Jumat, Februari 19, 2010

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 18 Februari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 kembali menguat pada penutupan perdagangan hari ketiga pekan ini, indeks BISNIS-27 naik sebesar 1,04% ditutup di level 238,01. Penguatan indeks didominasi oleh saham sektor pertambangan dan energi serta saham perbankan.

Beberapa faktor penguatan indeks BISNIS-27 di antaranya adalah melonjaknya harga minyak dunia ke level US$77 per barel akibat ketegangan program nuklir Iran. Investor mengkhawatirkan ketegangan antara Amerika Serikat dengan Iran mengenai program nuklir tersebut akan berdampak terganggunya distribusi minyak dunia. Di sisi lain, dari krisis surat utang Yunani, pihak Uni Eropa menambah tekanan pada Yunani untuk segera mengatasi krisis tersebut.

Tindakan pihak Uni Eropa tersebut disambut baik oleh pelaku pasar dengan memburu euro dan meninggalkan dolar AS yang sejak pekan lalu digenggam oleh pelaku pasar dengan motif sebagai instrumen safe heaven.

Kekhawatiran investor atas berlanjutnya krisis nuklir di Iran serta ditambah dengan dolar AS yang melemah terhadap euro memicu aksi beli di bursa kontrak minyak dunia dan mendongkrak harga minyak dunia ke level US$77 per barel kemarin.

Selain harga minyak dunia, harga emas juga bergerak positif ke level US$1.118 per ounce.

Naiknya harga minyak dan emas dunia berimbas pada perdagangan saham sektor pertambangan dan energi dalam negeri, terutama saham batu bara dan saham emiten logam mulia. Saham Indika Energy Tbk (INDY) melonjak 5,49%, saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) naik 1,45%, saham Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 1,19%, saham International Nickel Indonesia Tbk (INCO) naik 2,67%.

Dari sektor perbankan, saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,69%, saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 2,67%, dan saham Bank Danamon Tbk (BDMN) bergerak positif 2,06%. Investor optimis dengan laporan keuangan 2009 para emiten perbankan tersebut, yang akan dipublikasikan hingga akhir Maret mendatang. Selain itu, sentimen positif saham perbankan juga dipicu oleh pergerakan rupiah yang melanjutkan apresiasi terhadap dolar AS ke level Rp9.280/US$ atau menguat 0,43% dari posisi penutupan Selasa sebelumnya yang ditutup di level Rp9.320/US$.

Tidak ada komentar: