Rabu, Desember 02, 2009

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 2 Desember 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Di perdagangan hari kedua pekan ini, indeks BISNIS-27 masih menunjukkan tren bullish sejak awal pekan dengan kenaikan melewati 1,5%. Indeks BISNIS-27 ditutup di level 228,29 atau naik 1,51%. Sebanyak 19 saham konstituen BISNIS-27 bergerak naik, 5 saham bergerak melemah, dan tiga saham tidak berubah posisi dari posisi penutupan awal pekan.

Saham komoditas seperti Aneka Tambang Tbk (ANTM), International Nickel Indonesia Tbk (INCO), dan saham konsumsi Unilever Tbk (UNVR) memimpin pergerakan indeks BISNIS-27 dengan membukukan gain yang signifikan. Saham ANTM naik 4,55%, saham INCO naik 4,35%, dan UNVR naik 5,88%.

Faktor koreksi harga emas dunia sebesar 1,68% ke level US$1.179 per ounce dari posisi akhir pekan kemarin sebesar US$1.190 per ounce, memicu investor untuk mengkoleksi saham ANTM dengan ekspektasi rebound harga emas dalam jangka pendek. Ekspektasi tersebut dilandasi pergerakan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang berhasil ditutup menguat 0,34%, begitu juga dengan indeks regional Asia Pasifik seperti yang ditutup positif pada perdagangan Selasa kemarin. Indeks Hang Seng naik 1,34%, indeks Nikkei-225 naik 2,43%, indeks STI Singapura naik 1,42%.

Positifnya kinerja bursa New York dan Asia Pasifik tersebut menjaga optimisme pelaku pasar bahwa dolar AS akan kembali melemah terhadap beberapa mata uang seperti euro, yen, dan juga mata uang emerging market seiring minat investor untuk berinvestasi di tempat yang menjanjikan imbal hasil lebih tinggi serta meninggalkan dolar AS sebagai tempat investasi yang paling aman (safe heaven). Di sisi lain, AS masih membutuhkan nilai dolar AS yang melemah untuk meningkatkan nilai ekspornya. Suku bunga The Fed yang tetap rendah di level 0,25% hingga awal tahun juga akan menambah sentimen pelemahan dolar AS, selain untuk menopang konsumsi dalam negeri AS. Nilai rupiah menguat tipis ke level Rp9.465/US$ pada perdagangan kemarin dari posisi sehari sebelumnya Rp9.475/US$.

Dari dalam negeri, pergerakan positif saham-saham indeks BISNIS-27 ditopang oleh data inflasi November yang mencatat deflasi 0,03% (m-t-m) yang disebabkan penurunan harga di komoditas pokok di antaranya minyak goreng dan telur ayam. Turunnya harga bahan pokok tersebut menjadi indikator daya beli masyarakat yang meningkat. Selain itu, laju inflasi kalender sebesar 2,45% atau tetap terkendali di bawah target pemerintah sebesar 4% untuk inflasi 2009.

Level inflasi yang semakin rendah diharapkan akan membantu menurunkan suku bunga kredit perbankan untuk memacu konsumsi dalam negeri dan juga modal kerja sektor riil, sehingga akan meningkatkan daya beli masyarakat. Saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,7%, saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 2,6%, dan saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 2,25%.

Pinjaman senilai US$ 300 juta dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Mizuho Corporate Bank, yang berhasil diraih oleh International Nickel Indonesia Tbk menopang kenaikan saham INCO pada perdagangan kemarin. Pinjaman tersebut direncanakan untuk membiayai proyek pembangkit listrik tenaga air di Karebbe, Sulawesi Selatan.

Tidak ada komentar: