Senin, Agustus 10, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 10 Agustus 2009

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pada perdagangan pekan pertama Agustus kemarin, indeks BISNIS-27 bergerak cukup fluktuatif dengan tren bullish masih tetap terjaga hingga penutupan akhir pekan. Aksi profit taking jangka pendek oleh investor asing mewarnai perdagangan Rabu pekan lalu, sekaligus membawa indeks ke level 211,74 di penutupan akhir pekan. Dalam sepekan, indeks bergerak menguat dari pekan sebelumnya sebesar 1,61%. Meskipun demikian, pertumbuhan indeks cenderung melemah dibandingkan pertumbuhan pekan sebelumnya yang mencapai 6,08% sekaligus menutup perdagangan akhir Juli 2009 di level 208,38.

Faktor koreksi indeks lebih disebabkan oleh aksi ambil untung investor asing setelah rupiah berhasil menyentuh level Rp9.895/US$ yang memperkecil peluang penguatan rupiah lebih lanjut bila mempertimbangkan kinerja ekspor emiten.
Selain pengumuman laju inflasi Juli, pekan kemarin juga diumumkan level BI rate yang diturunkan 25 bps ke posisi 6,5% atau terendah sepanjang sejarah BI rate. Faktor sell on news pengumuman BI rate pada Rabu (5/8) menjadi pemicu turunnya indeks BISNIS-27 sebesar 2,11% yang sekaligus koreksi terbesar indeks dalam sepekan.

Pergerakan harga minyak dunia yang mencapai level US$71 per barel dikhawatirkan akan meningkatkan kebutuhan dolar AS oleh Pertamina, sehingga berpotensi melemahkan rupiah. Inflasi terancam menguat dengan tren bullish harga minyak tersebut ditambah dengan ancaman El Nino yang berpotensi menunda masa tanam padi serta membuat harga kebutuhan bahan pokok meningkat. Selain itu, seiring kenaikan permintaan bahan pokok menjelang bulan Ramadhan menjadi pertimbangan tersendiri bagi investor. Harga kebutuhan pokok berpotensi naik dan dapat meningkatkan laju inflasi.

Di akhir pekan, indeks tertekan oleh koreksi saham-saham komoditas pertambangan dan pertanian. Koreksi teknis saham-saham di sektor pertambangan dan pertanian dipengaruhi kondisi overbought harga saham, sehingga konsolidasi pergerakan harga dibutuhkan untuk bergerak naik lebih lanjut. Investor asing masih membukukan beli bersih pada saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), Timah Tbk (TINS), PP London Sumatera Tbk (LSIP), dan International Nickel Indonesia Tbk (INCO). Aksi demo kerabat pekerja PT International Nickel Indonesia Tbk terkait rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di lingkungan perusahaan tersebut, tidak memberikan sentimen negatif terhadap minat beli investor asing terhadap saham INCO.

Tidak ada komentar: