Rabu, Desember 09, 2009

Ulasan indeks BISNIS-27 edisi 9 Desember 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 pada perdagangan hari kedua pekan ini bergerak cukup fluktuatif dipengaruhi beragam sentimen dari dalam maupun luar negeri serta faktor teknis harga saham konstituen dalam sepekan terakhir. Indeks BISNIS-27 ditutup di level 232,08 menguat tipis 0,13% dari posisi penutupan awal pekan ini.

Indeks bergerak dengan tekanan cukup besar yang berasal dari kondisi politik dan keamanan dalam negeri menjelang aksi antikorupsi Rabu besok (9/12) yang akan melibatkan massa dalam jumlah besar. Sementara itu dari luar negeri, informasi dari Ben Bernanke (The Fed AS) yang menyebutkan perekonomian AS masih jauh dari perbaikan atau membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih, memberikan sentimen negatif sekaligus menahan investor untuk membeli saham-saham konstituen BISNIS-27.

Bursa komoditas terutama emas mengalami tekanan yang serupa dengan indeks BISNIS-27. Meskipun dolar AS diprediksi akan melemah hingga Agustus 2010, namun belum dapat mendongkrak harga emas kembali menuju level US$1.200 per ounce. Pada perdagangan Selasa kemarin, harga emas bergerak di kisaran US$1.164 per ounce. Harga minyak dunia juga belum memberikan sinyal bullish, masih di kisaran US$74 per barel atau terendah dalam dua pekan terakhir.

Dolar AS yang melemah belum ditopang oleh daya beli masyarakat AS yang membaik. Sedangkan penguatan inflasi yang akan diikuti oleh naiknya suku bunga The Fed terbilang masih cukup lama atau sekitar delapan bulan lagi. Daya beli yang membaik akan diikuti naiknya laju inflasi dan mendorong dolar AS mencari wilayah investasi dengan imbal hasil lebih tinggi, terutama ke wilayah emerging market.

Minimnya sentimen positif di Bursa Efek Indonesia mendorong investor untuk melakukan profit taking dan membeli saham-saham yang memang telah oversold sejak akhir pekan lalu, seperti saham Aneka Tambang Tbk (ANTM), saham International Nickel Indonesia Tbk (INCO), dan saham Astra Internasional Tbk (ASII). Saham ANTM naik 1,11% ke posisi Rp2.275, saham INCO naik 1,37% ke level Rp3.700, dan saham ASII naik 1,35% ke posisi Rp33.850.

Melambatnya kenaikan indeks pada perdagangan kemarin juga dipengaruhi sentimen negatif tekanan jual yang melanda bursa Hong Kong dan Jepang. Indeks Hang Seng ditutup melemah 1,18% ke level 22.060,52 dan indeks Nikkei-225 turun 0,27% ke level 10.140,47. Sedangkan indeks STI Singapura berhasil menguat 0,3% ke level 2.805,50.

Kekhawatiran investor global terhadap pernyataan Ben Bernanke memberikan tekanan jual jangka pendek di bursa Tokyo dan Hong Kong, melebihi berita positif dari Pemerintah Jepang yang mengumumkan paket stimulus ekonomi sebesar 7,2 triliun yen atau sekitar US$ 81 miliar untuk menopang pemulihan ekonomi Jepang.

Tidak ada komentar: