Rabu, Agustus 13, 2008

Panic Selling tekan indeks saham

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham masih melanjutkan koreksi dengan lebih tajam di penutupan kemarin sebesar 76,34 poin (-3,6%) ke level 2.057,58 dipengaruhi panic selling pelaku pasar (cutloss) yang melepas saham-saham pertambangan khususnya batu bara dan juga saham otomotif Astra Internasional untuk mengurangi margin call sejak awal pekan ini. Saham Telekomunikasi Indonesia juga tidak luput dari aksi jual pelaku pasar merespon kondisi bursa yang tidak menentu, meskipun minyak dunia bergerak melemah ke level $113 per barel dan berpotensi memperlambat laju inflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat hingga akhir tahun. Saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) terkoreksi 3,2% ke level Rp7.500 dan saham Astra Internasional (ASII) turun 6,5% ke level Rp20.300 per lembar saham.

Saham Bumi Resources (BUMI) secara teknis telah berada dalam posisi bearish sejak akhir pekan kemarin, berdasarkan indikator Bollinger, semakin tertekan oleh harga minyak dunia yang melanjutkan koreksinya dan berpotensi menekan permintaan dunia untuk komoditas bahan bakar pengganti minyak seperti batu bara. Harga batu bara di Newscastle Port Australia bergerak melemah ke level $156,16 per ton pekan kemarin dan sejak awal Agustus telah terkoreksi 18,54% Harga saham BUMI kemarin melemah Rp150 (-2,91%) ke level Rp5.000, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp400 (-3,15%) ke level Rp12.300, dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp1.600 (-6,02%) ke level Rp25.000.

Koreksi teknis juga terjadi pada emiten kelapa sawit yaitu Astra Agro Lestari (AALI) yang berada di posisi bearish sejak awal bulan ini. Koreksi harga minyak berpotensi menurunkan permintaan CPO untuk pembuatan biofuel. Harga komoditas kelapa sawit di bursa Malaysia turun sebesar 4,1% ke level $770 per ton dari posisi $806 per ton sehari sebelumnya Harga CPO di bursa Malaysia telah melemah sebesar 4% dalam sepekan terakhir sebelum menyentuh level $806 per ton. Harga saham AALI turun Rp1.500 (-8,52%) ke level Rp16.100 dan saham London Sumatera (LSIP) turun Rp250 (-4,00%) ke level Rp6.000.

Harga nikel di bursa London yang terkoreksi 1,1% ke level $17.800 memberikan sentimen negatif bagi saham International Nickel (INCO) yang turun sebesar 7,7% ke level Rp3.575. saham Bayan Resources (BYAN) yang mengawali perdagangannya di bursa selasa kemarin, ditutup terkoreksi 6% ke posisi Rp5.450

Tidak ada komentar: