhir belum memberikan indikasi penguatan lebih lanjut.

Dari luar negeri, pergerakan harga minyak dunia yang melambat, harga emas yang mengalami koreksi, serta pergerakan indeks bursa regional Asia Pasifik yang melemah, memberikan sentimen negatif bagi pergerakan indeks BISNIS-27. Harga minyak stabil di posisi US$73 per barel, harga emas melemah ke level US$1.130 per barel.

Indeks Hang Seng turun 1,44%, indeks Nikkei-225 turun 1,34%, indeks STI Singapura turun 0,3%. Sentimen negatif tersebut, sebelumnya juga dipicu oleh koreksi indeks Dow Jones (DJIA) yang melemah sebesar 1% karena pernyataan Ben Bernanke yang menyebutkan kenaikan suku bunga The Fed paling cepat pada Agustus 2010. Kenaikan suku bunga The Fed akan dipengaruhi oleh laju inflasi yang menguat sebagai dampak membaiknya daya beli dan perekonomian AS. Dalam kondisi tersebut, dolar AS akan bergerak meninggalkan zona aman (safe heaven) menuju kawasan dengan imbal hasil dan risiko yang lebih tinggi yaitu emerging market.

Dalam jangka pendek, indeks BISNIS-27 memang memerlukan masa konsolidasi untuk mendapatkan equilibrium baru di masa perbaikan ekonomi global tahap I dalam semester II/2009 seperti sekarang ini. indeks telah naik 27,69% sejak awal Juli hingga perdagangan kemarin dan telah naik 88% sejak diluncurkan awal tahun ini. Selama sepekan kemarin, indeks bahkan membukukan gain mingguan sebesar 5,91% atau tertinggi dalam empat bulan terakhir.

Tidak ada komentar: