Selasa, Desember 22, 2009

Ulasan indeks BISNIS-27 edisi 15 Desember 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 bergerak melemah di awal pekan ini tertekan oleh koreksi harga minyak dunia dan nilai rupiah yang melemah terhadap dolar AS. Indeks ditutup di level 234,31 melemah tipis 0,27%. Namun, faktor koreksi teknis mendominasi tekanan pada indeks BISNIS-27 yang dipicu oleh turunnya harga saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar 3,06%.

Pelemahan ini disebabkan oleh koreksi saham-saham pertambangan terutama yang berkorelasi positif dengan pergerakan harga minyak, yaitu saham-saham emiten batu bara. Selain itu, harga emas yang melemah ke level US$1.123 per ounce pada perdagangan kemarin mendorong investor merealisasikan gain atas saham-saham pertambangan. Posisi harga emas yang stabil di bawah US$1.200 per ounce sejak sepekan kemarin mengindikasikan level keseimbangan baru harga emas hingga akhir tahun.

Di sisi lain, harga minyak dunia merosot ke level di bawah US$70 per barel, tepatnya US$69,55 per barel memberikan sinyal konsolidasi harga saham-saham yang berbanding lurus dengan pergerakan harga minyak dunia. Saham batubara Adaro Energy Tbk (ADRO) dan Bayan Resources Tbk (BYAN) bergerak melemah masing-masing 0,57% dan 0,9%.

Faktor overbought saham TLKM yang telah rally sejak awal Desember atau 14 hari terakhir sebesar 12% hingga menyentuh level tertingginya tahun ini yaitu Rp9.800 pada Jumat akhir pekan kemarin (11/12), mendorong investor untuk merealisasikan gain atas saham TLKM. Faktor melemahnya saham-saham pertambangan dan rupiah yang tidak kunjung menembus level resistance Rp9.400 per US$, menjadi faktor pemicu koreksi TLKM.

Harga minyak dunia yang melemah, sebaliknya menjadi penopang saham-saham yang berkorelasi dengan daya beli. Saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,52% dan saham Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 1,82%.

Tidak ada komentar: