Selasa, Mei 27, 2008

Ulasan Pasar 26 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham masih melanjutkan koreksinya hingga penutupan perdagangan awal pekan ini. Kemarin, IHSG ditutup turun 42,23 poin (1,87%) ke level 2.419,73 tertekan oleh koreksi fundamental dan teknikal saham-saham unggulan di sektor pertambangan, otomotif, dan perbankan. Selain itu, kondisi keamanan dalam negeri menyangkut kenaikan BBM dan harga minyak dunia yang terus bergerak di kisaran $133 per barel mendorong pelaku pasar untuk sementara waktu mengambil posisi wait and see untuk mengurangi risiko penurunan lebih besar lagi atau cut loss dan juga menunggu situasi dalam negeri kembali stabil.

Kondisi keamanan dalam negeri menyangkut kenaikan harga BBM yang memicu banyak aksi penolakan dari masyarakat memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar atas kegiatan bisnis dalam negeri. Penolakan yang semakin besar dari masyarakat juga menggambarkan bahwa daya beli masyarakat semakin melemah akibat membengkaknya pos pengeluaran masyarakat. Kondisi ini memberikan gambaran akan meningkatnya laju inflasi di bulan Mei ini yang akan mendorong Bank Indonesia kembali menaikkan BI rate di awal Juni mendatang. Kenaikan BI rate dan daya beli masyarakat yang melemah akan memperbesar rasio NPL perbankan dan juga menurunkan permintaan kredit konsumsi masyarakat sebagai akibat suku bunga yang naik. Pelaku pasar pun bereaksi negatif pada saham perbankan. Saham Bank BRI misalnya, ditutup terkoreksi Rp200 (3,23%) ke level Rp6.000 seiring segmen Bank BRI yang merupakan nasabah kelas menengah ke bawah dan UKM yang juga merupakan segmen paling berat merasakan dampak kenaikan BBM. Secara teknikal, koreksi BBRI melanjutkan penurunan indikator MACD yang mulai menurun ke arah negatif sejak akhir pekan kemarin.

Selain saham BBRI, saham unggulan lain yang tertekan oleh kenaikan BBM adalah saham Astra Internasional. Saham ASII ditutup terkoreksi Rp950 (4,61%) ke level Rp19.650. Daya beli yang melemah akibat kenaikan BBM berpotensi menurunkan penjualan Astra Internasional terutama untuk kendaraan roda empat. Secara teknikal, saham ASII juga melanjutkan signal jual yang telah dibentuk MACD sejak akhir pekan lalu karena telah menurun ke areal negatif dan line MA(10) telah bergerak menurun tajam memotong line MA(5) yang berada di bawahnya membentuk signal jual.

Laporan keuangan Telekomunikasi Indonesia untuk 31 Desember 2007 yang telah dipublikasikan pada akhir pekan kemarin memberikan sentimen negatif pada pelaku pasar seiring kenaikan pendapatan usaha, laba bersih, dan laba usaha Telkom di tahun 2007 yang tercatat lebih rendah dibandingkan 2006. Pendapatan usaha 2007 naik 15,88% sedangkan pada 2006 naik 22,69%. Laba usaha 2007 naik 22,6% sedangkan pada 2006 naik 32,95%. Laba bersih 2007 naik 16,82% sedangkan pada 2006 naik 37,68%. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk membukukan ROE 38,1% di tahun 2007, turun 2,84% dari level 2006 yaitu 39,21%. Saham TLKM kemarin ditutup terkoreksi Rp300 (3,49%) ke level Rp8.300 per lembar saham.

IHSG juga tertekan oleh pergerakan saham BUMI yang melanjutkan koreksi teknikalnya setelah menembus areal sell pada sepekan sebelumnya. Harga BUMI akan melanjutkan penurunan hingga ke level Rp6.500 untuk membentuk konsolidasi jangka pendek atau bearish flag dan shoulder yang pada akhirnya akan menurun kembali menuju level Rp5.000 dalam waktu dua bulan mendatang. Kemarin saham BUMI ditutup terkoreksi Rp500 (6,25%) ke level Rp7.500 per lembar saham.

Indeks regional Asia Pasifik yang bergerak turun akibat sentimen negatif pergerakan harga minyak dunia juga memberikan tekanan bagi pergerakan IHSG. Indeks Nikkei225 turun 2,3%, indeks Hangseng turun 2,37%, dan indeks Strait Times turun 0,6%.

Tidak ada komentar: