Senin, Desember 07, 2009

Ulasan Indeks BISNIS-27 Sepekan edisi 7 Desember 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan di awal Desember, indeks BISNIS-27 berhasil membukukan pergerakan yang positif dengan pertumbuhan sebesar 5,91% atau pertumbuhan mingguan tertinggi sejak empat bulan terakhir. Pada pekan terakhir Juli, Indeks BISNIS-27 berhasil membukukan pertumbuhan sebesar 6,08%.

Di akhir pekan kemarin, indeks BISNIS-27 ditutup di level 234,64 sekaligus level tertinggi baru yang berhasil dicapai indeks sejak diluncurkan Januari lalu.

Penguatan indeks di awal Desember ini menunjukkan optimisme investor terhadap kinerja konstituen BISNIS-27 hinga akhir 2009 ditopang oleh BI rate yang berhasil dijaga di 6,5%, laju inflasi yang terjaga di bawah target pemerintah, serta potensi berlanjutnya capital inflow seiring rupiah yang menguat terhadap dolar AS. Kenaikan indeks BISNIS-27 sebesar 5,91% sepekan kemarin juga ditopang oleh kekuatan ekonomi kawasan emerging market terutama Indonesia dalam masa perbaikan ekonomi global dari krisis likuiditas setahun lalu.

Hal tersebut dapat dilihat dari kebijakan The Fed AS yang sengaja menjaga suku bunganya tetap rendah di level 0,25%, selain untuk meningkatkan daya beli dan likuiditas dalam negeri yang terlihat dari membaiknya penjualan rumah pada November, juga untuk menjaga dolar AS tetap melemah untuk kawasan emerging market.

Dolar AS yang melemah akan sangat menopang ekspor AS yang berharap dengan penjualan dari kawasan emerging market saat ini. Hal tersebut disebabkan kawasan ini, termasuk Indonesia, memiliki jumlah penduduk yang besar, laju inflasi yang terjaga, dan pertumbuhan ekonomi yang bergerak positif sepanjang 2009. Nilai rupiah yang menguat terhadap dolar AS 13,7% sepanjang tahun ini dari level Rp11.000/US$ ke level Rp9.500/US$ menjadi sentimen positif daya beli masyarakat Indonesia terhadap produk impor. Posisi laju inflasi Januari-November sebesar 2,45% atau di bawah target inflasi 2009 oleh pemerintah yaitu 4% menambah sentimen positif aliran dana masuk (capital inflow) serta daya beli yang semakin baik.

Di sisi lain, dolar AS yang melemah terhadap sejumlah mata uang selain rupiah, seperti euro dan yen juga menstimulus naiknya permintaan terhadap emas sebagai instrumen lindung nilai (hedging) mengantisipasi perekonomian global yang membaik di 2010. Harga emas telah bergerak mencapai level US$1.200 per ounce pada akhir pekan kemarin atau meningkat 37% sejak awal tahun ini. Melemahnya dolar AS memang tidak diikuti oleh menanjaknya harga minyak dunia untuk melewati level resistance satu bulan terakhir yaitu US$80 per barel. Pekan lalu harga minyak stabil di level US$77 per barel atau hampir sama dengan level sepekan sebelumnya di posisi US$76 per barel. Hal ini menunjukkan, bahwa mayoritas pelaku pasar global sepakat bahwa pergerakan harga minyak dunia harus dikendalikan untuk mencegah melemahnya daya beli emerging market.

Harga emas yang berada dalam tren bullish selain akan menambah sentimen positif harga saham Aneka Tambang Tbk yang sepekan kemarin menguat 5,55%, juga menjadi indikator pelemahan dolar AS yang akan berlangsung cukup lama hingga memasuki triwulan I/2010 mendatang. Selain ke bursa komoditas emas, aliran dolar AS juga diperkirakan masih akan bergerak menuju emerging market hingga triwulan I/2010, termasuk ke Indonesia, sehingga rupiah masih berpotensi menguat dari level saat ini Rp9.500/US$ menuju level Rp9.300/US$. Atas dasar itu, pergerakan BISNIS-27 sepekan kemarin berhasil tumbuh 5,91%.

Sepanjang pekan kemarin, saham Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membukukan gain tertinggi di antara konstituen BISNIS-27 yaitu 14,69%, diikuti oleh saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) yang naik 13,61%, Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) naik 10,28%, Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik 8,11%, Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 7,76%, Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 7,25%, Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 6,42%, International Nickel Indonesia Tbk (INCO) naik 6,38% dan Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) naik 5,71%.

Dalam jangka pendek, indeks BISNIS-27 berpotensi mengalami koreksi konsolidasi seiring level indeks RSI (Relative Strenght Index) yang telah mencapai posisi 65,03 atau jenuh beli (overbought). Investor harus mewaspadai aksi profit taking jangka pendek pada saham-saham penopang indeks BISNIS-27 seperti PGAS, PTBA, ITMG dan AALI.

Di akhir pekan kemarin, saham ANTM, INCO dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) telah mengalami profit taking lebih dulu. Namun, sentimen penguatan harga emas dunia berpotensi dapat membalikkan arah ANTM untuk kembali menguat pada pekan depan (pekan ini).

Tidak ada komentar: