Jumat, Mei 23, 2008

Ulasan Pasar 23 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham ditutup menguat tipis dari penutupan rabu sebesar 9,24 poin (0,37%) ke level 2.503,95 terdongkrak oleh pergerakan harga saham Barito Pacific. Secara teknikal, IHSG kembali menguat, setelah terkoreksi 16,25 poin pada penutupan sehari sebelumnya, terdongkrak oleh kenaikan harga saham TLKM dan ISAT. Di sisi lain, IHSG tertekan oleh koreksi ASII, dan saham perbankan karena sentimen negatif kenaikan harga BBM individu sebesar 33% dan untuk diesel sebesar 28%.

IHSG bergerak naik secara teknikal oleh saham Telekomunikasi Indonesia dan Indosat yang telah bearish sejak dua minggu sebelumnya. Sudut penurunan garis rerata bergerak (moving average) jangka menengah yang berada di atas line jangka pendek lebih besar dibandingkan dengan jangka pendeknya serta cenderung akan membentuk perpotongan yang memberikan signal beli. Dari grafik MACD, saham TLKM pun telah membentuk signal beli seiring harga penutupan pada hari rabu yang telah memasuki areal positif. Saham TLKM ditutup naik Rp100(1,17%).

Dari saham Indosat, line MA jangka pendek membentuk sudut naik dan segera memotong serta membawahi line MA jangka menengah yang memberikan signal beli pada pelaku pasar. Grafik MACD juga telah memasuki areal positif yang menunjukkan signal beli untuk ISAT. Kemarin, ISAT dibuka pada level Rp5.900 dan ditutup pada level Rp6.300 yang juga level tertinggi pada hari yang sama.

Dari sektor industri dasar, rencana aksi korporasi Barito Pacific Timber yang akan mengakuisisi 75,95% saham Tri Polyta Indonesia milik Newport Global Investment Ltd dan Prajogo Pangestu memberikan sentimen positif IHSG pada penutupan kemarin. saham BRPT bergerak naik Rp360(19,25%)

IHSG juga terdongkrak oleh saham BUMI yang berbalik arah dari penurunan sehari sebelumnya karena informasi rencana Bumi Resources untuk mencari pinjaman sebesar US$121juta dalam upayanya menandingi tawaran Aneka Tambang atas saham Herald Resources. Saham BUMI ditutup naik Rp50(0,6%)

Harga minyak dunia yang telah menyentuh level $135 per barel membuat pelaku pasar panik atas ancaman inflasi dan pergerakan BI rate. Kepanikan tersebut mendorong aksi jual atas saham perbankan. Saham BMRI dan BBCA ditutup turun Rp50(1,7%) dan Rp25(0,8%). Saham BBRI ditutup turun Rp200(3,1%)

Kenaikan harga BBM sebesar 33% dalam pekan ini menekan saham Astra Internasional seiring kekhawatiran pelaku pasar atas melemahnya daya beli masyarakat untuk kendaraan roda empat. Selain itu, inflasi bulan Mei yang terancam naik karena kenaikan BBM memberikan peluang bagi kenaikan BI rate yang berpotensi meningkatkan suku bunga kredit dan melemahkan penjualan Astra Internasional. Saham Astra Internasional ditutup terkoreksi Rp600(2,76%).

Tidak ada komentar: