Kamis, Mei 08, 2008

Ulasan Pasar 9 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks Harga saham gabungan pada penutupan rabu kemarin ditutup terkoreksi tipis 5,77 poin atau 0,24% dari penutupan sehari sebelumnya ke level 2.376,93. Koreksi ini disumbang oleh koreksi saham-saham perbankan, infrastruktur, barang konsumsi, dan aneka industri. Sebaliknya, saham-saham pertambangan menjadi penahan koreksi IHSG pada penutupan kemarin.

Pasar masih diliputi oleh sentimen negatif dari kenaikan BI rate 6 Mei lalu sebesar 25bps ke posisi 8,25%. Pelaku pasar sangat mengkhawatirkan perubahan BI rate tersebut akan meningkatkan suku bunga kredit perbankan, meskipun saat ini belum ada indikasi bahwa perbankan akan segera menaikkan suku bunga kredit menimbang daya beli masyarakat yang juga melemah karena kenaikan harga bahan pangan dan BBM di awal Juni mendatang.

Namun, seiring BI rate yang bergerak naik, perbankan akan menyesuaikan biaya dana pihak ketiga yang tentunya akan dinaikkan dan al tersebut harus dikompensasi dengan peningkatan suku bunga kredit agar net interest margin perbankan tidak turun dan kinerja perbankan tetap stabil. Di sisi lain, bila suku bunga kredit naik berdampak rasio NPL perbankan akan naik dan hal tersebut diperburuk oleh kondisi daya beli masyarakat yang melemah karena harga bahan pangan dan juga pergerakan harga minyak dunia yang terus naik hingga menembus level $123 per barel yang semakin menguatkan kenaikan laju inflasi dalam tahun 2008 ini. Saham BDMN turun 2,4%, BMRI turun 1,72%, BNGA turun 1,41%, dan BBNI turun 0,83%.

Saham Infrastruktur terutama Telekomunikasi Indonesia menekan IHSG dengan koreksi 2,86% ke posisi Rp8.500. Pelemahan daya beli masyarakat saat ini akibat kenaikan harga bahan pangan dan harga minyak dunia memberikan sentimen negatif pada pelaku pasar terhadap pendapatan Telekomunikasi Indonesia. Di tengah daya beli yang melemah, masyarakat akan mengurangi porsi pengeluaran komunikasinya. Selain itu, pasar mendapat sentimen negatif dari rencana Telkom yang akan mencari pinjaman US$500juta dari bank lokal di tengah potensi nilai rupiah yang melemah seperti saat ini karena kenaikan harga minyak dunia untuk mengakuisisi perusahaan telekomunikasi di Timur Tengah. Rupiah melemah 25 poin ke level Rp9.280 dan sempat menyentuh posisi Rp9.318 pada perdagangan kemarin.

Sentimen negatif kenaikan harga minyak dunia dan inflasi juga merambah ke saham sektor aneka industri dan barang konsumsi. Saham ASII dari sektor aneka industri terkoreksi 3,76% dan UNVR dari sektor barang konsumsi turun 1,46%. Pelaku pasar juga segera melakukan aksi profit taking atas saham ASII yang naik 2,66% pada penutupan rabu setelah pasar mendapat sentimen positif data Gaikindo untuk penjualan mobil di bulan April 2008 yang naik 46,27% dibandingkan April 2007.

Dari sektor pertambangan, koreksi IHSG tertahan oleh saham batubara seiring naiknya harga minyak dunia dan juga sentimen positif rencana aksi korporasi Bumi Resources yang akan membeli minimal 10% saham DEWA. Saham DEWA kemarin ditutup naik 34% ke posisi Rp470 dan BUMI naik 4,29% ke posisi Rp7.300. Sentimen kenaikan harga minyak yang terus melaju menembus level $123 per barel juga mengerek saham PTBA. Saham Apexindo ditutup naik 6,25% setelah muncul penawaran dari Mitra Rajasa yang akan mengakuisisi 80,6% saham Apexindo.

Tidak ada komentar: