Selasa, Agustus 11, 2009

Ulasan Pasar edisi 11 Agustus 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Perkembangan positif data pengangguran di Amerika Serikat (AS) selama bulan Juli yang turun menjadi 9,4% dari Juni sebelumnya yang sebesar 9,5% menjadi pendongkrak sekaligus sentimen positif yang cukup kuat bagi indeks BISNIS-27 Senin kemarin. Setelah bergerak fluktuatif pekan lalu dan ditutup melemah 0,26% pada perdagangan Jumat (7/8), indeks di awal pekan ini ditutup rebound 1,49% ke level 214,9.

Posisi beli masih didominasi oleh investor asing yang mengkoleksi saham-saham pertambangan, pertanian, telekomunikasi dan otomotif. Faktor pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang membaik menjadi katalis penguatan harga saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan Astra Internasional (ASII). Saham TLKM berhasil mencapai level Rp9.000 per saham naik 2,27% dan saham ASII naik 1,61% ke level Rp31.500. Menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II sebesar 4%, (yoy) meski melambat dari triwulan I yang sebesar 4,4% tetapi melebihi ekspektasi ekonom yang sebesar 3,8%.

Nilai pembelian bersih investor asing di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin sebesar Rp241,4 miliar. Saham Adaro Energy (ADRO), Indika Energy (INDY), Telekomunikasi Indonesia (TLKM), Astra Internasional (ASII), Semen Gresik (SMGR), Kalbe Farma (KLBF), Astra Agro Lestari (AALI), Bank Central Asia (BBCA), PP London Sumatera (LSIP), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), BISI Internasional (BISI), dan Timah (TINS), merupakan beberapa saham indeks BISNIS-27 yang membukukan pembelian bersih investor asing kemarin.

Sentimen penguatan indeks dipengaruhi penutupan indeks Dow Jones (DJIA) Jumat pekan lalu yang ditutup melonjak tajam 1,23% oleh laporan data pengangguran AS untuk bulan Juli. Penguatan DJIA segera direspon oleh bursa regional Asia Pasifik awal pekan ini yang dibuka menguat. Indeks Hang Seng dibuka menguat 1,88% dan indeks Nikkei-225 dibuka menguat 1,14%. Selain data penganguran AS yang memberikan ekspektasi positif perbaikan ekonomi ASl, Jepang mencatat surplus neraca berjalan hingga 2 kali lipat selama Juni sekaligus pertumbuhan surplus neraca berjalan pertama sejak 16 bulan terakhir.

Sentimen perkembangan ekonomi global yang positif baik di AS dan di Asia (Jepang), menjadi sentimen utama yang menggerakkan kenaikan harga saham indeks BISNIS-27. Ekspektasi perbaikan daya beli dan harapan meningkatnya kegiatan ekonomi dalam negeri di semester kedua tahun ini yang berasal dari belanja masyarakat dalam menyambut perayaan hari besar keagamaan seperti Puasa, Idul Fitri, dan Natal, serta dari belanja pemerintah yang biasanya akan melonjak menjelang akhir tahun, juga menjadi pertimbangan investor dalam mengkoleksi saham-saham indeks BISNIS-27 hingga perdagangan kemarin.

Tidak ada komentar: