Selasa, Februari 02, 2010

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 2 Februari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Indeks BISNIS-27 bergerak melemah di perdagangan awal pekan ini sekaligus mengawali perdagangan Februari ini. Indeks BISNIS-27 pada Senin kemarin ditutup kembali terkoreksi di level 237,51 atau melemah 1,36% dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan lalu. Tekanan pada indeks didominasi oleh koreksi pada saham pertambangan dan perbankan.

Saham Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 2,12%, Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 2,35%, International Nickel Indonesia Tbk (INCO) turun 2,1%, saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,91%. Dari sektor perbankan, saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 3%, saham Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) turun 2,5%, saham Bank Danamon Tbk (BDMN) turun 4,21%, dan saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,31%.

Saham pertambangan batu bara dan logam mulia termasuk nickel tertekan oleh minimnya sentimen positif yang dapat memberikan sinyal perbaikan ekonomi dunia. Harga minyak masih tidak beranjak di level US$73 per barel sejak akhir pekan lalu. Koreksi indeks DJIA pada penutupan perdagangan akhir pekan waktu setempat memicu aksi jual investor asing atas saham pertambangan di Bursa Efek Indonesia khususnya yang menjadi konstituen BISNIS-27. Indeks DJIA ditutup melemah 0,52% di level 10.067,33.

Investor juga masih mengkhawatirkan dampak pengetatan moneter China serta defisit AS yang diperkirakan akan mencapai US$1,6 miliar pada 2010. Sentimen negatif lainnya berasal dari sejumlah produsen otomotif dunia yang melakukan penarikan produk secara massal.

Koreksi pada sektor perbankan dipicu oleh kenaikan laju inflasi Januari sebesar 0,84% yang menjadikan inflasi tahunan (yoy) sebesar 3,72%. Naiknya laju inflasi di awal tahun ini, dikhawatirkan akan menaikkan level BI rate dari level sekarang yaitu 6,5%, yang telah bertahan sejak pertengahan kuartal III/2009 lalu atau enam bulan terakhir.

Tidak ada komentar: