Senin, Mei 26, 2008

Indeks bergerak fluktuatif

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan bursa saham bergerak fluktuatif hingga ditutup lebih rendah 2,88 poin (0,12%) ke level 2.465,96 di akhir pekan kemarin dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan sebelumnya yang berada pada level 2.468,84. IHSG sempat menyentuh level 2.510,96 atau naik 1,7% pada penutupan awal pekan ini atau sehari menjelang libur nasional 20 Mei. Rencana aksi korporasi emiten, realisasi gain, laporan keuangan Telekomunikasi Indonesia dan pergerakan harga minyak dunia yang menembus level $133 per barel maupun rencana kenaikan BBM oleh pemerintah menjadi penggerak IHSG selama sepekan kemarin.

IHSG bergerak melemah seiring semakin gencarnya demo menentang kebijakan pemerintah menaikkan BBM di pertengahan pekan kemarin dan hal ini memberikan sedikit kekhawatiran atas kondisi keamanan dalam negeri dan kegiatan bisnis ibukota. Secara fundamental, kenaikan BBM memberikan pesimisme tersendiri pada investor bursa terhadap kinerja emiten perbankan. Sentimen negatif tersebut membuat harga saham perbankan seperti BBCA terus bergerak melemah sepanjang pekan kemarin. Dalam sepekan, saham BBCA turun Rp200(6,4%) ditutup pada posisi Rp2.925 pada akhir pekan kemarin. Kondisi serupa juga terjadi pada saham BMRI yang turun Rp150(5%) ditutup pada posisi Rp2.825 dan saham BBRI yang turun Rp200(3%) ditutup pada posisi Rp6.200. Investor mengkhawatirkan peningkatan inflasi Mei dan posisi BI rate di awal Juni yang akan kembali dinaikkan menyesuaikan tingkat inflasi.

Pergerakan IHSG juga tertekan oleh aksi profit taking pelaku bursa atas saham BUMI yang telah naik 69,5% sejak awal April. Secara teknikal, saham BUMI telah membentuk bullish flag dan double bottom yang telah memasuki areal sell pada awal pekan ini untuk periode 11 minggu terakhir. Selain itu, indikator RSI saham BUMI telah menunjukkan signal overbought atau melewati level 70 tepat 75,70 pada penutupan senin 19 Mei.

Laporan keuangan Telekomunikasi Indonesia untuk 31 Desember 2007 yang telah dipublikasikan pada akhir pekan kemarin memberikan sentimen negatif pada pelaku pasar seiring kenaikan pendapatan usaha, laba bersih, dan laba usaha Telkom di tahun 2007 yang tercatat lebih rendah dibandingkan 2006. Pendapatan usaha 2007 naik 15,88% sedangkan pada 2006 naik 22,69%. Laba usaha 2007 naik 22,6% sedangkan pada 2006 naik 32,95%. Laba bersih 2007 naik 16,82% sedangkan pada 2006 naik 37,68%. Sentimen negatif tersebut mendorong pelaku pasar segera merealisasikan gain yang telah dibentuk sehari sebelumnya sebesar Rp100 dan di penutupan akhir pekan kemarin TLKM ditutup turun Rp50(0,58%) ke posisi Rp8.600.

Pergerakan IHSG dalam pekan kemarin juga diwarnai oleh beberapa aksi korporasi seperti keberhasilan United Tractors melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara dalam meraih kontrak penambangan batubara senilai US$1,1miliar atau Rp10,12 triliun dari PT Jembayan Muarabara, keikutsertaan Hexindo Adiperkasa dalam tender proyek alat berat senilai US$600juta atau senilai Rp5,52triliun serta rencana Barito Pacific Timber yang akan mengakuisisi 75,95% saham Tri Polyta Indonesia yang dimiliki oleh Newport Global Investment Ltd dan Prajogo Pangestu.

Dalam sepekan, saham UNTR naik Rp300(2,26%) ke posisi Rp13.600, saham HEXA naik Rp340(31.19%) ke posisi Rp1.430, dan saham BRPT naik Rp500(31,25%) ke posisi Rp2.100.

Tidak ada komentar: