Senin, Desember 14, 2009

Ulasan indeks BISNIS-27 Sepekan edisi 14 Desember 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan kemarin, indeks BISNIS-27 menguat tipis 0,13% oleh tekanan koreksi yang dimulai sejak awal pekan hingga Rabu. Indeks BISNIS-27 pada Jumat kemarin ditutup di level 234,95.

Sentimen negatif aksi Antikorupsi pada 9 Desember, membuat investor cenderung mengamankan likuiditas mereka dengan melakukan profit taking di bursa saham. Dari luar negeri, koreksi harga emas sebesar 5% dalam tiga hari sejak awal pekan dan minyak dunia sebesar 6,4% memicu sentimen negatif saham-saham pertambangan dan energi di antara konstituen BISNIS-27.

Aksi ambil untung di Bursa Efek Indonesia dan bursa komoditas terutama emas dan minyak dipengaruhi oleh pesimisme pelaku pasar terhadap perbaikan ekonomi AS. Sebelumnya, Ben Bernanke sebagai Gubernur The Federal Reserve AS menyatakan bahwa kenaikan suku bunga The Fed paling cepat pada Agustus 2010. Hal ini mengindikasikan pemulihan daya beli yang diimbangi dengan kenaikan laju inflasi baru akan terjadi pada Agustus 2010.

Di sisi lain, rally harga emas dalam sebulan terakhir justru dipengaruhi oleh ekspektasi pemulihan ekonomi AS pada triwulan I/2010, yang sekaligus menyebabkan dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang seperti euro dan yen. Pelemahan dolar AS kemudian dimanfaatkan oleh pelaku pasar untuk mengakumulasi kontrak emas dan minyak dunia dengan motif lindung nilai (hedging).

Namun, pergerakan indeks BISNIS-27 kembali menguat di akhir pekan dengan kenaikan cukup signifikan yaitu 1,55% yang ditopang oleh positifnya indeks bursa saham regional Asia Pasifik seperti Nikkei-225, Hang Seng dan STI Singapura. Penguatan tersebut dipengaruhi kembali melemahnya nilai mata uang yen Jepang terhadap dolar AS dan penurunan nilai ekspor China yang jauh lebih kecil pada November yaitu hanya sebesar 1,2% dibandingkan Oktober yang sebesar 13,8%.

Penurunan nilai ekspor China yang jauh lebih kecil tersebut memberikan indikasi adanya pemulihan daya beli global. Sedangkan, kurs yen Jepang yang melemah terhadap dolar AS memberikan sentimen positif bagi perusahaan-perusahaan eksportir Jepang, kurs yen bergerak ke level 88,80 per US$ dari level 88,26 per US$.

Tidak ada komentar: