Jumat, Mei 30, 2008

Ulasan Pasar saham

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan di penutupan kamis kemarin kembali ditutup tipis sebesar 13,19 poin (0,5%) di level 2.446,95 ditopang oleh pergerakan harga saham tambang dan Astra Internasional. Di sisi lain, IHSG juga mendapat tekanan dari pergerakan harga saham perbankan yang terkoreksi akibat sentimen negatif menjelang pengumuman inflasi awal pekan depan.

Pelaku pasar mengantisipasi koreksi lebih lanjut saham perbankan menjelang pengumuman inflasi bulan Mei di awal pekan depan. Pasar meyakini inflasi bulan Mei akan sangat tinggi akibat dari kenaikan harga BBM akhir pekan lalu dan dampaknya mulai dirasakan pekan ini dan bahkan beberapa hari sebelum pengumuman kenaikan BBM yang lalu. Tingkat inflasi yang tinggi akan memaksa Bank Indonesia untuk kembali menaikkan BI rate yang sebelumnya telah dinaikkan 25bps awal bulan Mei ini ke level 8,25%. BI rate yang bergerak naik akan mendorong naiknya suku bunga kredit perbankan untuk menjaga net interest margin seiring biaya dana pihak ketiga yang tentunya akan naik.

Di sisi lain, suku bunga kredit dinaikkan akan memicu meningkatnya NPL perbankan dan pada akhirnya akan memaksa perbankan untuk menyediakan dana atau provisi lebih besar lagi untuk menutupi kredit macet tersebut. Dengan kondisi tersebut, sudah pasti bahwa laba bersih perbankan akan tergerus karena meningkatnya kebutuhan dana provisi. Saham BBNI ditutup turun Rp50(3,79%) dan saham BDMN ditutup turun Rp100(1,69%).

Saham BMRI ditutup naik setelah perseroan berencana akan mengalokasikan 90% dari laba bersih tahun 2007 sebagai dividen. Saham BMRI ditutup naik Rp75(2,7%).

IHSG ikut tertopang oleh kenaikan harga saham Telkom menjelang RUPS yang akan digelar akhir bulan Juni mendatang dan dalam RUPS tersebut, Telkom berencana untuk buyback saham sebanyak 339,4juta lembar atau 1,7% saham beredar. Saham TLKM kemarin ditutup naik Rp50(0,63%) ke level Rp7.950 per lembar saham.

Saham ASII bergerak naik oleh berita positif pembagian dividen Astra Internasional dalam RUPS hari rabu kemarin yang memutuskan pembagian dividen sebesar Rp644 atau setara dengan 40% dari laba bersih 2007.

Saham BUMI ditutup naik Rp250 (3,14%) ke posisi Rp8.200 setelah memasuki masa konsolidasi sejak 23 Mei dan bergerak mulai menjauhi upper line indikator Bollinger. Namun, sejak penutupan 27 Mei harga closing kembali bergerakn mendekati upperline dan indikator MACD memberikan signal pelemahan di areal negatif memberikan signal beli.

Kamis, Mei 29, 2008

Ulasan Pasar 28 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Pasar saham ditutup rebound 36,77 poin (1,53%) ke level 2.433,77 ditopang oleh rebound saham BUMI , pergerakan indeks regional yang positif akibat sentimen harga minyak yang turun di bawah $127 per barel dan data penjualan rumah di AS yang mencatat kenaikan 3,3% di bulan April yang memberikan optimisme pulihnya perekonomian AS akibat kasus kredit macet subprime mortgage. Indeks Dow Jones ditutup naik 68,72 poin (0,55%).

Saham Bumi Resources kemarin bergerak rebound setelah terkoreksi secara teknikal 14,84% dalam sepekan kemarin. Saham BUMI ditutup naik Rp750 (10,42%) ditutup di level Rp7.950 per lembar saham. Saham Bank BRI ditutup naik Rp100(1,68%), secara teknikal saham BBRI masuk ke areal konsolidasi membentuk bearish flag untuk bentukan double top sejak akhir April. Secara fundamental, kenaikan saham BBRI ikut dipengaruhi oleh rencana Bank BRI untuk tidak menaikkan suku bunga kreditnya meskipun tekanan inflasi meningkat dan BI rate diperkirakan akan kembali dinaikkan di awal Juni. Bank BRI memilih untuk melakukan ekspansi kredit daripada menaikkan suku bunga kredit untuk menjaga pendapatan bunganya. Sentimen positif kenaikan saham BBRI juga diikuti oleh kenaikan saham BMRI yang naik Rp75 (2,73%).

Saham Barito Pacific naik Rp50 (2,4%) seiring rencana anak usaha Barito Pacific yaitu PT Chandra Asri yang akan menganggarkan dana sebesar US$120juta untuk membiayai pembangunan pabrik butadiena, yang merupakan produk turunan dari etilena untuk bahan baku karet sintetis, plastik cetakan, dan pelapis. Saham Kimia Farma segera membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan perusahaan farmasi asal China senilai US$200juta untuk memasok kebutuhan bahan baku obat yang menurut rencana akan dibangun di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Timur.

IHSG juga terdongkrak oleh pergerakan saham Astra Internasional yang naik Rp300(3,00%) ke posisi Rp20.350 setelah ditetapkan pembayaran dividen dari laba bersih 207 sebesar Rp484 per lembar saham.

Saham Total Bangun Persada ditutup naik Rp10(3,00%) setelah meuncul berita positif fundamental Total Bangun Persada yang mencatat kenaikan sebesar 70% pendapatan usahanya di tahun 2007.

Rabu, Mei 28, 2008

Ulasan Pasar 27 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence unit


Bursa saham masih melanjutkan bearish di penutupan perdagangan kemarin akibat pelaku pasar yang memilih untuk menarik diri sejenak di tengah ketidakpastian keamanan akibat kenaikan harga BBM dan juga penyesuaian cost dunia industri dengan harga BBM yang baru. Investor memilih untuk wait and see atas kondisi pasar yang belum stabil ini. IHSG ditutup melemah 22,72 poin (0,94%) di level 2.397.

IHSG bergerak mengikuti pergerakan saham-saham pertambangan, telekomunikasi, dan perbankan pada perdagangan kemarin yang mengalami koreksi akibat sentimen negatif kenaikan harga BBM. Saham pertambangan seperti BUMI menyumbang koreksi IHSG karena terkoreksi secara teknikal setelah membentuk bullish flag dan mencapai posisi reversal pada 21 Mei menuju posisi jual. Indikator MACD saham BUMI kemarin mulai memasuki areal negatif setelah di awal pekan ini turun signifikan 64,26% di areal positifnya yang menandakan signal untuk melepas saham BUMI. Pergerakan harga saham BUMI menuju level konsolidasi Rp6.500 menunggu sentimen positif yang akan membalikkan arah harga.

Secara teknikal saham TLKM belum memberikan signal beli seiring line MA jangka pendek belum bergerak naik memotong line MA jangka menengah yang akan menunjukkan signal beli. Indikator MACD justru mulai memasuki areal negatif yang menandakan signal jual. Secara fundamental, pelaku pasar masih mengkhawatirkan dampak kenaikan BBM terhadap pendapatan usaha Telkom dan mereka menunggu laporan keuangan semester I Telkom untuk melihat dampak kenaikan BBM terhadap pendapatan Telkom. Selain itu, investor masih dipengaruhi sentimen negatif laporan keuangan Telkom 2007 yang mencatat pelemahan pertumbuhan di sisi pendapatan usaha dan laba bersih.

Saham PGAS ikut memberikan kontribusi negatif bagi pergerakan IHSG seiring koreksi dari faktor teknikalnya. Indikator RSI memberikan signal jual sejak 14 Mei yang lalu karena menunjukkan indikasi overbought setelah melewati level 70 RSI, tepatnya 70,53. Indikator line MA jangka pendek mulai bergerak mendatar menuju posisi menurun atau memotong line MA jangka menengah sejak akhir pekan yang memberikan signal akan terjadi aksi jual PGAS dalam pekan ini.

Saham perbankan seperti Bank Mandiri ditutup terkoreksi Rp25(0,9%) ke level Rp2.750 setelah terindikasi menaikkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) seiring tekanan inflasi yang makin besar setelah kenaikan BBM. Suku bunga KPR Mandiri untuk fixed satu tahun naik 100bps dari 10,5% menjadi 11,5%.

Selasa, Mei 27, 2008

Ulasan Pasar 26 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham masih melanjutkan koreksinya hingga penutupan perdagangan awal pekan ini. Kemarin, IHSG ditutup turun 42,23 poin (1,87%) ke level 2.419,73 tertekan oleh koreksi fundamental dan teknikal saham-saham unggulan di sektor pertambangan, otomotif, dan perbankan. Selain itu, kondisi keamanan dalam negeri menyangkut kenaikan BBM dan harga minyak dunia yang terus bergerak di kisaran $133 per barel mendorong pelaku pasar untuk sementara waktu mengambil posisi wait and see untuk mengurangi risiko penurunan lebih besar lagi atau cut loss dan juga menunggu situasi dalam negeri kembali stabil.

Kondisi keamanan dalam negeri menyangkut kenaikan harga BBM yang memicu banyak aksi penolakan dari masyarakat memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar atas kegiatan bisnis dalam negeri. Penolakan yang semakin besar dari masyarakat juga menggambarkan bahwa daya beli masyarakat semakin melemah akibat membengkaknya pos pengeluaran masyarakat. Kondisi ini memberikan gambaran akan meningkatnya laju inflasi di bulan Mei ini yang akan mendorong Bank Indonesia kembali menaikkan BI rate di awal Juni mendatang. Kenaikan BI rate dan daya beli masyarakat yang melemah akan memperbesar rasio NPL perbankan dan juga menurunkan permintaan kredit konsumsi masyarakat sebagai akibat suku bunga yang naik. Pelaku pasar pun bereaksi negatif pada saham perbankan. Saham Bank BRI misalnya, ditutup terkoreksi Rp200 (3,23%) ke level Rp6.000 seiring segmen Bank BRI yang merupakan nasabah kelas menengah ke bawah dan UKM yang juga merupakan segmen paling berat merasakan dampak kenaikan BBM. Secara teknikal, koreksi BBRI melanjutkan penurunan indikator MACD yang mulai menurun ke arah negatif sejak akhir pekan kemarin.

Selain saham BBRI, saham unggulan lain yang tertekan oleh kenaikan BBM adalah saham Astra Internasional. Saham ASII ditutup terkoreksi Rp950 (4,61%) ke level Rp19.650. Daya beli yang melemah akibat kenaikan BBM berpotensi menurunkan penjualan Astra Internasional terutama untuk kendaraan roda empat. Secara teknikal, saham ASII juga melanjutkan signal jual yang telah dibentuk MACD sejak akhir pekan lalu karena telah menurun ke areal negatif dan line MA(10) telah bergerak menurun tajam memotong line MA(5) yang berada di bawahnya membentuk signal jual.

Laporan keuangan Telekomunikasi Indonesia untuk 31 Desember 2007 yang telah dipublikasikan pada akhir pekan kemarin memberikan sentimen negatif pada pelaku pasar seiring kenaikan pendapatan usaha, laba bersih, dan laba usaha Telkom di tahun 2007 yang tercatat lebih rendah dibandingkan 2006. Pendapatan usaha 2007 naik 15,88% sedangkan pada 2006 naik 22,69%. Laba usaha 2007 naik 22,6% sedangkan pada 2006 naik 32,95%. Laba bersih 2007 naik 16,82% sedangkan pada 2006 naik 37,68%. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk membukukan ROE 38,1% di tahun 2007, turun 2,84% dari level 2006 yaitu 39,21%. Saham TLKM kemarin ditutup terkoreksi Rp300 (3,49%) ke level Rp8.300 per lembar saham.

IHSG juga tertekan oleh pergerakan saham BUMI yang melanjutkan koreksi teknikalnya setelah menembus areal sell pada sepekan sebelumnya. Harga BUMI akan melanjutkan penurunan hingga ke level Rp6.500 untuk membentuk konsolidasi jangka pendek atau bearish flag dan shoulder yang pada akhirnya akan menurun kembali menuju level Rp5.000 dalam waktu dua bulan mendatang. Kemarin saham BUMI ditutup terkoreksi Rp500 (6,25%) ke level Rp7.500 per lembar saham.

Indeks regional Asia Pasifik yang bergerak turun akibat sentimen negatif pergerakan harga minyak dunia juga memberikan tekanan bagi pergerakan IHSG. Indeks Nikkei225 turun 2,3%, indeks Hangseng turun 2,37%, dan indeks Strait Times turun 0,6%.

Senin, Mei 26, 2008

Indeks bergerak fluktuatif

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan bursa saham bergerak fluktuatif hingga ditutup lebih rendah 2,88 poin (0,12%) ke level 2.465,96 di akhir pekan kemarin dibandingkan dengan posisi penutupan akhir pekan sebelumnya yang berada pada level 2.468,84. IHSG sempat menyentuh level 2.510,96 atau naik 1,7% pada penutupan awal pekan ini atau sehari menjelang libur nasional 20 Mei. Rencana aksi korporasi emiten, realisasi gain, laporan keuangan Telekomunikasi Indonesia dan pergerakan harga minyak dunia yang menembus level $133 per barel maupun rencana kenaikan BBM oleh pemerintah menjadi penggerak IHSG selama sepekan kemarin.

IHSG bergerak melemah seiring semakin gencarnya demo menentang kebijakan pemerintah menaikkan BBM di pertengahan pekan kemarin dan hal ini memberikan sedikit kekhawatiran atas kondisi keamanan dalam negeri dan kegiatan bisnis ibukota. Secara fundamental, kenaikan BBM memberikan pesimisme tersendiri pada investor bursa terhadap kinerja emiten perbankan. Sentimen negatif tersebut membuat harga saham perbankan seperti BBCA terus bergerak melemah sepanjang pekan kemarin. Dalam sepekan, saham BBCA turun Rp200(6,4%) ditutup pada posisi Rp2.925 pada akhir pekan kemarin. Kondisi serupa juga terjadi pada saham BMRI yang turun Rp150(5%) ditutup pada posisi Rp2.825 dan saham BBRI yang turun Rp200(3%) ditutup pada posisi Rp6.200. Investor mengkhawatirkan peningkatan inflasi Mei dan posisi BI rate di awal Juni yang akan kembali dinaikkan menyesuaikan tingkat inflasi.

Pergerakan IHSG juga tertekan oleh aksi profit taking pelaku bursa atas saham BUMI yang telah naik 69,5% sejak awal April. Secara teknikal, saham BUMI telah membentuk bullish flag dan double bottom yang telah memasuki areal sell pada awal pekan ini untuk periode 11 minggu terakhir. Selain itu, indikator RSI saham BUMI telah menunjukkan signal overbought atau melewati level 70 tepat 75,70 pada penutupan senin 19 Mei.

Laporan keuangan Telekomunikasi Indonesia untuk 31 Desember 2007 yang telah dipublikasikan pada akhir pekan kemarin memberikan sentimen negatif pada pelaku pasar seiring kenaikan pendapatan usaha, laba bersih, dan laba usaha Telkom di tahun 2007 yang tercatat lebih rendah dibandingkan 2006. Pendapatan usaha 2007 naik 15,88% sedangkan pada 2006 naik 22,69%. Laba usaha 2007 naik 22,6% sedangkan pada 2006 naik 32,95%. Laba bersih 2007 naik 16,82% sedangkan pada 2006 naik 37,68%. Sentimen negatif tersebut mendorong pelaku pasar segera merealisasikan gain yang telah dibentuk sehari sebelumnya sebesar Rp100 dan di penutupan akhir pekan kemarin TLKM ditutup turun Rp50(0,58%) ke posisi Rp8.600.

Pergerakan IHSG dalam pekan kemarin juga diwarnai oleh beberapa aksi korporasi seperti keberhasilan United Tractors melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara dalam meraih kontrak penambangan batubara senilai US$1,1miliar atau Rp10,12 triliun dari PT Jembayan Muarabara, keikutsertaan Hexindo Adiperkasa dalam tender proyek alat berat senilai US$600juta atau senilai Rp5,52triliun serta rencana Barito Pacific Timber yang akan mengakuisisi 75,95% saham Tri Polyta Indonesia yang dimiliki oleh Newport Global Investment Ltd dan Prajogo Pangestu.

Dalam sepekan, saham UNTR naik Rp300(2,26%) ke posisi Rp13.600, saham HEXA naik Rp340(31.19%) ke posisi Rp1.430, dan saham BRPT naik Rp500(31,25%) ke posisi Rp2.100.

Jumat, Mei 23, 2008

Ulasan Pasar 23 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham ditutup menguat tipis dari penutupan rabu sebesar 9,24 poin (0,37%) ke level 2.503,95 terdongkrak oleh pergerakan harga saham Barito Pacific. Secara teknikal, IHSG kembali menguat, setelah terkoreksi 16,25 poin pada penutupan sehari sebelumnya, terdongkrak oleh kenaikan harga saham TLKM dan ISAT. Di sisi lain, IHSG tertekan oleh koreksi ASII, dan saham perbankan karena sentimen negatif kenaikan harga BBM individu sebesar 33% dan untuk diesel sebesar 28%.

IHSG bergerak naik secara teknikal oleh saham Telekomunikasi Indonesia dan Indosat yang telah bearish sejak dua minggu sebelumnya. Sudut penurunan garis rerata bergerak (moving average) jangka menengah yang berada di atas line jangka pendek lebih besar dibandingkan dengan jangka pendeknya serta cenderung akan membentuk perpotongan yang memberikan signal beli. Dari grafik MACD, saham TLKM pun telah membentuk signal beli seiring harga penutupan pada hari rabu yang telah memasuki areal positif. Saham TLKM ditutup naik Rp100(1,17%).

Dari saham Indosat, line MA jangka pendek membentuk sudut naik dan segera memotong serta membawahi line MA jangka menengah yang memberikan signal beli pada pelaku pasar. Grafik MACD juga telah memasuki areal positif yang menunjukkan signal beli untuk ISAT. Kemarin, ISAT dibuka pada level Rp5.900 dan ditutup pada level Rp6.300 yang juga level tertinggi pada hari yang sama.

Dari sektor industri dasar, rencana aksi korporasi Barito Pacific Timber yang akan mengakuisisi 75,95% saham Tri Polyta Indonesia milik Newport Global Investment Ltd dan Prajogo Pangestu memberikan sentimen positif IHSG pada penutupan kemarin. saham BRPT bergerak naik Rp360(19,25%)

IHSG juga terdongkrak oleh saham BUMI yang berbalik arah dari penurunan sehari sebelumnya karena informasi rencana Bumi Resources untuk mencari pinjaman sebesar US$121juta dalam upayanya menandingi tawaran Aneka Tambang atas saham Herald Resources. Saham BUMI ditutup naik Rp50(0,6%)

Harga minyak dunia yang telah menyentuh level $135 per barel membuat pelaku pasar panik atas ancaman inflasi dan pergerakan BI rate. Kepanikan tersebut mendorong aksi jual atas saham perbankan. Saham BMRI dan BBCA ditutup turun Rp50(1,7%) dan Rp25(0,8%). Saham BBRI ditutup turun Rp200(3,1%)

Kenaikan harga BBM sebesar 33% dalam pekan ini menekan saham Astra Internasional seiring kekhawatiran pelaku pasar atas melemahnya daya beli masyarakat untuk kendaraan roda empat. Selain itu, inflasi bulan Mei yang terancam naik karena kenaikan BBM memberikan peluang bagi kenaikan BI rate yang berpotensi meningkatkan suku bunga kredit dan melemahkan penjualan Astra Internasional. Saham Astra Internasional ditutup terkoreksi Rp600(2,76%).

Kamis, Mei 22, 2008

Ulasan Pasar 22 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Pasar saham di perdagangan rabu kemarin akhirnya terkoreksi setelah bullish sejak 9 Mei yang lalu. Secara teknikal, IHSG memang telah memasuki area jenuh beli atau overbought dan dapat terkoreksi sejak penutupan awal pekan ini. Namun, karena tidak ada sentimen negatif yang menghinggapi pasar menjelang libur nasional kemarin, IHSG masih ditutup menguat di penutupan senin.

Namun, kemarin koreksi pasar akhirnya terbentuk oleh sentimen negatif pergerakan harga minyak dunia yang menciptakan rekor baru $129 per barel memberikan kekhawatiran peningkatan laju inflasi hingga akhir tahun 2008 ini. Saham-saham yang terkait dengan suku bunga seperti Bank Mandiri, BBCA, dan ASII memberikan tekanan bagi IHSG kemarin. selain itu, pergerakan harga minyak juga mendorong terjadinya koreksi bursa regional Asia Pasifik yang ikut mempengaruhi pelaku pasar dalam negeri. Indeks Nikkei-225 turun 1,65% dan Straits Times turun tipis 0,09%.

Secara teknikal, saham BBCA telah memberikan signal jual semenjak 14 Mei karena harga rerata jangka menengah telah bergerak menurun mendekati garis rerata jangka pendek. Saham BMRI telah menjauh dari upperline sejak 16 Mei yang menandakan harga akan bearish. Harga minyak dunia yang menembus level $129 per barel atau naik 2,4% dalam dua hari perdagangan membuat pelaku pasar panik atas ancaman inflasi yang dapat memicu koreksi massal bursa atas gain enam hari sebelumnya. Kepanikan tersebut pada akhirnya mendorong aksi jual atas saham perbankan. Dari sisi fundamental, inflasi yang bergerak naik akan memicu Bank Indonesia untuk menaikkan BI rate hingga akhir tahun ini. Saham BMRI dan BBCA ditutup turun Rp50(1,68%) dan Rp75(2,4%).

Dampak selanjutnya akan mempengaruhi pendapatan emiten di sektor otomotif seperti Astra Internasional yang berpotensi tertekan karena melemahnya penjualan akibat suku bunga kredit yang meningkat. Saham Astra Internasional ditutup terkoreksi Rp250(1,14%).

Koreksi teknikal juga melanda saham BUMI yang turun sebesar Rp200(2,37%) karena pergerakan indeks RSI saham BUMI yang menembus level 70 atau tepatnya 70,66 yang menandakan saham BUMI telah mengalami overbought. Level RSI tersebut juga merupakan level tertinggi BUMI dalam enam bulan terakhir.

Di sisi lain, rencana Barito Pacific Timber yang akan mengakuisisi 75,95% saham Tri Polyta Indonesia yang dimiliki oleh Newport Global Investment Ltd dan Prajogo Pangestu memberikan sentimen positif pada bursa. Saham BRPT ditutup naik Rp150 (8,72%)

Senin, Mei 19, 2008

Ulasan Pasar 19 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham di awal pekan ini berhasil menembus level 2.500 ditutup naik sebesar 42,12 poin (1,71%) ke level 2.510,96 disebabkan pasar yang telah underpriced dalam periode tiga bulan terakhir sejak bulan Febuari yang lalu. Pelaku pasar telah memasukkan harga saat ini dengan proyeksi kenaikan BBM yang akan diumumkan pemerintah dalam minggu ini (price-in). Harga minyak yang bergerak naik US$1 per barel dari level akhir pekan kemarin ke level $126 per barel tidak terlalu dikhawatirkan pasar karena adanya komitmen negara-negara arab yang akan meningkatkan produksi minyak. Munculnya beberapa aksi korporasi positif emiten memberikan dorongan pada pelaku pasar untuk mengkoleksi saham-saham emiten terkait yang secara teknikal jugamasih berada dalam posisi beli. Investor asing mencatat netbuy sebesar Rp219miliar.

Saham BUMI, AALI, dan ITMG masih memberikan kesempatan pada pelaku bursa untuk mengkoleksi saham-saham tersebut. Secara teknikal, saham BUMI menunjukkan posisi beli seiring grafik MA jangka pendek masih memberikan jarak dengan garis MA jangka menengah di atasnya. Dari bentukan bollinger bands, harga BUMI pada penutupan akhir pekan menembus garis upper yang memberikan signal akan bullishnya harga BUMI dalam pekan ini. Kondisi serupa juga dialami oleh saham AALI, dan ITMG. Saham BUMI ditutup naik Rp450(5,62%), AALI naik Rp1.100(4,26%), dan ITMG naik Rp1.700(6,55%). Harga minyak dunia yang bergerak naik ikut memberikan sentimen positif bagi potensi permintaan batubara dan biofuel di masa datang.

Dari sektor jasa, emiten alat berat United Tractors mencatat gain seiring keberhasilan United Tarctors melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara dalam meraih kontrak penambangan batubara senilai US$1,1miliar atau Rp10,12 triliun dari PT Jembayan Muarabara. Secara teknikal, UNTR berposisi beli seiring pergerakan harga yang sempat menembus upper line bollinger bands, serta garis MA jangka pendek dan jangka menengah yang belum memberikan signal memotong. Saham UNTR ditutup naik Rp850(6,39%)

IHSG juga terdongkrak oleh kenaikan harga MEDC dan ENGR. Pelaku pasar melanjutkan aksi koleksi kedua saham tersebut seiring kenaikan harga minyak dunia. Saham MEDC dan ENRG ditutup naik Rp75(1,54%) dan Rp40(3,67%).

Saham otomotif Gajah Tunggal ditutup naik Rp10(2,22%) terdogkrak rencana alokasi dana sebesar US$55juta untuk kepentingan ekspansi. Selain itu, saham Hexindo Adiperkasa juga mencatat gain oleh berita positif keikutsertaan Hexindo dalam tender proyek alat berat senilai US$600juta atau senilai Rp5,52triliun. Saham HEXA ditutup naik Rp310(28,44%).

Aksi korporasi topang kenaikan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan sepanjang pekan kedua bulan Mei ini mencatat kenaikan sebesar 93,81 poin (3,95%) ditutup pada level 2.468,84 sejalan dengan rencana aksi korporasi beberapa emiten unggulan dan aksi beli investor asing. Pergerakan bullish IHSG selama sepekan kemarin diantaranya dimotori oleh kenaikan harga saham emiten otomotif, perbankan, semen, pertambangan, dan kelapa sawit.

IHSG bergerak sejalan dengan gain saham ASII yang naik 6,45% ke posisi Rp21.450. Penjualan mobil di bulan April 2008 yang naik sebesar 47% dibandingkan April tahun lalu memberikan sentimen positif bagi saham Astra Internasional setelah sepekan sebelumnya tertekan oleh kenaikan BI rate dan inflasi April.

Saham BNGA dan LPBN ikut mendongkrak IHSG hingga akhir pekan seiring sentimen positif terkait rencana Bumiputera-Commerce Holding Bhd yang akan mempercepat proses Bank Niaga dan Bank Lippo. Saham BNGA naik 32,86% ke level Rp930 dan LPBN naik 23,81% ke level Rp2.600. Saham perbankan lainnya, BMRI naik 3,48% dan BBRI naik 5,79% dalam sepekan

Dari emiten semen, saham INTP naik 16,24% ke posisi Rp6.800 dan SMCB naik 18,48% ke posisi Rp1.090 terkerek oleh laporan penjualan semen domestik bulan April 2008 yang naik sebesar 53% (yoy). Kenaikan INTP juga terkait kebijakan dividen Indocement Tunggal Perkasa yang akan membagikan dividen sebesar 15% dari laba bersih 2007 dan menyiapkan dana sebesar Rp6,71triliun untuk meningkatkan kapasitas produksi dan ekspansi.

Saham TINS naik 3,01% ke level Rp34.250 dan BUMI naik 8,84% ke level Rp8.000. PT Timah berencana untuk mengakuisisi empat tambang batubara senilai Rp2triliun di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan. Kenaikan BUMI terkait rencana Bumi Resources untuk buyback saham tahun ini dan kenaikan harga jual batubara Bumi Resouces ke Jepang senilai $132 per metrik ton atau dua kali lipat dari tahun lalu

Penguatan IHSG selama sepekan juga sejalan dengan gain saham emiten kelapa sawit seperti AALI, UNSP, dan TBLA. Saham AALI naik 5,52%, UNSP naik 3,53%, dan TBLA naik 8,77%. Emiten kelapa sawit bergerak positif seiring kenaikan harga CPO di bursa Malaysia yang menyentuh level $1,094 dalam pekan kemarin untuk pengiriman Juli, yang merupakan level tertinggi dalam empat pekan terakhir. Bakrie Sumatera Plantations mencari dana $80juta dari private equity fund untuk menggarap bisnis CPO dengan skema joint venture melalui anak usahanya yaitu PT Bakrie Sentosa Persada. Tunas Baru Lampung berencana untuk menambah 15,000 hektar perkebunan kelapa sawit di Jambi.

IHSG juga tertopang saham PGAS, KARK, dan BHIT. Dalam sepekan, saham PGAS bergerak naik 6,74%, Dayaindo Resources Internasional naik 13,33%, dan Bhakti Investama naik 10,20%. Perusahaan Gas Negara berencana untuk stock split 1:5. Saham, Dayaindo berencana membeli perusahaan tambang batubara PT Risna Karya Wardhana Mandiri senilai Rp93miliar dan Bhakti Investama berencana untuk buyback saham senilai Rp500miliar. Selain itu, saham Arpeni Pratama Ocean Line naik 10,64% ke posisi Rp520, Arpeni berencana untuk membeli empat kapal Panamax senilai US$180juta.

Rencana pemerintah yang akan menaikkan BBM ikut mendongkrak IHSG seiring penilaian positif dari investor asing karena berpotensi menurunkan defisit APBN-P 2008 dari Rp94,5 triliun (2,1%) menjadi Rp82,3 triliun (1,8%), utang luar negeri yang diperlukan untuk menutup defisit APBN-P 2008 pun akan turun sebesar Rp12,2triliun. Di samping itu, pergerakan harga minyak dunia yang steady di level $125 per barel dan rencana pemerintah AS yang akan menerbitkan Undang-Undang yang membatasi aksi spekulan di bursa komoditas ikut menjadi penggerak positif bursa saham regional Asia Pasifik termasuk Indonesia. Dalam sepekan, investor asing di BEI membukukan total net buy sebesar Rp1.061miliar.

Rabu, Mei 14, 2008

Ulasan Pasar 14 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham terus melanjutkan kenaikan hingga penutupan hari ini. IHSG ditutup naik 30,44 poin (1,26%) ke level 2.449,33 ditopang oleh selective buying saham-saham perbankan, semen, dan otomotif. Investor asing masih membukukan net buy dengan nilai bersih sebesar Rp18miliar. IHSG mendapat tekanan aksi profit taking pada saham-saham batubara.

IHSG bergerak naik oleh saham perbankan setelah muncul berita pemegang saham mayoritas saham Bank Niaga yaitu Bumiputra-Commerce Holding Bhd akan mempercepat proses merger antara Bank Niaga dan Bank Lippo. Saham BNGA naik Rp130 (16,88%) dan LPBN naik Rp325 (14,61%) diikuti oleh saham BMRI yang naik Rp100 (3,45%) dan BDMN yang naik Rp150 (2,42%).

Saham emiten semen mencetak gain oleh informasi mengenai penjualan semen domestik yang naik 53% pada bulan April tahun ini (yoy). Saham INTP naik Rp450 (7,38%), SMCB naik Rp180 (19,15%), dan SMGR naik Rp50 (1,09%).

Penjualan mobil di bulan April 2008 yang naik 47% dibandingkan bulan April tahun lalu memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga saham Astra Internasional. Saham ASII kemarin ditutup gain Rp550 (2,63%).

Saham Bumi Resources ditutup terkoreksi Rp50 (0,66%) akibat aksi profit taking investor asing setelah sehari sebelumnya memborong saham BUMI. Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam ikut ditutup turun sebesar Rp150 (1,33%).

Saham Astra Agro Lestari juga menopang IHSG setelah ditutup naik Rp600 (2,4%). Pelaku pasar mendapat sentimen positif dari pergerakan harga CPO di bursa Malaysia yang menyentuh level $1,094 per ton untuk pengiriman bulan Juli yang merupakan level tertinggi dalam empat minggu.

Selasa, Mei 13, 2008

Ulasan Pasar 13 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham hari ini ditutup menguat tajam sebesar 1,72% atau naik 40,90 poin ke level 2.418,90. Saham pertambangan dan perbankan menjadi penggerak utama IHSG. Selain itu, indeks bursa regional Asia Pasifik seperti Nikkei255 dan Hangseng serta Indeks Dow Jones memberikan sentimen positif bagi penguatan IHSG. Pasar juga mendapat sentimen positif dari aksi beli investor asing yang membukukan net buy sebesar Rp413 miliar.

Dari sektor pertambangan, IHSG bergerak naik oleh kenaikan harga saham Bumi Resources yang ditutup meningkat Rp250 (3,4%) yang terdorong oleh rencana buyback saham BUMI. Saham INCO naik Rp200 (3,15%), MEDC naik Rp225 (5,23%), dan TINS naik Rp1.100 (3,33%). Saham TINS bergerak naik oleh rencana PT Timah Tbk yang akan mengakuisisi empat tambang batubara senilai Rp2 triliun di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sumatera Selatan. Saham MEDC bergerak naik setelah PT Medco Energi Internasional berencana buyback saham dengan harga beli Rp9.000 per lembar saham

Saham-saham perbankan seperti BBRI yang naik Rp400 (6,72%), BMRI naik Rp25 (0,87%), BBCA naik Rp25 (0,79%), BNGA naik Rp70 (10%).

Dari sektor industri dasar, IHSG bergerak naik oleh kenaikan INTP dan SMCB yang masing-masing bergerak naik Rp250 (4,3%) dan Rp30 (3,3%). Produsen semen berencana meningkatkan harga jual semen bila pemerintah menaikkan harga BBM.

IHSG juga tertopang oleh kenaikan harga saham ASII yang ditutup naik Rp550 (2,7%), dan AUTO yang ditutup naik Rp150 (4,23%).

Dari eksternal bursa, indeks Hagnseng ditutup naik 489,6 poin (1,95%), indeks Nikkei-225 ditutup naik 210,37 poin (1,53%), dan indeks Dow Jones ditutup naik 130,43 poin (1,02%).

Investor asing kembali masuk ke bursa seiring rencana pemerintah yang hampir dipastikan akan menaikkan BBM, mereka menilai APBN-P 2008 akan lebih kuat dalam melunasi kewajibannya.

Harga minyak dunia yang fluktuatif dan cenderung naik di tengah perekonomian AS yang belum pulih, kurangnya supply minyak dari negara teluk, dan kerusuhan di Nigeria memberikan sentimen positif bagi Indonesia sebagai negara pengekspor batubara dan komoditas tambang lainnya. Oleh karena itu, saham-saham pertambangan khususnya batubara mendominasi kenaikan IHSG hari ini. Masuknya investor asing ke bursa saham lebih tertuju kepada saham-saham batubara

Senin, Mei 12, 2008

Ulasan Pasar 12 Mei 2008

Oleh Harry Setadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pasar saham pada perdagangan awal pekan ini mencatat kenaikan tipis sebesar 2,98 poin atau 0,13% dari penutupan akhir pekan kemarin ke level 2.378. Kenaikan ini antara lain dipengaruhi aksi beli saham sektor aneka industri yaitu Astra Intenasional dan infrastruktur yaitu Perusahaan gas Negara dan Telekomunikasi Indonesia.

Saham Astra Internasional ditutup naik Rp250 ke posisi Rp20.400, saham PGAS naik Rp300 ke posisi Rp13.650, dan saham Telekomunikasi Indonesia naik Rp50 ke posisi Rp8.650 per lembar saham. Aksi beli terjadi karena saham-saham tersebut secara teknikal telah berada dalam posisi beli setelah ditekan oleh sentimen inflasi April dan BI rate pekan kemarin. Saham PGAS mendapat sentimen positif dari rencana stock split PGAS dengan rasio 1:5.

Indeks mendapat tekanan dari koreksi harga saham di sektor pertambangan. Pelaku pasar melakukan profit taking atas saham PTBA, ITMG, ANTM, ENRG, dan APEX setelah sepekan kemarin mencetak gain oleh sentimen pergerakan harga minyak dan aksi korporasi. Saham PTBA terkoreksi Rp150, ITMG turun Rp150, ANTM turun Rp25, ENRG turun Rp10, dan APEX turun Rp25. Dalam sepekan kemarin, saham APEX bergerak naik Rp240 dipengaruhi oleh sentimen positif rencana Mitra Rajasa untuk mengakuisisi 80,6% saham anak usaha Medco Energi Internasional ini. Harga minyak dunia masih berada di level $125 per barel dan sempat menyentuh level tertinggi $126 per barel dan nilai rupiah menguat 6 poin ke posisi Rp9.250/US$ dari posisi akhir pekan lalu Rp9.256/US$.

Pelaku pasar tetap pada posisi short-term trading mengingat harga minyak dunia yang masih tinggi dan menunggu kepastian rencana kenaikan BBM oleh pemerintah. Harga sembako dan makanan serta transportasi yang mulai merangkak naik mempengaruhi pelaku pasar saham untuk bertransaksi jangka pendek. Inflasi akan menekan return saham mereka dan mendorong mereka untuk merealiasasikan gain sedikit demi sedikit.

Beberapa rencana aksi korporasi juga ikut mengangkat indeks hari ini. Dayaindo Resources Internasional berencana untuk membeli perusahaan tambang batubara PT Risna Karya Wardhana Mandiri senilai Rp93miliar, saham KARK naik Rp40 ke posisi Rp265. Tunas Baru Lampung berencana untuk menambah 15.000 hektar perkebunan kelapa sawit di Jambi, saham TBLA naik Rp50 ke posisi Rp620. Bhakti Investama berencana untuk buyback saham senilai Rp500miliar, saham BHIT naik Rp10 ke posisi Rp500. Saham Arpeni Pratama Ocean Line berencana beli empat kapal Panamax senilai US$180juta, saham APOL naik Rp10 ke posisi Rp480 per lembar saham.

Emiten batubara dan CPO topang kenaikan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan selama sepekan kemarin naik tipis 1,38% ke level 2.375,03. Kenaikan ini antara lain disebabkan oleh pergerakan saham pertambangan terutama emiten batubara dan emiten kelapa sawit. Di sisi lain, IHSG juga mendapat tekanan dari koreksi pasar atas saham otomotif dan perbankan. Harga minyak dunia telah mencapai $125,13 atau naik 7,6% dalam sepekan dari level $116,32. Rupiah telah melemah 19 poin dalam sepekan ke level Rp9.240/US$

Dari sektor pertambangan, saham BUMI naik 12,21% dalam sepekan, selain karena sentimen kenaikan harga minyak dunia, Bumi Resources berencana menaikkan tawaran atas akuisisi Herald Resources merespon kemajuan yang diperoleh Aneka Tambang untuk rencana aksi serupa setelah Aneka Tambang mengantongi persetujuan pemerintah Australia untuk mengakuisisi saham Herald Resources Ltd senilai AS$467juta atau AS$2,5 per saham. BUMI akan menyiapkan penawaran minimal AS$2,62 per saham. Saham ANTM naik 7,25% dalam sepekan. Saham BUMI juga tertopang oleh sentimen positif rencana Bumi Resources yang akan membeli minimal 10% saham Darma Henwa. Saham DEWA dalam sepekan naik 21,74%. Saham batubara lainnya yaitu PTBA naik 10,53% terdongkrak pula oleh rencana perusahaan untuk mengakuisisi dua perusahaan tambang batubara di Kalimantan.Timur dan Kalimantan Selatan untuk meningkatkan kapasitas produksi 2009.

Saham Medco Energi Internasional naik 6,88% dalam sepekan seiring sentimen positif kenaikan harga minyak dunia dan juga penawaran dari Mitra Rajasa yang akan mengakuisisi 80,6% saham Apexindo. Dalam sepekan, saham APEX ditutup naik 13,64% dan saham Mitra Rajasa naik 17,91%. Selain itu, saham ENRG naik 3,77% ke posisi Rp1.100 dari posisi akhir pekan sebelumnya Rp1.060. Harga minyak dunia yang bergerak naik ikut memberikan sentimen positif bagi emiten minyak lainnya seperti Energi Mega Persada.

Saham CPO bergerak naik terdorong sentimen harga minyak yang terus naik dan berpotensi meningkatkan penggunaan biofuel pada industri. Saham LSIP naik 11,54% dan AALI naik 3,6%.

Dari sektor industri dasar, IHSG tertopang oleh saham SMGR yang ditutup naik 4,62% selama sepekan dan mencapai level tertinggi sepekan di posisi Rp4.625 pada 7 Mei. Semen gresik membagikan dividen 50% atas laba bersih 2007 Rp1,775 triliun sebesar Rp887,5miliar atau dividen per share Rp149,6 dengan jumlah saham yang beredar 5,93 miliar saham.

Saham ASII dari sektor aneka industri menekan IHSG di akhir pekan, pelaku pasar melakukan aksi profit taking atas saham ASII yang sempat naik 2,66% pada penutupan 7 Mei setelah pasar mendapat sentimen positif dari data Gaikindo untuk penjualan mobil di bulan April 2008 yang naik 46,27% dibandingkan April 2007. Koreksi atas saham ASII disebabkan karena pasar mengkhawatirkan kinerja Astra Internasional dan anak usahanya yaitu Astra Otoparts untuk semester I/2008 ini seiring harga minyak yang terus naik dan rupiah yang terus melemah akan meningkatkan biaya impor terutama suku cadang. Saham Astra Otoparts terkoreksi 5,26% dalam sepekan.

Dari sektor perbankan, pasar masih diliputi oleh sentimen negatif kenaikan BI rate 6 Mei lalu sebesar 25bps ke posisi 8,25%. Seiring BI rate yang bergerak naik, perbankan juga akan menyesuaikan biaya dana pihak ketiga yang tentunya akan dinaikkan dan kenaikan itu harus dikompensasi dengan peningkatan suku bunga kredit agar net interest margin perbankan tidak turun dan kinerja perbankan tetap stabil. Di sisi lain, bila suku bunga kredit naik akan berdampak rasio NPL perbankan akan ikut naik dan diperburuk oleh melemahnya daya beli masyarakat karena naiknya harga bahan pangan dan harga BBM. Selama sepekan kemarin, saham Bank BRI terkoreksi 8,33% dan Bank Mandiri terkoreksi 7,26%.

Kamis, Mei 08, 2008

Ulasan Pasar 9 Mei 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks Harga saham gabungan pada penutupan rabu kemarin ditutup terkoreksi tipis 5,77 poin atau 0,24% dari penutupan sehari sebelumnya ke level 2.376,93. Koreksi ini disumbang oleh koreksi saham-saham perbankan, infrastruktur, barang konsumsi, dan aneka industri. Sebaliknya, saham-saham pertambangan menjadi penahan koreksi IHSG pada penutupan kemarin.

Pasar masih diliputi oleh sentimen negatif dari kenaikan BI rate 6 Mei lalu sebesar 25bps ke posisi 8,25%. Pelaku pasar sangat mengkhawatirkan perubahan BI rate tersebut akan meningkatkan suku bunga kredit perbankan, meskipun saat ini belum ada indikasi bahwa perbankan akan segera menaikkan suku bunga kredit menimbang daya beli masyarakat yang juga melemah karena kenaikan harga bahan pangan dan BBM di awal Juni mendatang.

Namun, seiring BI rate yang bergerak naik, perbankan akan menyesuaikan biaya dana pihak ketiga yang tentunya akan dinaikkan dan al tersebut harus dikompensasi dengan peningkatan suku bunga kredit agar net interest margin perbankan tidak turun dan kinerja perbankan tetap stabil. Di sisi lain, bila suku bunga kredit naik berdampak rasio NPL perbankan akan naik dan hal tersebut diperburuk oleh kondisi daya beli masyarakat yang melemah karena harga bahan pangan dan juga pergerakan harga minyak dunia yang terus naik hingga menembus level $123 per barel yang semakin menguatkan kenaikan laju inflasi dalam tahun 2008 ini. Saham BDMN turun 2,4%, BMRI turun 1,72%, BNGA turun 1,41%, dan BBNI turun 0,83%.

Saham Infrastruktur terutama Telekomunikasi Indonesia menekan IHSG dengan koreksi 2,86% ke posisi Rp8.500. Pelemahan daya beli masyarakat saat ini akibat kenaikan harga bahan pangan dan harga minyak dunia memberikan sentimen negatif pada pelaku pasar terhadap pendapatan Telekomunikasi Indonesia. Di tengah daya beli yang melemah, masyarakat akan mengurangi porsi pengeluaran komunikasinya. Selain itu, pasar mendapat sentimen negatif dari rencana Telkom yang akan mencari pinjaman US$500juta dari bank lokal di tengah potensi nilai rupiah yang melemah seperti saat ini karena kenaikan harga minyak dunia untuk mengakuisisi perusahaan telekomunikasi di Timur Tengah. Rupiah melemah 25 poin ke level Rp9.280 dan sempat menyentuh posisi Rp9.318 pada perdagangan kemarin.

Sentimen negatif kenaikan harga minyak dunia dan inflasi juga merambah ke saham sektor aneka industri dan barang konsumsi. Saham ASII dari sektor aneka industri terkoreksi 3,76% dan UNVR dari sektor barang konsumsi turun 1,46%. Pelaku pasar juga segera melakukan aksi profit taking atas saham ASII yang naik 2,66% pada penutupan rabu setelah pasar mendapat sentimen positif data Gaikindo untuk penjualan mobil di bulan April 2008 yang naik 46,27% dibandingkan April 2007.

Dari sektor pertambangan, koreksi IHSG tertahan oleh saham batubara seiring naiknya harga minyak dunia dan juga sentimen positif rencana aksi korporasi Bumi Resources yang akan membeli minimal 10% saham DEWA. Saham DEWA kemarin ditutup naik 34% ke posisi Rp470 dan BUMI naik 4,29% ke posisi Rp7.300. Sentimen kenaikan harga minyak yang terus melaju menembus level $123 per barel juga mengerek saham PTBA. Saham Apexindo ditutup naik 6,25% setelah muncul penawaran dari Mitra Rajasa yang akan mengakuisisi 80,6% saham Apexindo.

Selasa, Mei 06, 2008

Ulasan Pasar 5 Mei 2008

Ulasan Pasar 5 Mei 2008
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan indeks harga saham gabungan ditutup naik 4,56% atau 102,18 poin ke level 2.342,76 dari penutupan akhir pekan lalu 2.240,58 antara lain terdongkrak oleh saham-saham dari sektor finansial, aneka industri, dan barang-barang konsumsi.

Pengumuman inflasi April yang diumumkan akhir pekan kemarin, sebesar 0,57% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Maret yang sebesar 0,95% memberikan sentimen positif pada pelaku pasar untuk memburu saham-saham perbankan, meskipun secara tahunan (yoy) inflasi tercatat naik 79bps ke posisi 8,96%. Laju inflasi April yang menurun untuk periode bulanan dan pemangkasan suku bunga The Fed ke level 2% memberikan sentimen positif pada BI rate untuk tetap di level saat ini 8% dan tidak bergerak naik.

IHSG terdongkrak oleh saham sektor finansial seperti saham Bank Mandiri yang dalam sepekan naik 18,1% ke posisi Rp3.100, Bank BRI naik 12,8% ke posisi Rp6.600, Bank Danamon naik 11,93% ke posisi Rp6.100, dan Bank BCA naik 5,08% ke posisi Rp3.100.

Laporan keuangan kuartal I/2008 sektor perbankan memberikan sentimen positif bagi kenaikan harga saham perbankan. Laba bersih Bank Mandiri untuk kuartal I/2008 naik 35% dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya ke level Rp1,39 triliun karena penurunan biaya dana pihak ketiga yaitu tabungan dan giro. Laba bersih Bank BCA untuk kuartal I/2008 naik sebesar 9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau ke level Rp1,2 triliun karena meningkatnya penyaluran kredit dan laba bersih Bank BRI naik 15% ke posisi Rp1,41 triliun untuk periode yang sama.

IHSG juga bergerak naik karena pergerakan harga saham Astra Internasional yang mencatat gain 8,8% dalam sepekan, ditutup pada posisi Rp21.050 dari posisi penutupan akhir pekan sebelumnya Rp19.350. Pergerakan tersebut dipengaruhi sentimen positif laporan keuangan kuartal I/2008 Astra Internasional dan beberapa anak perusahaannya seperti Astra Otoparts dan United Tractors. Astra Internasional mencatat kenaikan laba bersih 76% ke posisi Rp2,25 triliun dari Rp1,28 triliun di kuartal I/2007. Penjualan Astra Internasional naik 47% ke posisi Rp21,78 triliun ditopang oleh level BI rate yang stabil di posisi 8% dalam kuartal I tahun ini.
Laju inflasi April yang lebih rendah dibandingkan dengan Maret memberikan sentimen positif bagi kinerja Astra Internasional seiring BI rate yang stabil berada di posisi 8%.

Laba bersih Astra Otoparts untuk kuartal I/2008 sebesar Rp210 miliar atau naik sekitar 243% dan laba bersih United Tractors naik 108% ke posisi Rp517 miliar dari posisi Rp248 miliar di periode yang sama tahun lalu. Selama sepekan, saham AUTO naik 11,7% ke posisi Rp3.800 dan saham UNTR naik 5,5% ditutup pada posisi Rp12.550

Dari sektor konsumsi, saham Unilever Indonesia ikut memberikan sentimen positif pada IHSG dengan kenaikan harga dalam sepekan sebesar 6,15% ke posisi Rp6.900 setelah perusahaan mengumumkan kenaikan laba bersih kuartal I/2008 sebesar 31% ke level Rp703,2 miliar. Kenaikan laba bersih ini menghapus kekhawatiran pelaku pasar terhadap penurunan kinerja Unilever Indonesia karena kenaikan harga minyak dan komoditas bahan pangan yang memperlemah daya beli masyarakat.

Dari eksternal bursa, selain pemangkasan suku bunga The Fed, pergerakan harga minyak dunia yang menurun ke posisi US$113 di akhir pekan kemarin dari posisi US$118 per barel akhir pekan sebelumnya memberikan sentimen positif bagi indeks regional Asia Pasifik dan berimbas pada pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia. Di akhir pekan kemarin, Indeks Hangseng naik 1,89%, Nikkei225 naik 2,05%, dan STI naik 2,81%. IHSG ditutup naik 1,66% dibandingkan penutupan rabu (30/4).