Kamis, Mei 22, 2008

Ulasan Pasar 22 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Pasar saham di perdagangan rabu kemarin akhirnya terkoreksi setelah bullish sejak 9 Mei yang lalu. Secara teknikal, IHSG memang telah memasuki area jenuh beli atau overbought dan dapat terkoreksi sejak penutupan awal pekan ini. Namun, karena tidak ada sentimen negatif yang menghinggapi pasar menjelang libur nasional kemarin, IHSG masih ditutup menguat di penutupan senin.

Namun, kemarin koreksi pasar akhirnya terbentuk oleh sentimen negatif pergerakan harga minyak dunia yang menciptakan rekor baru $129 per barel memberikan kekhawatiran peningkatan laju inflasi hingga akhir tahun 2008 ini. Saham-saham yang terkait dengan suku bunga seperti Bank Mandiri, BBCA, dan ASII memberikan tekanan bagi IHSG kemarin. selain itu, pergerakan harga minyak juga mendorong terjadinya koreksi bursa regional Asia Pasifik yang ikut mempengaruhi pelaku pasar dalam negeri. Indeks Nikkei-225 turun 1,65% dan Straits Times turun tipis 0,09%.

Secara teknikal, saham BBCA telah memberikan signal jual semenjak 14 Mei karena harga rerata jangka menengah telah bergerak menurun mendekati garis rerata jangka pendek. Saham BMRI telah menjauh dari upperline sejak 16 Mei yang menandakan harga akan bearish. Harga minyak dunia yang menembus level $129 per barel atau naik 2,4% dalam dua hari perdagangan membuat pelaku pasar panik atas ancaman inflasi yang dapat memicu koreksi massal bursa atas gain enam hari sebelumnya. Kepanikan tersebut pada akhirnya mendorong aksi jual atas saham perbankan. Dari sisi fundamental, inflasi yang bergerak naik akan memicu Bank Indonesia untuk menaikkan BI rate hingga akhir tahun ini. Saham BMRI dan BBCA ditutup turun Rp50(1,68%) dan Rp75(2,4%).

Dampak selanjutnya akan mempengaruhi pendapatan emiten di sektor otomotif seperti Astra Internasional yang berpotensi tertekan karena melemahnya penjualan akibat suku bunga kredit yang meningkat. Saham Astra Internasional ditutup terkoreksi Rp250(1,14%).

Koreksi teknikal juga melanda saham BUMI yang turun sebesar Rp200(2,37%) karena pergerakan indeks RSI saham BUMI yang menembus level 70 atau tepatnya 70,66 yang menandakan saham BUMI telah mengalami overbought. Level RSI tersebut juga merupakan level tertinggi BUMI dalam enam bulan terakhir.

Di sisi lain, rencana Barito Pacific Timber yang akan mengakuisisi 75,95% saham Tri Polyta Indonesia yang dimiliki oleh Newport Global Investment Ltd dan Prajogo Pangestu memberikan sentimen positif pada bursa. Saham BRPT ditutup naik Rp150 (8,72%)

Tidak ada komentar: